✧・゚: *✧・゚:*.・゜゜・✧・゚: *✧・゚:*.・゜゜・[Name] berlari dengan kencang. Meninggalkan segerombolan lelaki yang mengejarnya dari belakang tertinggal cukup jauh.
Sial. Sial. Sial.
Para bajingan tidak tau diri itu benar-benar mengesalkan. Yukata merah yang terpasang pada tubuh [Name] juga benar-benar mengganggu pelariannya.
Orang-orang yang dia tampung kenapa malah mengkhianatinya. Dia sudah memberikan hampir seluruh miliknya pada mereka.
Sialan.
[Name] menggigit bibirnya kesal, andai dia tidak masuk ke dalam jebakan mereka. [Name] sudah pastikan para pemberontak tidak tau diri itu mati.
[Name] sedikit meringis saat merasakan luka pada perutnya mulai terbuka. Padahal sudah dia ikat, menjadi manusia dengan fisik lemah memang tidak mengenakkan.
[Name] berhenti berlari saat melihat sebuah tembok yang terhadang di hadapannya. Ah benar-benar sial.
[Name] membalikkan tubuhnya saat mendengar beberapa orang datang dengan napas terengah-engah.
" Padahal kau terluka, kau sangat hebat [Name]-sama bisa berlari sejauh ini. " [Name] mendecih kecil menatap bawahannya yang paling setia dulu.
[Name] mengusak surai hitamnya kasar. " Jadi kau mau bertarung denganku, Amane? "
Laki-laki berambut hitam itu menggeleng sambil tersenyum kecil. " Aku mengejarmu kesini bukan karna ingin bertarung satu lawan satu denganmu [Name]-sama... "
" ... Tapi untuk menghabisimu. "
✧・゚: *✧・゚:*.・゜゜・✧・゚: *✧・゚:*.・゜゜・
[Name] mendecih kesal. Yukata merahnya mengeluarkan bau amis yang menyengat, darah.
Yukata berwarna merahnya sekarang penuh dengan darah. [Name] menatap langit malam sambil memegangi perutnya.
Untuk sekedar berdiri saja, dia sudah tidak kuat. Alhasil [Name] hanya bisa duduk bersandar pada tembok bersama para mayat bawahannya.
Yah, setidaknya dia akan mati bersama para bawahannya. Tidak buruk juga, [Name] tersenyum kecil.
" Hebat. "
[Name] mengangkat wajahnya melihat seorang lelaki dengan yukata hitam membalut tubuhnya bertepuk tangan menatap keadaannya yang mengenaskan.
" Membunuh anak buahmu sendiri dengan tangan kosong padahal kau sedang terluka, kau sangat hebat. "
[Name] mengusak surai hitamnya kasar, menatap laki-laki di hadapannya dengan kesal, " Berisik, kupingku sakit. "
" Ah maafkan kelancanganku. " [Name] menatap lelaki berambut hitam dengan iris mata merah itu dengan datar.
[Name] menatap datar dengan wajah pucat yang benar-benar mengerikan, dia kehilangan cukup banyak darah. Sudah dipastikkan sebentar lagi dirinya ini mati.
" Kau kuat. Mau menjadi Iblis? "
[Name] mengerutkan dahinya dalam, " Hah, Kau bercanda ya? " [Name] bertanya dengan nada kesal.
" Kondisimu buruk [Name]-san, diobati pun kau belum tentu selamat. " [Name] mendecih kecil saat menyetujui fakta tersebut.
" Menjadi Iblis adalah satu-satunya cara agar kau bisa hidup lebih lama, lagi. "
" Aku bisa memberikan kau kehidupan yang menyenangkan. " [Name] mencengkram perutnya yang terluka dengan cukup keras.
" Lebih menyenangkan daripada menjadi seorang ketua yang dikhianati anak buahnya sendiri. " [Name] menggigut bibirnya kesal.
" Tertarik? "
" Tidak mau. "
" Biarkan aku mati dengan tenang, kau bajingan berbau busuk. " [Name] mengacungkan jari tengahnya, sambil tersenyum mengejek.
✧・゚: *✧・゚:*.・゜゜・✧・゚: *✧・゚:*.・゜゜・
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeat [ Kimetsu no Yaiba x Readers ]
Fiksi PenggemarHanya cerita dari seorang [Name] yang menjadi iblis di dunia Kimetsu no Yaiba. - Karakter bukan punya saya. Fanart Cover : https://pin.it/4MCVnQI Tata bahasa? Tidak jelas. Kadang baku, kadang tidak. Sesuai alur anime dan mangakah? Sedikit dari ani...