19

1.6K 216 15
                                    

“APA CEHUNNIE AKAN MENGINAAAAPPP?”   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

APA CEHUNNIE AKAN MENGINAAAAPPP?”
   

Lay mengangguk menjawab pertanyaan Jongin yang kelewat excited itu. Ia membereskan tas berisi pakaian Sehun. Chanyeol menitipkan Sehun padanya karna ia terpaksa harus terbang ke China menjenguk mertuanya disana, yang akan lebih cepat kalau meninggalkan Sehun di Korea.

Lagipula Lay sedang mengambil cuti. Jadi dia memang sejak awal mengusulkan untuk menjaga Sehun dan menyuruh Chanyeol serta Kris meninggalkan Sehun. Bagaimanapun, Lay sangat suka direpotkan jika itu tentang Sehun.

Meskipun faktanya Jaehyun ada dirumah, Lay tetap memaksa Chanyeol untuk membiarkan Sehun tinggal dirumahnya, dan yah… mana bisa Chanyeol menolak permintaan Lay.

“YEEEEEEEEEEYYYYYYYYY!!!”

Namjoon dan Jennie menutup kedua telinganya saat Jongin terus berteriak ‘yeeeey’ sekencang-kencangnya.

“Yasudah, umma akan istirahat sebentar baru menyiapkan makan malam untuk kita ya?”

“CIAPP!!” Jongin berteriak dengan semangat. Sehun hanya diam, dia sedang dalam mode kalem. Jadi dia tenang saja dan membiarkan Jongin memonopoli dirinya.

Jennie berbaring diatas sofa dan Namjoon melakukan hal yang sama. Keduanya sibuk dengan ponsel mereka. Hingga Jennie menguap lalu bergeser duduknya mendekati Namjoon.

“Oppa, bagaimana kalau minta pizza?”

“Hahh.. kau kan tau Umma memiliki stock pizza di kulk-

“Do-mi-no Pizza, maksudku”

“Jennie, Umma tidak akan membelikan-

“Suruh Jongin dan Sehun yang minta”

Namjoon terdiam. Oh. Ide bagus. Ia mencari keberadaan Jongin dan Sehun yang sedang sibuk menghayal dengan tumpukkan boneka diujung ruangan.

“JongHun! Sini bentar!”

Jongin dengan menggaruk rambut sedikit ikalnya yang berwarna coklat gelap menghampiri Namjoon dan Jennie.

“Waeyo?”

“Kalian mau pizza?”

“MAU/No”

Namjoon dan Jennie menatap Sehun dengan kesal. “Hunnie mau pizza ya?” ucap keduanya yang dijawab gelengan kepala oleh Sehun.

“Kalau putli hunnie tidak mau pizza, Jongin juga tidak mau” jawab Jongin yang kemudian berbalik pergi meninggalkan Namjoon dan Jennie dengan bergandengan tangan.

Namjoon menghela nafas, ia baru akan menyuruh Jennie menyerah namun sepertinya anak perempuan itu sangat teguh pada pendiriannya hingga ia berlari menghampiri Sehun dan Jongin kemudian memegang tangan keduanya.

“Noona kasih permen, tapi kalian harus bilang kalian mau pizza”

“Chiyo, nuna theid it tu ummaa!”

“No.. tidak bisa. Harus Hunnie dan Jongin yang bilang-

“Waeyo?” tanya Jongin dengan kepala miring dan kelopak mata yang terbuka dengan lebarnya. “Waeyo?”

“Karna- hiks- bisakah kalian mengatakannya?”

Jennie menutup wajahnya dan pura-pura  menangis. Jongin yang tahu itu hanya pura pura memilih mengacuhkan Jennie, namun tidak dengan Sehun. Dia panik dan segera memeluk Jennie dengan tangan gendutnya yang pendek.

“Hunnie mau! Hunnie mau!”

“Oke. Sekarang bilang umma!”

Jennie segera mendorong dua bocah itu menuju tangga dan menggiring mereka menuju kamar Umma. Namjoon hanya menggelengkan kepalanya melihat bagaimana Jennie berhasil meyakinkan Sehun dan bucinnya.
   
   



“Umma, pizza”

“No, Jongin”

Jongin menatap Jennie yang mengintip dari celah pintu. Ia lalu menghela nafasnya panjang. “Umma? Pizza?”

“Tidak. Kau tidak begitu suka pizza, kalau kau minta chicken Umma belikan-

“Tapi-

“Pasti hyung dan noona mu yang suruh kan?”

Jongin terdiam. Ia memainkan jemarinya diatas perutnya yang gendut. “Pizza?” tanyanya final yang kemudian dijawab dengan gelengan tegas dari Lay.

“Tidak”

“BAT! BAT UMMA!!”

“Mmm?”

Sehun menaiki ranjang kingsize dengan perhiasan berlian dipinggiran penyangga ranjangnya. Bahkan kelambu yang terpasang adalah sutra berwarna putih yang sangat lembut.

Sehun menaiki ranjang dan duduk diatas pangkuan Lay. Lay yang sebelumnya sedang membaca buku kini meletakkan bukunya diatas meja nakas.

“Umma…” cicit Sehun, ia memainkan tangannya pada kancing kemeja Lay. Gerak jarinya yang gugup membuat Lay gemas ingin menggigit jari jari gendut itu.

“Jennie nuna wil klai if yu don bay uth pizza?”

“Mm?”

“I don laik luking nuna klaying- hiks.. puuy nuuna- hiks”
  

Lay tidak kuat. Sehun terlalu menggemaskan!!!

Dengan cepat ia menarik Sehun dalam pelukkannya dan menggendongnya. Sehun menyandarkan kepalanya pada bahu Lay dan masih terisak pelan.

Lay beranjak keluar dan Jennnie buru buru turun dan memasang pose santai diatas sofa. Lay menatap kedua anaknya itu lalu memutar bola mata mereka sebal.

“Ini, pesan apapun yang kalian mau untuk makan malam”

“JINJA?!” pekik Jennie tak percaya. Namun kartu kredit sang ibu sudah berada ditangannya. ia mencium kartu itu puas.

Lay tak peduli. Ia segera beranjak ke dapur dan mendirikan Sehun diatas meja dapur. Ia mengambil sebuah coklat berbentuk hati. Memberikan satu untuk Jongin yang mengekorinya dalam diam, dan memberikan dua untuk Sehun.

Terlihat tidak adil, tapi memang. Lay memang tidak adil. Ia terlihat lebih menyayangi dan menyukai Sehun yang padahal anak tetangga. Tapi ketiga anaknya tidak ada yang memiliki rasa iri.

Namjoon dan Jennie justru menyukai Sehun karna dengan menggunakan Sehun, dia bisa meminta banyak hal dari ayah maupun ibu mereka. Sementara Jongin-

Dengan kehadiran Sehun disisinya, dia sudah sangat senang.
  
   



Lay menurunkan Sehun dan menghampiri Namjoon serta Jennie. “Nanti umma akan mengajak Hunnie dan Jongin pergi”

“Huh? Kemana?” tanya Jennie yang dibarengi anggukkan oleh Namjoon seolah menanyakan hal yang sama.

Lay tersenyum lebar. “Umma mau ambil pesanan cincin tunangan untuk Jongin dan Hunnie”

“Wait. Umma serius? Tentang melamar Sehun?” tanya Namjoon dengan tidak percaya.

“Iyalah. Kau pikir aku berbohong?! Tidak akan aku izinkan siapapun memiliki Sehun selain Jongin”

Jennie menggelengkan kepalanya pelan. “Umma, kau terdengar tidak waras-

“Memang. Kau baru tahu?” ucap Lay lalu kembali menggendong Sehun dan membawanya ke kamarnya. Jongin kembali mengekorinya.

Namjoon dan Jennie saling menatap lalu menghela nafas bersyukur. Untungnya mereka tidak terlahir seumuran dengan Sehun. Kalau mereka seumuran dengan Sehun-
 
  




Hiiiiiiii~


Membayangkannya saja sudah mengerikan.

4 Years Old SehunnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang