TIGA

29 6 0
                                    

“Akan banyak ketidak terdugaan di dunia nyata Yang disajikan apik oleh semesta Melalui skenario sang Maha Sutradara Semua cerita sesak dan indah ini bermula Dan oleh sang Maha Pengubah Takdir Semua ini akan berakhir”.

♠️♠️♠️

N


Bi Iim terkejut saat pintu rumah terbuka dengan keras. Nando masuk kedalam rumah dengan raut muka kesal. Yang membuat Bi Iim heran saat menyapa Nando dia tak menghiraukan sapaannya. Namun Bi Iim tetap melanjutkan pekerjaannya mengiris kentang.

"Sial banget gw hari ini. Ngelakuin dosa apa ya gw?" Nando merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Malam telah tiba, ini biasanya moment yg paling ditunggu Nando karena bisa makan bersama keluarganya. Tapi bagi Nando suasana malam ini berbeda.

Mariam melihat ke arah anaknya yg dari tadi diam saja tidak memakan nasinya. Begitupun Reza menatap istrinya dengan penuh tanda tanya mengapa Nando diam seperti patung.

Bi Iim mengangkat tangan tanda tidak tahu juga saat dilihat majikannya.

Mariam menyimpan sendok dan garpu nya diatas piring.

"Nando kenapa nasinya belum dimakan?"

"Tak apa mih" Saat sadar dirinya sedang diperhatikan orang tuanya ia langsung undur diri dari meja makan dan beranjak menuju ruang depan dan duduk di kursi goyang yg menghadap ke kolam renang.

"Mungkin lagi gamau diganggu mih, biarin saja." Ucap Reza.

Mereka pun lanjut makan malam.

Sudah 3 hari Nando tidak pergi ke sekolah dan mengurung diri dikamar. Mariam semakin khawatir dengan kondisi anaknya. Setiap ditanya pasti jawabannya sedang gak enak badan.

Di suatu hari, Reza dan Mariam sedang mengobrol diruang tamu.

"Nanti gimana perasaan Nando kalau papah pindah kerja ke luar Kota. Kasian dia pah. Dia pasti gk mau jauh dari kita."

"Gimana lagi mih, atasan papah sangat mempercayakan pekerjaan ini pada papah. Ya mungkin sekarang juga Nando harus mulai lebih mandiri lagi jangan tergantung terus pada orang tua."

"Tapi dia juga udah mandiri pah, liat dia anak yg cerdas, berprestasi belajar mandiri."

"Iya mih, tapi Nando sangat penyendiri dia harus mulai bersosialisasi sama teman temannya. Mungkin Nando juga harus disekolahkan ke pesantren mih."

"Hah? Maksud papah?

Reza mengeluarkan surat didalam saku celananya.

"Dan mamih juga harus tau, ternyata selama ini dia diskorsing di sekolahnya gara gara mukul temannya sampe pingsan."

Mariam kaget dan gemetar saat melihat surat skorsingnya.

"Papah menemukan surat ini dikamarnya saat dia tidur sambil memegang surat ini."

Mariam tidak percaya kalau anaknya melakukan hal seperti itu, mungkin Nando tidak sengaja atau gimana. Pasti ada alasan tertentu. Menurutnya.

♠️♠️♠️

Nando kaget bukan kepalang saat melihat surat skorsingnya sudah tidak ada lagi ditangannya.

Ia mencari ke seluruh tempat yg ada di ruangan itu. Tapi tetap tidak menemukannya.

Terdengar suara ketukan pintu.

"Den sudah bangun? Ayo sarapan sudah ditungguin papah sama mamih."

Nando bergegas merebahkan tubuhnya di atas kasur dan pura pura sakit.

"Nanti lagi Bi, Nando lagi gak enak badan."

"Gimana Bi? Tanya Reza.

"Katanya masih sakit Tuan."

Reza mendekati pintu kamar Nando.
Dan berkata bahwa ia tahu bahwa Nando hanya pura pura sakit dan Surat yg ada ditangannya sudah di bawa sama papahnya.

Nando terkejut dan mulai beranjak keluar kamar dengan menundukan kepalanya.

"Ayo sarapan dulu" ajak papahnya.

♠️♠️♠️

"Masa harus ke pesantren pah?" Tubuh Nando mendadak lemas.





Alhamdulillah Syukron Katsir 🙏
Ditunggu kelanjutannya ya ukhty wa akhi, boy and girls 💞
Jangan lupa vote dan comment ya 🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AS-SANTRI ♠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang