Risa terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 6 pagi.
"masih jam 6..."
"loh itu siapa?" Risa terheran-heran melihat seorang lelaki yang tidur berlawanan arah darinya. Risa mencoba membuat lelaki itu tidur telentang agar dapat melihat siapa dia sebenarnya.
'Rhony?!' batin Risa terkejut.
"hoaam, sudah bangun sayang?" tanya Rhony yang terusik tidurnya.
"s-sayang?, k-kita itu temen Rhon, lu ngapain di..."
"shhtt, aku ini suamimu Risa" Rhony mendekatkan wajahnya ke wajah Risa, Rhony mulai melumat bibir Risa perlahan, lumatan itu semakin lama semakin bergairah, sampai lidah Rhony dapat menjelajah kedalam mulut Risa.
"emmhh, emmhh" Risa menggebuk pelan dada bidang Rhony karena kehabisan nafas. Rhony menjelajahi leher jenjang Risa, lama kelamaan turun ke payudara Risa yang tergolong cukup besar dan berisi. Setelah puas bermain dengan kedua gunung kembar itu, ia beralih ke vagina yang sudah terlihat basah.
"Rhon, jangan" ucap Risa menahan Rhony, tetapi Rhony masih tetap melanjutkan kegiatannya.
"Rhonyhh, emmhh aku keluarhhh" desah Risa.
"keluarin aja sayang" balas Rhony yang memainkan puting payudara Risa sambil memainkan vaginanya dengan jarinya.
"ahhh"
Kriiiiiiinnggg!
"haaah!"
"ternyata cuman mimpi..."
'tapi kok terasa beneran ya' batin Risa memegang bibirnya.
Ceklek
"kakak bangun!" teriak Lia si adik.
"ih adek berisik ah!" balas Risa.
"ih!, kakak ngompol, mamah kakak ngompol!" teriak Lia sambil berlari menuju lantai bawah.
"adek!, jangan bilang mamah!"
'aduh, malu banget gw' batin Risa.
Risa melepas celana dan kaus tipisnya lalu pergi mandi di kamar mandi kamarnya. Melepas seprai kasurnya, membawa diam-diam ke mesin cuci, tapi sayangnya si ibu melihat kelakuan anaknya itu.
"loh Risa?, kamu ngompol yaa?" tanya mama Risa."E-eh, iya mah hehehe" balas Risa kikuk.
"sini mama cuciin"
"g-ga usah mah!, b-biar aku aja" balas Risa dengan muka memerahnya menuju mesin cuci.
Setelah mencuci seprai kasurnya, Risa ikut duduk sarapan bersama adik dan mamanya.
"mah, kita berangkat yaa!" pamit Risa melambaikan tangan dari mobilnya, Lia juga ikut melambaikan tangannya. Di perjalanan Lia banyak sekali bertanya dan Risa hanya menjawab 'hooh' atau 'iya', karena kepikiran dengan mimpinya barusan.
"kakak kenapa sih balesnya 'hooh' sama 'iya' terus, biasanya dikasih penjelasan, hayoo mikirin siapa?" tanya Lia tiba-tiba.
"E-eh, i-itu kakak c-cuman kepikiran sama materi kakak di kampus" balas Risa dengan mukanya yang memerah.
"eeeh?, bukannya kalau perempuan seumuran aku dan kakak mimpi terus ngompol sedang mimpi yang indah bukan?" Lia masih terus bertanya karena penasaran.
"u-udah ah, tuh udah nyampe di sma mu" Risa berhenti di depan gerbang sma tempat adiknya bersekolah.
"huu!, kakak ga mau cerita, yaudah bye kak!" Lia berlari keluar mobil melambaikan tangannya. Risa membalas lambaian adiknya itu.