Chapter dua

59 8 6
                                    

                   HAPPY READING

"Keinka!"

Merasa ada yang memanggil namanya  Keinka mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Lalu terhenti pada satu titik, meja dipojok kiri yang berisi dua anak manusia itu sedang melambaikan tangan ke arahnya.

Lalu kakinya melangkah mendekati meja tersebut, ia mendudukkan bokongnya dikursi yang diapit oleh kedua temannya.

Hm, teman? Sejak kapan?!.

"Abis dari mana Keinka? itu kenapa muka lo kusut gitu?" Tanya Kasilva, panggil saja dia Silva. Dia orang yang tadi manggil Keinka Betewe.

Keinka menoleh lalu tersenyum tipis,  "Dari atap, biasalah"

"Lagi?"

Mendengar kata 'lagi' yang keluar dari mulut Rey membuat Keinka tersenyum masam seraya menggedikan bahunya.

"Sampe kapan kein? emangnya lo gak bosen apa?," Gumam Rey lirih. Tapi itu masih bisa didengar olehnya.

Sampai semuanya selesai Rey, dan ya
gaakan ada kata bosen. Jawab Keinka
dalam hatinya.

Setelahnya meja yang diisi oleh ketiga anak manusia itu hening, bahkan mungkin menurut ketiganya keramaian yang ada di kantin ini tidak terdengar.

Silva cemberut melihat suasana dimejanya, "udah deh, kenapa jadi sepi gini sih!," Ujar Silva.

"Kapan makannya coba, ini gue udah lapar lho woy!" sambungnya.

Keinka menoleh, lalu melirik sekitarnya. "Sepi apanya, kamu gak liat dikantin ini banyak orang" jawab Keinka seraya tersenyum.

Silva mendelik, ck! sepertinya ia hampir melupakan kalau temannya yang satu ini sangat menyebalkan!

"Tau ah! nyebelin banget lo!,"

"Oh,"

"KEIN!" teriak Silva frustasi terhadap
Kelakuan temannya itu.

Sontak saja Keinka tertawa terbahak-bahak melihat Silva yang terlihat sangat kesal. Menurut Keinka itu sangat menyenangkan saat melihat orang lain kesal karenanya.

Edan emang!

Sementara Rey hanya bisa meringis saat semua siswa dan siswi yang ada di kantin melihat ke mejanya dengan tatapan mematikan. Mungkin mereka terganggu dengan teriakan Silva dan suara tawa Keinka.

Dugh!.

Sebuah botol air mineral mengenai betis Keinka, dan membuat sang empu menghentikan tawanya. Keinka
melirik sekitarnya. Hey! Sejak kapan kantin ini hening!

"Siapa yang lempar?," tanyanya. Tidak ada yang menjawabnya, mereka semua malah saling lirik dan berbisik.

"Hey! Saya tanya siapa yang ngelemparin ini?!."

Lagi, mereka tidak menjawab dan hanya diam seperti orang dongo!, Benar-benar menyebalkan! Mereka ini sepertinya hoby sekali ya memancing emosinya.

I'm Not Antagonis (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang