Apa Akun Sosial Medianya ?

5 0 0
                                        

Malam hari ini, hujan deras di luar terdengar seperti guyuran air. Suara petir saling bersahutan. Angin yang kencang meniup gordyn kamarku. Malam hari ketika hujan adalah waktu yang pas untuk minum susu coklat panas dan membaca buku. Aku ke dapur dan menyeduh susu coklat panas. Aku kembali lagi ke kamar dengan segelas susu coklat panas. Kututup pintu kamar dan kutaruh gelas itu di atas meja belajar. Kunyalakan lampu belajar dan agar semakin syahdu, kuputar musik klasik dari hp-ku. Kubawa satu novel dari rak buku dan kusimpan juga di atas meja belajar.

Aku menarik kursi belajarku dan duduk. Kuteguk susu coklat panas perlahan. Sengaja kuminum sedikit – sedikit agar aku menikmati saat meminumnya. Kubaca novel yang ada di depan mataku. Novel ini menceritakan tentang seorang perempuan yang memiliki kepribadian ganda. Halaman demi halaman kubaca silih berganti. Sesekali teguk susu coklat yang mulai mendingin.

Tak terasa sudah 103 halaman kubaca. Susu coklat di gelas pun sudah tak bersisa. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 22.45. Sudah larut malam ternyata. Aku sudah mulai mengantuk tapi kutahan rasa kantukku untuk meneruskan bacaanku. Tanggung, aku sedang membaca bagian favoritku.

Tiba – tiba aku berada di sekolahku. Aku memakai seragam SMP –kemeja kotak – kotak merah-biru dan rok berwarna biru di bawah lutut- plus kaus kaki putih panjang. Aku berjalan menuju kelas 9-1. Aneh, banyak sekali orang di kelasku tapi tak satupun yang kukenal padahal ini kelasku. Mereka berkumpul mengelilingi meja paling depan yang berhadapan dengan meja guru. Sepertinya mereka sedang menonton. Kuhampiri mereka karena penasaran. Ternyata, mereka sedang menonton video lucu di youtube. Mereka tertawa terpingkal – pingkal sampai ada yang memegang perutnya. Aku duduk di kursi jajaran ketiga.

Seorang laki – laki masuk ke kelas. Ia merapikan jambul rambutnya. Ia menaikkan alisnya dan tersenyum padaku. Jantungku berdegup tak tentu ritmenya. Aku hanya balas senyumannya dengan cengiranku.

"Aku cari kemana – mana tadi kok gak ada di kelas ?," tanya laki – laki itu. Ia adalah Bena, orang yang aku suka sejak kelas 2 SD.

"Tadi baru dari toilet. Ada apa, Bena ?"

Bena mengeluarkan satu buku tulis dari tasnya. "Aku mau kasih kamu buku ini untuk kenang – kenangan". Buku itu hanya buku tulis biasa. Kubolak – balik buku yang tak bersampul kertas coklat.

"Buku apa ini, Ben ?" tanyaku.

"Ini buku rahasia. Hanya kamu yang boleh baca buku ini". Aku mengernyitkan dahi. Ini hanya buku tulis biasa. Kubuka halaman pertama buku tulis itu. Namun, Bena langsung menutup buku itu.

"Dibaca di rumah saja nanti, Far". Aku masih mengenyitkan dahi. "Jaga baik – baik buku ini ya, Far !" seru Bena.

"Oke, Ben. Nanti aku baca di rumah". Jawabku. Bena pun pergi ke luar kelas. Namun, ia tiba – tiba berlari padaku. "Kamu jaga baik – baik ya, Far !"

"Siap, Ben !" jawabku.

Dia kembali tersenyum padaku. Jantungku makin berdegup kencang. Kenapa dia tersenyum seperti itu ? Apa ada yang lucu denganku ? Perasaanku bahagia sekali. Tapi ada perasaan lain yang menghantuiku. Perasaan takut tak bertemu lagi.

***

Aku terbangun dari tidurku ketika ada suara prang! . Ternyata aku masih tidur di meja belajar. Dengan mata yang masih setengah tertutup, aku mencari sumber suara tersebut. Aku beranjak dari kursi belajar. Kakiku masih meraba lantai karena nyawaku masih belum terkumpul sepenuhnya. Kumatikan hp-ku yang masih memutarkan musik klasik.

Aw ! Kakiku tertusuk. Rasanya perih sekali. Aku meringis kesakitan. Nyawaku yang tadinya masih setengah di awang – awang, sepenuhnya telah kembali ke tubuhku karena tusukan benda itu. Kuangkat kakiku dan ternyata aku tertusuk pecahan gelas susu coklat. Darah mengucur dari telapak kaki kananku.

BENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang