Jihyo

435 47 6
                                    



- Tzuyu










Gue suka ngeliatin mata dia yang menyipit kalo lagi ketawa, ketawanya adalah hal yang paling cantik yang pernah gue denger, gue gabakal pernah bosen ngedengerin nya.

Agak aneh sih, tapi senyumnya itu yang bikin dirinya makin cantik luar biasa. Itu hal pertama yang gue liat dari seseorang yang gue suka. Gue suka mata dia, matanya keliatan kayak mata orang yang lagi jatuh cinta setiap hari.

Menurut gue, apa yang bikin dia cantik itu adalah sikap optimis yang dia punya. Dia nggak harus ceria sepanjang waktu, tapi dia bisa tau kapan untuk terus maju meskipun hidup nggak menentu.

Dan satu lagi, yang ngebuat gue jatuh hati adalah sifatnya yang judes kalo belum kenal, dia juga paling jago untuk membakar semangat temen-temennya, termasuk gue. Contohnya ketika gue lagi berjuang buat skripsian.







-jitzu









"Nunggu lama, ya?" tanya Jihyo ketika Tzuyu masuk ke dalam mobil.

Tzuyu geleng geleng sambil nyimpen barang barangnya ke belakang, terus pake seat belt, "Kayaknya cuma nunggu 15 menit. Tadi aku ditemenin bentar sama Chaeyoung kok,"

"Terus Chaeyoung nya kemana?" tanya Jihyo sambil ngelajuin mobilnya.

"Pulang duluan sama Kak Sana," jawab Tzuyu, "Boleh minta gak?" tanya Tzuyu sambil nujuk ice americano milik Jihyo.

"Minum aja,"

Fyi, Jihyo ini dua tahun lebih tua dari Tzuyu. Satu Universitas tapi beda fakultas. Waktu semester 4 Jihyo sering banget main ke fakultas Tzuyu buat nyamperin Mina- temen SMA-nya. Jihyo ini cukup terkenal, rasanya gak mungkin kalo ada mahasiswa yang gak tau Jihyo.

Setahun yang lalu Jihyo baru aja lulus, dan sekarang udah kerja disalah satu firma arsitektur yang cukup terkenal di daerah sini.

Akhir minggu selalu Jihyo manfaatkan buat ketemu sama Tzuyu, minum kopi atau sekedar beres beres kamar kosan milik Tzuyu.

"Kak.. kenapa ya ngejar target wisuda Agustus banyak banget cobaannya," kata Tzuyu tiba-tiba.

"Lah kenapa emangnya?" sahut Jihyo sambil ngelirik Tzuyu, "Cerita sini, siapa tau aku bisa bantu,"

"Belakangan tiap aku nyoba buat nulis skripsi, aku kayak kehilangan inspirasi gitu lho. Kata-kata nya tuh suka tiba tiba ilang," ujar Tzuyu, "Waktu itu kamu kayak gitu juga gak?"

Jihyo ngangguk, "Sehari bisa buka tutup laptop lebih dari sepuluh kali, tapi aku cuma bisa nulis dua paragraf,"

"Tapi abis itu, seminggu kemudian aku refreshing, sih. Ngerjain skripsi di luar, mulai baca-baca jurnal atau baca artikel," lanjut Jihyo, "Itu wajar kok, Chou. Berarti kamu harus memperkaya pembendaharaan kata,"

Tzuyu ngangguk-ngangguk, "Nanti aku coba deh saran dari kamu,"

"Emangnya kamu ngambil skripsi tentang apa?"

"Identifikasi bakteri saluran pencernaan kucing,"

"Pasti bisa, jangan loyo gitu dong," kata Tzuyu sambil ngacak rambut Tzuyu, "Masih ada yang mau diceritain?"

"Dosbingnya susah ditemuin," jawab Tzuyu, "Sibuk banget kayaknya,"

Jihyo senyum, "Kamu kayaknya kurang liburan deh, hari sabtu nonton yuk?"

"Hari sabtu kamu selalu lembur," sahut Tzuyu ketus.

"Nggak, Chou. Kerjaan aku minggu ini lagi lowong,"

"Beneran?" tanya Tzuyu sambil natap Jihyo.

"Beneran.. Nanti aku traktir ya, janji,"

Tzuyu senyum, "Yeaaayy! Makasih banyak, Kak," meluk lengan kiri Jihyo, terus ninggalin satu kecupan di pipi kiri Jihyo.








-Jitzu










Dia anak pertama dari tiga bersaudara, kebanggaan Bandung dan kebanggaan Chou Tzuyu! :D

love scenario [ji.tzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang