Setelah kejadian dikantin tadi, Silva dan Rey membawa Keinka pergi dari sekolah. Dan sekarang Keinka dan dua
temannya berada di warung pinggir jalan, di belakang sekolah."Minum kein," Rey menyodorkan air pada Keinka, dan diterima oleh sang empu.
Keinka meminum air pemberian Rey, "makasih Rey" ucapnya yang diangguki oleh Rey.
"Gila! Kein tadi lo kaya orang kesurupan tau gak sih!
Sadis banget!," Seru Silva heboh."Parah! Sampai kaya mau mati si Rani." Ucapnya masih tak percaya dengan apa yang ia lihat tadi.
Rey mengangguk, ia juga tidak mengira akan sampai seperti itu. Tapi
Jika dipikir-pikir lagi, mungkin itu masih belum seberapa, mungkin juga
ada yang lebih parah dari pada Rani. Hmm, mungkin."Nanti malam saya nggak ikut ya." Celetuk Keinka tiba-tiba.
Serempak Silva dan Rey menoleh, "kenapa?," Tanya Rey.
"Saya ada 'kerja nanti malam" jawabannya.
Silva mengernyit, "gue kira lo udah berhenti."
Tawa kecil keluar dari mulut Keinka. Bisa ia lihat Silva melotot saat ini, sebenarnya Keinka tau jika itu adalah sindiran untuknya.
"Iya nanti, lagian dipikir-pikir makin lama makin seru kok."
Silva mendengus, seru katanya!.
"Terserah nyai aja deh!."
•••
Hai:)
Ada yang nungguin gak nih?, Gak ada ya?.
Yaudah gapapa, hehe.Pendek ya?
Sebenernya aku lagi gaada ide, tapi aku paksain. Jadi ya gini deh hasilnya.Aku gatau dari prolog sampai chapter ini feel nya dapat apa nggak, tapi semoga dapat feel-nya deh.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya pren:)
Bye-bye💚
14, Desember, 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Antagonis (ON GOING)
Krótkie Opowiadania[Update sesuai mood & ide] *** Cowok itu terkekeh geli melihat seorang gadis didepannya. "Bangun," ucapnya. "Kein bangun, ayo kita pulang." Cowok itu berjongkok. Ia mengusap kepala sigadis yang di panggil kein itu. Gadis...