¤¤¤¤¤
Kejadian beberapa jam lalu semakin membuat Skyla frustasi dengan sikap Axel. Namun, sebenarnya ia juga tau jika Axel sangat tidak suka melihatnya berdekatan dengan Dava.
Axel tidak menyukai Dava bermula di beberapa bulan yang lalu. Entah apa yang membuatnya begitu membenci Skyla yang bahkan hanya berbincang singkat dengan Dava.
Seperti kejadian satu bulan lalu.
Di sebuah acara pentas seni kelas 11. Saat itu Skyla berjalan dari kelas bersama dengan Dava. Sebenarnya Dava juga ingin menjemput Lea pacarnya. Tapi ternyata Lea sedang sakit. Akhirnya, Skyla dan Dava melanjutkan berjalan bersama ke Aula.
Albert Auditorium. Sebuah ruangan besar yang dapat menampung semua murid yang ada di sekolah termasuk para guru dengan desain panggung berada dibawah dan tempat duduknya tersusun keatas. Dengan properti yang mewah tentu saja.
"Gue duduk samping lo ya, Dav? " ucap Skyla. Ia tidak melihat keberadaan Axel. Dan ia pun tau jika pasti Axel tidak berminat dengan acara seperti ini.
"Lo emang ga duduk bareng Axel? "
"Ngga ada orangnya. Lagian juga gue yakin dia ngga dateng kok. Gue duduk sama lo ya? " pinta Skyla antusias.
"Terserah lo. "
"Yeayyy,,,"seru Skyla senang.
Dava melihat sekitar. Mengingat jika Skyla bukanlah orang yang teliti dalam memastikan sesuatu. Ia memilih memastikannya sendiri jika manusia batu atau kekasih Skyla benar-benar tidak hadir di acara ini. Ia tidak ingin Skyla dimarahi hanya karena hal sepele. Dan tentu saja menghindari baku hantam dengan Axel yang temperamen nya buruk sekali jika menyangkut tentang Skyla. Yahh memang tipikal Labil.
Acara pun dimulai. Dengan pembawa acara yang mulai maju ketengah panggung. Dava masih memperhatikan sekitarnya. Menoleh kanan, kiri dan belakang.
Benar saja. Axel sudah melihat kearahnya. Memandang dengan tatapan tidak bersahat.
~
Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMA Albert. Tempat duduk pun mulai penuh. Terlihat satu kursi kosong di sebelah Axel. Ia berdecak kesal, melihat pemilik kursi itu tak kunjung datang. Hingga seseorang datang dan duduk tiba-tiba.
"Pergi Kev! Siapa yang nyuruh lo duduk disini!? " ucap Axel tidak suka.
"Ngga ada. Aelahh. Xel, kosong juga kursinya... " jawab orang itu dengan santai. "Apa? Jangan bilang kursinya lo booking buat Skyla?" tebakan Kevin benar. Axel hanya diam sambil bersedekap tangan dan melihat ke penjuru arah.
"Kan, bener. Noh, gue kasih tau. " Kevin merangkul Axel, namun segera ditepisnya. Kevin mencebik.
“Nohhh,,, Skyla. Udah dapet tempat duduk dia. Lo tenang aja. Liat kan? Keliatan ngga lo? Sampingnya Dav… “
“Bisa diem ngga lo! “ ucap Axel jengkel. Dia kesal sekali.
“Santai brooo... si Dava punya Lea, oke?” Jawab Kevin mengingatkan, karena aura marah Axel yang siap meledak kapan saja. Axel menoleh ke Kevin dengan tatapan menusuk.
“Kuping lo masih berfungsi kan!? Pergi! “
“O-oke oke. “ Kevin pun pergi.
~
Dava menghela nafas pelan. Kemudian menepuk pundak Skyla pelan.
“La… “