Part22# Santriwati Baru

1 0 0
                                    

Happy reading 💗
.
.
.
.
.
***


Di perjalanan menuju ruangan ustadzah, Icha memikirkan ucapan perempuan yang tadi ia tabrak.

"Siapa Ana? Dan perempuan tadi siapa? Wajahnya sangat familiar, aku seperti pernah bertemu dengan dia, tapi aku tidak Ingat apa-apa." Batin Icha.

Karena Icha sibuk dengan pikirannya sendiri, ia tidak menyadari kalau ruangan ustadzah sudah terlewat, dan masuk ke kamar mandi yang berada di sebelah ruangan ustadzah.

"Lah? Kok aku bisa ada di kamar mandi? Bukannya tadi aku disuruh ke ruangan ustadzah ya?." Ucapnya sendiri.

"Astaghfirullah aku lupa, ruangan ustadzah terlewat tadi, pasti ini gara-gara aku mikirin perempuan tadi." Ucapnya sambil menepuk keningnya sendiri dan berlari keluar kamar mandi dan menuju ruangan ustadzah.

"Assalamualaikum.." salam dari sebalik pintu.

"Waalaikumssalam Warahmatullahi wabarakatuh." Jawab seseorang yang didalam dan hendak membuka pintu.

"Permisi.. ustadzah tadi manggil saya?." Ucap seseorang itu yang tak lain adalah Icha.

"Oalah Iyah tadi ustadzah mau minta tolong buat anterin santriwati baru cari kamar, tapi tadi sudah ada santriwati lain yang sudah mengantarkannya." Jelas ustadzah Iis.

"Oh gitu ya ustadzah, maaf yah Icha tadi lama."

"Iyah tidak apa-apa nak, ustadzah juga minta maaf karena sudah mengganggu waktu kamu istirahat."

"Tidak kok ustadzah.." ucapnya seraya tersenyum " kalau begitu Icha izin balik ke kamar ya ustadzah." Lanjutnya

"Iyah silahkan."

"Assalamualaikum." Salam Icha dan mencium tangan ustadzah Iis.

" Waalaikumssalam.."

Icha pun kembali ke kamarnya, tetapi sebelum ke kamarnya ia memutuskan untuk pergi ke mushola sebentar untuk mengambil Al-Quran nya.

Diperjalanan nya Icha tidak sengaja mendengar percakapan antara dua orang yang duduk ujung ditepi mushola.

"Sejak kapan kamu sampai disini?" Tanya seseorang itu.

"Baru saja sampai, oh iya tadi aku kayak liat dia disini tapi pas aku tanya, ternyata namanya bukan dia."

"Dia memang ada disini." Kata seseorang itu.

Icha melihat jelas siapa orang itu.
"Bukannya itu si Azmi ya? Cewek itu siapa?." Tanyanya dalam hati.

Icha tidak dapat melihat perempuan itu siapa karena posisinya membelakangi nya. Tak mau ambil pusing Icha pun langsung masuk dan mengambil Al-Quran nya lalu kembali ke kamarnya.

"Cha.." teriak seseorang yang berada tak jauh dari tempat Icha berjalan.

"Dito? Ada apa?." Jawab Icha.

"Ini ada oleh-oleh dari papah katanya buat kamu spesial." Ucapnya seraya menyerahkan paper bag itu.

"Waahh apa nih? Oh iya Om masih ada disini?." Tanya Icha.

"Buka saja nanti di kamarmu, papah juga udah pulang tadi katanya lagi buru-buru." Jawab Dito.

"Makasih yaaa salamin sama om, Icha suka sama hadiahnya." Ujar Icha.

"Sama-sama, Yaudah saya balik ke kamar dulu, Assalamualaikum." Pamit Dito.

"Waalaikumssalam Warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Icha.

Dengan senyuman yang manis Icha meninggalkan tempat itu, langsung masuk ke kamarnya.

"Assalamualaikum.." salam Icha, namun tidak ada yang menjawab karena tidak ada orang dikamar.

"Kok sepi sih? Pada kemana?." Tanya Icha sendiri.

Namun tak lama kemudian Isna datang sambil membawa air minum.

"Assalamualaikum.." salah Isna.

"Waalaikumssalam,, kak Isna dari mana?." Tanya Icha.

"Aku tadi ke kamar mandi sebentar terus ke dapur ngambil minum." Jawab Isna.

"Oh gitu.. Rena sama Risma kemana kak?." Tanya Icha lagi.

"Katanya tadi mau setor hafalan, oh Iyah tadi kamu di panggil ke ruangan ustadzah ngapain?."

"Ustadzah bilang sih tadi Icha disuruh anterin santriwati baru gitu, tapi pas Icha ke sana udah ada yang nganterin gitu, jadi Icha balik lagi deh." Jelas Icha.

"Oalah ada santriwati baru lagi? Namanya siapa Cha?."

"Icha kurang tau kak, kan tadi gak ketemu karena udah ada yang nganterin dia."

"Oh Iyah yah hehe.."

Tidak ada obrolan lagi, keduanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Isna sedang melipat pakaian dan Icha sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh ustadz nya tadi di sekolah.

Tak lama suara Adzan Ashar berkumandang, keduanya bersiap ke musholla untuk melaksanakan sholat ashar.

"Alhamdulillah sudah Ashar, Cha ayo ke musholla." Ajak Isna.

"Sebentar kak, Icha ambil mukenah dulu."

"Ayo kak." Ajak Icha, lalu keduanya berjalan menuju musholla sambil sholawatan.

Sesampainya mereka di musholla, mereka berdua menaruh Al Qur'an dan mukenah di dalam musholla terlebih dahulu, lalu beranjak pergi ke tempat Wudhu.


Di pintu kamar mandi
Brukk

"Astaghfirullah.. Maaf ya saya tidak sengaja." Ucap seseorang yang menabrak bahu Icha.

"Iyah tidak apa-apa kok, lagian aku juga tadi jalannya ga lihat-lihat." Jawab Icha sambil tersenyum.

Di depan musholla, setelah selesai sholat Icha dan Isna

"Heii tungguin.." teriak seseorang dari belakang.

"Risma, kenapa lari-lari? Kamu juga dari mana?." Tanya Icha.

Yang di tanya masih sibuk mengatur nafasnya yang tak beraturan akibat berlari.

"Sebentar aku nafas dulu." Jawabnya sambil jongkok.

"Makanya jangan lari-lari." Ujar Isna.

"Dengar-dengar ada santriwati baru ya? Namanya Aliyah, terus katanya cantik juga iyakah??." Tanya Risma.

"Aliyah?." Gumam Icha, iya berpikir sepertinya nama itu tidak asing tapi ia tidak tau orangnya.

"Setahu kakak sih katanya Iyah ada, tapi kurang tau kalo cantik apa ngga nya." Jelas Isna.

"Semoga dia sekamar sama kita yah kak, Risma penasaran sama tuh anak baru." Kata Risma

"Hmm.. yaudah ayo kita balik ke kamar." Ajak Icha dan diangguki oleh keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diamku Mengagumimu (Re-publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang