Seperti biasa. Pulang sekolah selalu bersama. Duduk berdampingan, saling mepet jendela mobil kanan kiri, membiarkan bagian tengah yang kosong. Tidak ada percakapan apapun. Keduanya masih dalam ego masing-masing, perang dingin.Hingga akhirnya mobil yang mereka tumpangi sampai digedung apartemen.
Supir langsung keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Skyla, sedangkan Axel memang akan membuka pintu sendiri.
Skyla melenggang dan Axel dengan diam mengikuti dibelakang hingga mereka masuk ke dalam lift. Dan beberapa saat kemudian mereka sampai dilantai apartemen mereka.
" Sky... " suara Axel. Saat Skyla sudah hampir menyentuh pintu apartemen nya.
Hanya diam, malas menoleh. Tidak ada jawaban juga." Nanti sore gue mau jalan sama temen-temen. Lo mau ikut ga? " tanya Axel dibelakangnya. Skyla masih diam, ia masih kesal dengan Axel. Tidak tau apa maksud Axel selalu membawanya ke tongkrongan teman temannya.
Skyla tidak suka. Yang laki-laki sangat berisik dan yang perempuan juga berisik dengan hanya saling pamer barang-barang mewah mereka. Kenapa Axel tidak pernah mengerti?
" Gue tunggu di basement, jam 6 sore. " lalu Axel beranjak pergi ke apartemen nya sendiri. Skyla menghela nafasnya lelah. Kenapa Axel seperti ini kepadanya.
.
.
.
.
.
."Iya gue dateng, bentar masih nunggu Skyla. Hmm pesen makan duluan aja. "
Sudah lebih 1 jam Axel menunggu Skyla di basement, sampai salah satu temannya beberapa kali menelfonnya. Sebenarnya dia bisa saja langsung masuk ke apartemen Skyla. Tapi dia sudah berhenti melakukan itu sejak lama. Menunggu beberapa menit lagi mungkin tidak apa-apa batinnya.
.
.
.
.
.
." Ihhhh gila! Kok gue baru bangun sih. Mana kepala tiba-tiba pusing banget lagi. Axel pasti marah. "
Skyla meraba meja kecil disamping kasurnya. Mencari benda pipih yang dia yakin dia diletakkan disana sebelum terlelap. Melihat jika sudah pukul 7 malam. Itu artinya dia sudah terlambat 1 jam. Tapi keningnya mengkerut melihat bahkan tidak ada telfon dari Axel, padahal biasanya akan ada belasan panggilan tak terjawab dari lelaki menyebalkan itu.
Berusaha masa bodoh dengan berfikir positif mungkin Axel juga melupakan janjinya dan masih di apartemen.
Dengan kepala yang terasa berat Skyla segera berjalan ke kamar mandi. Membersihkan diri dengan cepat. Memilih menggunakan sweater putih turtle neck dan rok berwarna coklat muda sepanjang betis, ia rasa sedikit kedinginan. Lalu sedikit memoles wajahnya agar tidak terlihat pucat dan segera memakai sepatu.
Dengan terburu segera membuka pintu. Namun belum sempat tangannya sampai, pintu itu lebih dulu terbuka membuat Skyla kaget dan refleks mundur hingga kehilangan keseimbangan.
Beruntung karena Axel bergerak lebih cepat dengan menarik lengan Skyla hingga mendarat dipelukannya. Membuat Skyla kaget setengah mati dan sedikit merona diatas wajah pucatnya.
" Maaf. " segera axel melepaskan lengannya yang ada di pinggang Skyla. Namun belum melepaskan tangannya yang menggenggam tangan kecil tunangannya yang terasa panas.
" Ga papa kok. Gue lama ya? Sorry banget gue tadi telat bangun. Terus juga... "
Skyla terdiam saat Axel menyentuh dahinya.
" Lo sakit ya? " ucapnya dengan nada kesal campur khawatir.
" Hah? Enggak, gue... " Axel pun mengetatkan rahangnya, kesal. Kesal dengan dirinya sendiri.
" Udah ada obat atau mau ke dokter? " tanya Axel cepat. Membuat Skyla kebingungan karena, lelaki didepannya seperti beda orang?.
Melihat Skyla yang hanya diam dan menatapnya bingung, Axel segera saja menarik tunangannya itu ke arah pintu. Membuat Skyla terkesiap dan menahan Axel.