DREAM IN ICU ROOM

14 2 2
                                    

Bagaimana rasanya bila mimpimu terus menjadi kenyataan, apakah itu menyenangkan atau menjadi sesuatu yg mengerikan, entahlah aku tidak dapat membedakannya saat ini. Ini kisahku dan mingkin memang takdirku

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat. Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Lalu bagaimana denganku? Yang selama ini aku lewati dan rasakan di mimpi terjadi di dunia nyata, ini aneh dan mungkin gila tapi akan ku ceritakan pengalamanku disini.

Aku mengingat mimpiku bahkan terkadang tidak bisa melupakannya dan 2 tahun lalu aku bermimpi berada di rumah sakit sambil memandang keluar jendela dengan pemandangan hujan malam hari, sangat tenang dan menyejukan hati. Saat itu aku berfikir mengapa aku di sana dan sendirian? Dimana kakak,adik,ayah dan ibuku? Aku sakit di sana dan sendirian? Aku tidak dapat menebak usiaku saat mimpi tersebut terjadi, kufikir aku sengaja ingin menyembuhkan tumorku tanpa sepengatahuan keluarga. Ya aku punya tumor dan ini sudah tahun ke 5 ku bersama dengannya, kita lewatkan kisah itu dulu karena ada kisah lain yg menanti

Saat mimpi itu terjadi belum ada Corona dan itu mimpi 2 tahun lalu manaku tau kalau akan jadi kenyataan, lucunya tahun lalu adikku bercerita dia menemaniku di rumah sakit dimana aku di infus dan menggunakan masker oksigen, saat itu aku memanggapinya dengan candaan aku ingat dengan mimpi taun lalu tapi tidak menceritakannya.

Karena mimpi buruk tidak boleh diceritakan tapi karena sudah terjadi maka aku berani cerita seperti saat ini. Jadi setelah berbincang mengenai mimpi adikku, kami melanjutkan obrolan dan setelahnya kembali pada aktifitas masing-masing tidak ada yg spesial, hari kami lewati seperti biasa. Hingga tahun berganti dan ternyata mimpi menjadi nyata.

Selasa 27 april 2021

Puasa pekan ke 2 kami berniat membuar kue lebaran lebih cepat dari tahun tahun sebelumnya, aku bolak balik keluar rumah membeli bahan yg sekiranya di butuhkan.

Ketika semua bahan sudah terkumpul kami memulainya, dari siang hari terus berlanjut hingga waktu buka puasa, setelah berbuka kami melanjutkannya.

Namun saat itu tiba-tiba aku merasa amat sakit dibagian tumorku, biasanya aku hanya menahannya sendiri dikamar tapi karena saat itu kami sedang masak bersama maka mereka bisa melihatku sedang menahan sakit.

Ibuku tidak tau kalau itu menyakitkan karena memang aku tidak pernah mengatakannya, adikku yg paham dan tau soal rasa sakit itu menjelaskannya ketika aku sedang berusaha menahan nyeri yg luarbiasa.

Aku bilang pada mereka ini tidak akan lama paling setengah jam, namun ternyata salah rasa sakit itu bertahan lebih lama dari biasanya hampir 2 jam aku bertahan dengan tetap berbaring.

Setelah sakit itu hilang suhu tubuhku mendadak naik dari 36,8°C hingga tengah malam menjadi 37,8°C aku minum obat penurun panas namun panas terus meningkat akhirnya rabu sore aku dibawa ke IGD untuk ditangani.

Disana setelah mendapat perawatan aku melakukan beberapa tes, dari tes darah, roncen, hingga SWAB untuk memastikan tidak terjangkit corona. Hasil keluar dan semua aman dan aku diperbolehkan pulang.

Jumat 30 april 2021

Setelah pulang dari IGD beberapa hari lalu panasku tidak pernah turun akhirnya aku kembali masuk IGD namun dengan keadaan yg bisa dibilang lebih parah, setelah mendapat penanganan aku kembali melakukan berbagai tes, jika sebelumnya hanya SWAB kali ini aku harus tes PCR.

Namun aku kurang beruntung besok adalah hari libur nasional aku tidak bisa memperoleh hasil tes besok dan harus menunggu hingga hari senin sedangkan keadaanku tidak memungkinkan untuk pulang. Aku harus memdapat penanganan namun tidak bisa masuk bangsal umum karena hasil PCR belum keluar, karena hal tersebut terjadi perdebatan antara orang tuaku yg diberikan pilihan oleh pihak rumah sakit.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang