14. parcel buah xiangling

16 1 0
                                    

hari ini albedo absen tidak masuk sekolah karena sakit. ya, penyebabnya karena jamur beracun yang xiangling masukkan ke sup percobaannya pada acara kemah kemarin. xiangling menitipkan parsel buah pada sucrose untuk diberikan ke albedo sebagai tanda permintaan maaf. kini, berdirilah sucrose di depan pintu rumah albedo.

sucrose mengetuk pintu, yang lalu dibukakan oleh mama alice.

"oh, halo sucrose. ayo masuk,"sapanya ramah.

sucrose pun masuk dengan parcel di tangannya. "halo mama alice,"sapanya.

alice berjalan ke arah dapur, "albedo di kamar tuh, masuk aja."ujar ibu dua anak itu.

masuk? ke kamar albedo? sucrose menelan ludah. terakhir kalinya sucrose masuk ke kamar albedo, mereka masih berada di bangku smp. setelah masuk sma, ia sadar bahwa masuk ke kamar laki-laki adalah sebuah larangan tidak tertulis. laki-laki tidak boleh masuk ke kamar perempuan, begitu pun sebaliknya. namun karena diizinkan, sucrose mengetuk pintu kamar albedo yang bersebelahan dengan kamar klee.

"k-kak albedo, ini sucrose,"ujarnya pelan.

"iya, masuk,"suara albedo terdengar dari balik pintu.

sucrose membuka kenop pintu perlahan, mengintip albedo di dalamnya. ia sedang duduk bersandar di kasurnya, bersantai membaca buku.

sucrose pun menutup pintu, menyisakan sedikit celah agar tidak tertutup rapat. ia memperhatikan kamar albedo yang tidak terlalu besar, namun terlihat nyaman. kasur berukuran double bed dengan seprai bernuansa abu-abu dan putih. lemari baju di sampingnya, lalu meja belajar yang dipenuhi buku-buku catatan dan alat tulis. tidak banyak berubah, hanya saja poster-poster karakter fiksi yang dulu menghiasi dinding kini sudah tidak ada lagi.

albedo menoleh ke arah sucrose yang masuk dengan parcel di tangannya. "taro di meja aja,"ujarnya. sucrose pun meletakkan parcel buah dari xiangling di meja belajar albedo. "ini xiangling nitip salam, katanya minta dia minta maaf. temen-temen sekelas juga bilang, katanya semoga cepet sembuh,"

"kak albedo gimana? masih gak enak badan?"tanya sucrose.

albedo menutup buku di tangannya, bergeser untuk duduk di tepi ranjang. "duduk aja, sucrose."ia meminta sucrose untuk duduk di bangku meja belajarnya yang ia putar supaya sucrose bisa duduk menghadap ke arahnya. sucrose pun duduk, dan menunggu jawaban atas pertanyaannya tadi.

"saya udah sembuh kok, cuma tadi mama bilang gak usah masuk sekolah dulu. yaudah deh,"jawab albedo.

"lagian kok bisa-bisanya kak albedo nyobain supnya xiangling, dia kan suka ngasal kalo bikin makanan. apa aja dicampurin,"ujar sucrose, terdengar seperti omelan dibanding pertanyaan.

"dia minta yang lain nyobain, tapi gak ada yang mau. yaudah saya coba aja,"jawab albedo dengan nada enteng. "yaudahlah biarin, udah terjadi ini,"

"kamu gimana tadi di sekolah gak ada saya?"tanya albedo.

dahi sucrose mengkerut, MAKSUDNYA??? pikirnya dalam hati, ia bingung harus menjawab apa. masa dia harus bilang rasanya sekolah tidak seru tanpa kehadiran albedo, terasa sepi dan membosankan karena tidak ada yang bisa ia perhatikan?

melihat wajah bingung sucrose, albedo menjelaskan lebih lanjut maksud pertanyaannya. "tadi bu jean suruh kamu apa? kan ketua kelasnya gak hadir,"

"o-oh,"sucrose jadi malu sendiri karena ia sudah salah paham. matanya berpaling ke arah lain. "g-gak ada yang susah kok, kan ditolong yang lain juga."

"hmmm..."

albedo kehabisan kata-kata, begitu pula dengan sucrose. keduanya duduk di antara keheningan karena tidak ada yang bicara.

sucrose ingin cepat-cepat menghindari kecanggungan itu. ia pun bangun dari duduknya, menyandang ransel sekolahnya yang ia pangku. "k-kalo gitu, aku pulang dulu ya k-kak."pamit sucrose dengan gugup.

"oh, iya."albedo berdiri, menemani sucrose berjalan sampai ke pintu rumah.

"sucrose,"panggil albedo pada gadis dengan ransel biru muda dipunggungnya.

tangan sucrose berhenti membuka pasak gerbang, ia membalikkan badannya.

"saya lupa bilang, tapi makasih ya udah jagain saya pas lagi sakit kemarin."

sucrose tersenyum, pipinya mengembang, bagaikan silk flower yang tertanam di kebun kecil rumah albedo.

"sama-sama!"serunya girang.

futari nori no jitensha - alberoseWhere stories live. Discover now