7. calm down, sucrose

29 2 1
                                    

albedo bergegas keluar dari kamarnya saat terdengar ketukan pintu yang langsung ia buka. dibaliknya, sucrose berdiri dengan mata sembab dan rambutnya yang berantakan.

"sucrose? kamu kenapa?"tanya albedo, membuka pintu lebih lebar. di tangannya, sucrose memegang kardus akuarium yang mereka buat tadi siang. namun bedanya, kardus itu rusak. tercabik-cabik dengan goresan dimana-mana. 

dengan nada yang tertahan-tahan sucrose mencoba menjelaskan. "kak albedo maaf...tadi...hiks...aku ketiduran, kardusnya di meja, tiba-tiba kitty masuk...hiks...terus dihancurin sama dia...maaf kak albedo aku teledor banget padahal kakak sama yang lain udah bikin susah-susah...aku lalai banget harusnya tadi ak—"dengan menahan isak tangis, gadis berambut hijau itu mengoceh tanpa henti karena panik.

"sucrose, tenang dulu...ayo coba tarik nafas,"albedo berusaha menenangkan sucrose yang semakin tidak karuan. bertahun-tahun mengenalnya, albedo sadar kebiasaan sucrose yang cepat panik ini sudah melekat dan tidak bisa diubah. jika hal itu terjadi, satu-satunya yang bisa albedo lakukan adalah menenangkannya.

sucrose menarik nafas, lalu menghembuskannya. isak tangisnya masih ada, namun kini ia tidak mengoceh panjang lebar lagi. mata sembabnya menatap albedo di hadapannya.

"aku harus apa...aku gak bisa gambar..."

"yaudah, sini duduk dulu."ajak albedo. setelah sucrose duduk, ia membawakan segelas air agar gadis itu lebih tenang dan dapat berpikir jernih.

"udah tenang?"tanya albedo.

sucrose mengangguk pelan.

albedo mengambil kardus rusak di hadapannya. hiasan yang sucrose dan noelle buat untungnya masih utuh. hanya kardusnya saja yang harus mereka buat ulang.

"tunggu disini,"pinta albedo, ia pun mencari kardus bekas yang biasanya mama alice simpan. serta alat-alat melukisnya.

"kita buat dari awal ya,"ujar albedo.

"m-maaf ya...padahal ini udah jam sepuluh harusnya kak albedo tidur tapi malah jadi gambar ul—"

"gapapa, ayo sini bantu."potong albedo, mengeluarkan cat akriliknya dan mulai melukis ulang. sedangkan sucrose memperbaiki benang yang menggantung ikan-ikan.

tidak memakan waktu yang cukup lama untuk memperbaiki prakarya mereka yang rusak.

"nih, udah kan?"ujar albedo memperlihatkan prakarya akuarium mereka yang kini sudah kembali seperti semula.

"m-makasih banyak kak albedo."ujar sucrose, matanya masih sembap, namun kini ia sudah bisa tersenyum lagi.

entah dorongan darimana, tangan albedo bergerak mengelus rambut sucrose. mungkin baginya ini hanya bentuk lain dari upaya menenangkan selain lewat kata-kata, namun tidak bagi sucrose. ia merasa jantungnya hampir meledak. tangan halus albedo menyisir rambutnya secara perlahan. sucrose menunduk malu. ia harap rona merah di wajahnya tidak albedo sadari.

"ini saya aja ya yang bawa besok."ujar albedo. "pulang gih, udah malem. nanti kamu dicariin."tambahnya.

"i-iya, makasih kak."ujar sucrose, tidak mampu menatap mata albedo. ia secepat mungkin menghilang di balik pintu, dengan jantung yang masih berdebar-debar.



futari nori no jitensha - alberoseWhere stories live. Discover now