*Bagian 2 : Back*

2.7K 348 32
                                    

Disclaimer : Ken Wakui
Story: Shirokuro20

'Ini dimana,ah,itu diriku saat masih kecil'

Melihat diriku versi mini sedang berjalan bersama seseorang yang familiar.

"Nii-san!!,"

"Hm.."

"Kira-kira. Apa bisa aku sekuat nii-san?!"ucap versi kecilku sambil menunduk tak berani beradu pandang dengan kakakku

Seketika langkahnya terhenti. Dan menatap versi miniku lekat-lekat dari atas hingga bawah kemudian memasang pose berfikir. Kemudian menyeringai

"Tidak mungkin bisa kau, mengalahkan ku Kenken,"ucapnya sambil menepuk kepalaku pelan dan kemudian tersenyum hal itu membuat versi miniku cemberut kesal.

"Akan ku buktikan pada nii-san,bahwa aku bisa melampaui mu,"

Orang itu sedikit membukuk untuk menyamai ketinggianku.

"Yakusoku,"ucapnya sambil mengancungkan jari kelingkingnya pada versi miniku.

"Umm..yakusoku,"

seketika diriku melihat versi miniku tersenyum bahagia pada sosok di depanku sambil menautkan jari kelingkingnya.

Tiba-tiba semua di sekitarku berubah menjadi gelap gulita gelap. Dan segalanya menjadi hampa diriku terus berlari dan belari hingga salah satu kakiku terjatuh ke dalam pusaran yang amat gelap dan dalam. Hingga diriku terbangun di kamarku dengan keadaan terbaring di ranjang.

Diriku bangkit dari ranjang dan menuju keluar kamar. Saat diriku menuruni anak tangga satu persatu aku bisa melihat ayah dan ibuku bahkan ada nii-san yang duduk bersama menikmati makan malam sambil sekali-kali mereka tertawa bersama. Sedangkan diriku versi mini ada dipangkuan nii-san ku.

'Ah,benar juga itu diriku saat umur 3 tahun'

"(M/n),apa kau sudah ada rencana ingin sekolah dimana,"ucap ibuku

"Hmn..entalah yang jelas aku ingin sekolah bersama Kenken,"ucap kakakku sambil tersenyum cerah.

"Ayah akan mendukungmu,"ucap ayahku

'Mereka ayah dan ibuku?'

Aku terus mengamati mereka dari jarak jauh. Tapi aku bisa melihat raut kakakku yang sedikit berubah setelah ayahku bicara. Tubuhku bergetar hebat saat aku melihat mata nii-san ku menatap dengan sorot kebencian amat dalam bahkan diriku merasakan aura ingin membunuh dari sorot mata (E/c) nya seketika iris itu memincingkan tajam ke arah ku seperti pisau belati yang siap membunuh dan kemudian ia tersenyum pandangan tajam yang di tunjukan ke arah ku perlahan melembut dan kemudian ia menaruh jari telunjuknya ke bibirnya mengisyaratkan diriku agar diam.

"(M/n) apa kau tidak habis?,"ucap ibuku

"Ah,aku akan habiskan ibu,"

Tiba-tiba kepalaku mendadak pusing. Seolah diriku di hantam oleh ribuan jarum yang menusuk kepalaku. Rasa sakitnya luar biasa.

"Arghhh...,"ucapku tiba-tiba semua berubah menjadi gelap hingga mendapat diriku membuka mata aku melihat nii-san ku berpegangan dengan tanganku dan di bawah sana aku melihat jurang dengan arus sungai yang deras.

"Nii-san,ayo berpegangan yang erat dengan ku,"teriaku namun suara derasnya air sungai yang menghantam bebatuan mengaburkan teriakanku

"Ken,sebaiknya kau lepaskan diriku,dan segeralah lari dari sini,"ucapnya

"Ti dak akan. Aku tidak akan meninggalkan nii-san,"ucapku sambil terus menarik tangan nii-san ku tapi sejauh apa pun diriku melakukannya tetap saja hasilnya nihil malah membuat genggaman yang semula mengerat perlahan kian melonggar. Desiran debu dan angin menambah sulit jangkauanku untuk melihat.

"A ayo!!! nii-san,"ucapku sambil berusaha menariknya dari tepi jurang.

"Dengarkan aku Ken,kau harus tetap hidup. Apa pun yang terjadi."

"Bisakah kau diam,brengsek!!. Aku sedang berusaha,kau tak boleh mati,"ucapku sambil terus berusaha menariknya ke atas. Namun semakin lama tangan nii-san mulai terlepas dari genggamanku hingga diriku hanya bisa menggapai ujung jarinya saja.

"Bertahanlah,nii-san!!,"ucapku

"Kau tahu Ken,aku menyayangimu,"ucapnya kemudian dia mendongak dan tersenyum padaku dan bersamaan itu juga genggaman yang ada padaku terlepas. Bagai slow motion diriku bisa melihat nii-san ku masih tersenyum walaupun dirinya telah jatuh.

"NII-SAN!!!,"teriakku

"NII-SAN!!!,"teriakku namun hanya suara air yang menghantam bebatuan yang terdengar. Hujan mulai membasahi ku menguyur seluruh tubuhku aku sudah tak peduli dengan hal itu. Hingga perlahan pandanganku mulai mengabur perlahan di sekitarku menjadi gelap. Hingga..

"Nii-san...!!!"teriakku

Keringat dingin meluncur mulus di kulitku. Melirik jam yang menunjukan pukul 02:00 dini hari. Menghela nafas diriku menghela nafas. Mimpi itu seolah momok yang menakutkan bagiku yang hadir di setiap malam. Berusaha menjernihkan pikiranku malam ini. Diriku berjalan keluar kamar dan rumah untuk menghirup udara segar. Dengan berjalan-jalan mungkin bisa menenangkan pikiranku yang sedang kalut.

Diriku terus berjalan menyeret badan tegapku hingga aku sampai di sebuah taman yang tak jauh dari tempatku tinggal. Mendudukan diriku di kursi taman sambil menyenderkan kepalaku menikmati dinginnya malam. Pikiranku terus melayang pada mimpi buruk tadi seolah yang ku lihat adalah nyata.

"Sebenarnya apa yang terjadi,"gumamku.

"Kenapa aku tak mengingat apa pun,"ucapku sambil menatap langit malam yang awalnya cerah mendadak menjadi mendung. Angin berdesir dengan cepat dan juga kencang yang membuat beberapa daun-daun di pohon sekitar taman berguguran dan rontok.

'Dan juga ada hal yang mengganjal pikiranku yaitu lari dari siapa?'

POV' Draken End:
____\\\\____\\\____\\\____\\\____\\\___\\\

* Hey,hey,hey ini fanfic Tokyo ravengers boy x boy

* Mohon maaf jika banyak typo dan kesalahan atau karakter ooc🙏🙏

*Jangan lupa vote and coment karena coment nan kalian membantu penulis seperti saya ~akhir~

⏳ 一度[One Time]⌛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang