Cerita Seungkwan

1.7K 361 32
                                    

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!

TEKEN BINTANG SEBELUM BACA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


×××××

"Maaf ya, Bu, Pak .., malem-malem gini dateng." kata ibu-ibu yang bilang ke Minghao kalau dia bibinya Seungkwan.

"Iya, gak apa, Teh. Tumben sampenya malem gini?" tanya mamanya Yerin menyambut ramah tamunya.

"Kebetulan tadi numpang sama tetangga katanya mau ke kota, tadi sore baru berangkat." kata bibi Seungkwan. "ini ada oleh-oleh dari desa, stroberi kesukaan mbak Yerin ada juga."

"Mekasih Bi, jadi ngerepotin." kata Yerin menerima tas belanja yang isinya penuh itu.

"Gak apa-apa, belum seberapa sama yang keluarga pak Lenzo kasih buat Seungkwan." kata bibi.

Semua langsung senyum aja, gimana ya? Seungkwan udah lama banget sama mereka dan bibi masih aja sungkan.

"Seungkwan baik kan disini? Gak macem-macem?" tanya bibi pada Yerin.

"Baik bi, kalau macem-macem Yerin yang cubit dia." kata Yerin bergurau, lalu pamit buat naruh bawaan bibi ke dapur.

Semua mengobrol seperti biasanya, hanya Mingyu satu-satunya yang engga ikut dalam obrolan. Gimana ya? Mingyu gak suka sama bibi Seungkwan yang dari Lembang ini, bukannya apa-apa tapi tiap kali bibi dateng mood Seungkwan jadi jelek. Gak sekali dua kali, bibi marahin Seungkwan padahal anaknya gak ngapa-ngapain. Katanya harus hormat lah sama orang sini, bedain diri lah, bahkan gak segan nyuruh Seungkwan bersih-bersih rumah padahal yang punya rumah gak pernah nyuruh.

Kalau ngomongnya baik-baik, mungkin bisa diterima ya tapi ini engga. Ngomongnya tuh galak banget sama kata-katanya pedes bikin sakit hati.

"Kwan 2 tahun lagi beres kuliah, kamu baik-baik ya? Jangan bikin malu keluarga pak Lenzo yang udah mau biayain kamu dari sekolah sampai kuliah gini." tuh kan baru juga Mingyu pikirin.

"Iya, Bi." jawan Seungkwan, sopan. Mood dia bahkan udah jelek banget pas Minghao nyamperin didalem mesjid langsung ngasih tau kehadiran bibinya yang nunggu dipos satpam.

"Jangan iya-iya aja, lakuin yang bibi bilang. Seumur hidup kamu harus berterima kasih sama mereka, bahkan bibi gak ngasih apa-apa buat kamu, ayah kamu pergi sama cewek lain sampai ibu kamu sakit terus meninggal. Inget itu, balas budi--"

"Taki ..," ucapan bibi terhenti pas Mingyu manggil Taki yang lagi main ponselnya Yerin. "ke kamar mas gih, ada earphod pake itu ya? Atau idupin laptop Mas yang warna item, kalau putih punyanya Mas Seungkwan. Banyak game disana." kata Mingyu sekali lagi.

Taki paham kok ini Mingyu nyuruh pergi karena pembahasaan kali ini cukup sensitif. Taki mengangguk langsung lari kelantai atas, sangkin biasanya sama rumah ini Taki udah hafal seluk beluknya.

"Loh, Seungkwan dibeliin laptop juga?" tanya bibi yang kaget dengernya.

"Iya, Teh. Keperluan kuliahnya." jawab pak Lenzo, kepala keluarga rumah nomer 11.

BLOK HYBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang