Chapter satu

67 12 15
                                    

"Eh liat tuh cewek songong udah datang,"

Bisikan itu terdengar oleh seorang gadis SMA yang sedang berjalan menuju kelasnya.

"Ssstt, diem jangan berisik! Emang Lo mau dijadiin target selanjutnya ha!, kalo dia denger gimana coba?"

Lagi!, Sekali lagi bisikan-bisikan
itu terdengar olehnya, tapi tetap ia hiraukan.
Sudah terbiasa dia mendengar orang-orang berbisik seperti itu, orang-orang yang hanya bisa menilai tanpa mau dinilai balik!

Ngerti kan?

"Liat tuh, sok iye banget mukanya!"

Kali ini cekikikan terdengar oleh nya
keluar dari mulut orang-orang yang hobi nya menggunjing itu.

"Ck, nyebelin banget! ga liat apa mukanya sendiri juga kaya apa!" Ejek Keinka didalam hati.

Hey ayolah!, ini kan masih terlalu pagi. Kenapa semua orang-orang yang ada disini mengawali paginya dengan mengucapkan hal-hal yang buruk!

Apakah mereka tidak takut jika sepanjang harinya mereka mengalami hal yang buruk juga.

Kalo Keinka sih gak mau ya.

Keinka memasuki kelasnya, terlihat didalamnya belum ada guru. Dan itu sedikit menguntungkan nya karena dia tidak perlu di interogasi karena masuk terlambat.

Dia berjalan menuju bangku nya yang
berada di pojokan dekat dengan jendela, ya walaupun gak terlalu pojok sih tapi menurut Keinka itu masih bisa melindunginya dari pengelihatan guru ketika ia sedang tidur karena malas mendengarkan penjelasan guru yang sedang mengajar.

Keinka menolehkan kepalanya ke belakang, dan dapat ia lihat seorang siswi sedang makan, sepertinya itu bekal dari rumah.

Brak!

Keinka menggebrak meja. Membuat semua yang ada dikelasnya terlonjak kaget, termasuk si siswi yang sedang makan.

"Kinar lagi makan ya?" Tanya Keinka, Ia mencondongkan wajahnya dan tersenyum kearah si siswi itu.

"Saya belum makan nih, buat saya aja ya?" Keinka meraih kotak makan dari sipemilik, membuat nasi yang baru saja disendokkan itu tercecer di meja.

"Kenapa?" Tanyanya. Saat melihat Kinar begitu berani menatapnya

"Kamu ga ikhlas ya nasinya saya ambil?" Si gadis yang ditanya itu hanya diam. Keinka tau Kinar sedang menahan kesal bisa ia lihat tangan Kinar yang sekarang berada dibawah meja terkepal, Keinka tertawa pelan

"Kinar ngo--,"

"Bisa ngga sih lo jangan ganggu Kinar terus!"

Ucapan Keinka terpotong oleh seseorang. Ia edarkan pandanganya lalu terhenti disatu titik, ternyata Vanya si bendahara kelas.

Keinka tersenyum, "apa urusannya sama kamu?" Tanyanya.

"Ck, lo itu mengganggu tau gak sih, kenapa lo bully Kinar terus dia salah apa sama lo hah?," Sentak vanya

"Memangnya saya ngapain sampe kamu ngerasa keganggu sama saya? Perasaan saya ga pernah ngusik kamu kan selama saya sekolah disini," ujar Keinka "dan lagi saya ga pernah tuh ngebully Kinar tadikan saya cuma minta makanannya" sambungnya.

Keinka menatap mata Vanya bisa ia lihat raut wajah si bendahara kelas itu semakin tidak enak dipandang

"Ya itu bukan minta, tapi lo ngerebutnya dari kinar! Lo kalo mau
mintanya baik-baik bisa kan!!"

"Ohh, gitu ya?" Keinka memasang wajah lugu. "Oke deh"

Prak!

Ia melempar kotak nasi itu hingga isi nya tercecer kemana-mana, bahkan mengenai wajah kinar.

"Kinar saya minta dong makanan kamu," pintanya. Ia memasang wajah jijik.

"Eiy!, gajadi deh saya udah ngga lapar" ujarnya

Vanya mengepalkan tangannya.
"Keinka!"

"Apa?" Jawab si pemilik nama dengan nada lembut.

"Lo benar-benar keterlaluan tau gak sih!, udah gue bilang jangan ganggu kinar kenapa sih lo bully dia terus?!"

"Dan kamu benar-benar ikut campur urusan orang," timpal Keinka "lagian Kinar nya juga nggak keberatan tuh, kenapa kamu yang sewot"

"Setau saya juga tugas bendahara itu cuma nagih uang kas kan?, Kok kamu jadi ikut campur urusan orang sih oh!
Jangan-jangan itu tugas baru kamu ya?"

Tangan Vanya semakin terkepal erat. Keinka itu nyebelin banget menurutnya, kalo aja temanya gak ngingetin. Mungkin dia udah main tangan dari tadi

"coba tanya sama Kinar nya deh, dia keberatan nggak!" Tantang keinka.

Kini pandangan Keinka beralih pada si tokoh utama yang sedari tadi hanya
diam membisu.

"Kinar ngomong," ujar Keinka.

"KINAR NGOMONG JANGAN DIEM AJA!" Teriak Keinka. Membuat semua orang kaget dan memejamkan mata

"Gue gapapa. jangan pojokin Keinka terus, gue gak keberatan sama yang dia lakuin. Jangan salahin keinka." Ucap Kinar dengan suara yang bergetar menahan tangis.

Keinka berdecih, ia menatap Kinar dengat tatapan jijik. Keinka tak pernah senang saat Kinar membelanya didepan semua orang.
Karena dia tidak pernah meminta itu.

Pandangan Keinka beralih pada Vanya. "See?, Kamu denger sendiri kan apa yang Kinar bilang. Lain kali jangan terlalu ikut campur urusan orang okey"

Mendengar itu Vanya lantas menatap sinis pada Keinka, lalu ia kembali duduk di bangkunya.

Keinka menoleh ke arah Kinar, ia tersenyum sinis. "Damn!"

Ia berjalan keluar kelas tanpa memedulikan guru yang baru saja sampai dipintu kelas.

(・∀・)




I'm Not Antagonis (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang