13

5.2K 476 40
                                    

A ROMANTIC STORY ABOUT JAEMIN

ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA

*****

"Tidak enak." Mark mengernyit, menggelengkan kepalanya, menghindari sendok berisi bubur yang disuapkan Jaemin kepadanya.

Hari ini adalah tiga minggu sejak Mark tersadar dari komanya, kondisinya sudah mulai membaik, dia sudah bisa duduk, sudah bisa mengucapkan lebih dari satu kalimat, dan alat-alat penunjang kehidupannya sudah mulai dilepas satu persatu, dokter sendiri memuji perkembangan Mark yang luar biasa pesat, tekad lelaki itu kuat, maka ketika dia berniat untuk sembuh dia akan merasakannya sepenuh hati.

"Kau harus memakannya," gumam Jaemin sedikit geli dengan kemanjaan Mark yang seperti anak-anak. "Ini menyehatkanmu."

"Rasanya seperti muntahan." Gumam Mark, tapi akhirnya menurut membuka mulutnya, menerima suapan Jaemin lalu mengernyit ketika menelan.

Ekspresinya membuat Jaemin tergelak, tapi kemudian Mark meraih tangan Jaemin yang tidak memegang sendok, ekspresinya berubah serius.

"Jaeminie, tak terbayangkan rasa terimakasihku padamu...aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan cintaku, aku... Para dokter dan perawat menceritakan perjuanganmu untukku..."

"Stttt," Jaemin meletakkan sendoknya dan menyentuhkan jemarinya di bibir Mark. "Perjuangannya sepadan, kau akhirnya bangun kan?"

"Tapi..." ekspresi kesedihan menghantam Mark. "Aku... Aku mungkin tidak akan bisa berjalan lagi. Aku mungkin lumpuh selamanya, aku hanya akan menjadi bebanmu..."

"Markie," Jaemin menyela sedikit marah. "Kau tidak boleh memvonis dirimu sendiri, kesembuhanmu yang luar biasa ini juga diluar prediksi dokter bukan? Kita pasti bisa kalau kita berjuang dengan tekad dan keyakinan kuat bersama-sama, meskipun begitu..." Suara Jaemin berubah sendu. "Meskipun pada akhirnya kau lumpuh selamanya pun, aku akan tetap bahagia bersamamu... Kau tahu selama ini aku selalu berdo'a apa? Aku berdo'a yang penting kau sadar, aku tidak peduli yang lain, Tuhan sudah mengabulkan do'aku sayang... Tidakkah itu cukup?"

Mata Mark tampak berkaca-kaca.

"Kau tidak tahu betapa aku mencintaimu..."

TOK TOK TOK!

Suara di pintu itu mengalihkan perhatian mereka, Jaemin dan Mark menoleh bersamaan, lalu Jaemin tersenyum, Dokter Taeyong ada di sana, dalam kunjungannya yang biasa, sekarang bahkan dokter Taeyong sudah mulai akrab dan berteman dengan Mark.

Tapi senyuman Jaemin langsung membeku ketika menyadari siapa yang mengikuti di belakang dokter Taeyong, itu Jeno!

Jeno yang sama. Jeno yang tampan dengan penampilan bak adonis, dengan ekspresi yang dingin dan tidak terbaca. Jaemin tidak pernah berhubungan dengan Jeno lagi sejak Mark sadar dari komanya, Jeno selalu memaksakan maksudnya dengan perantaraan dokter Taeyong, seperti ketika Jeno memaksakan untuk menanggung biaya rumah sakit Mark dan ketika Jeno memaksakan Jaemin setuju – lewat bujukan dokter Taeyong – agar Jaemin dan Mark pulang ke apartemen yang dibelikannya ketika Mark sudah boleh pulang dari rumah sakit nanti.

Sekarang lelaki itu berdiri di depannya, ekspresinya tak terselami dan sedikit muram, membuat Jaemin bertanya-tanya, apakah Jeno mendengarkan percakapannya dengan Mark tadi? Apakah Jeno tidak senang mendengarnya?

"Dokter Taeyong." Mark menyapa ramah ketika Jaemin hanya diam saja, lalu menatap ingin tahu ke arah lelaki tampan yang sepertinya hanya menatap terfokus kepada Jaemin.

"Halo Mark, aku datang untuk mengecek keadaanmu. Dua hari lagi kau sudah boleh pulang kalau kondisimu sebaik ini terus," Taeyong menyadari Mark menatap ke arah Jeno, lalu menyikut pinggang Jeno untuk menarik perhatian Jeno yang terarah lurus kepada Jaemin. "Dan ini Jeno, dia eh – bosku dan bos Jaemin juga."

A Romantic Story About Jaemin || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang