Anya terdiam karena Tian juga tidak bersuara. Anya memandang Tian dari sudut matanya. Jika Anya bisa memilih, dia ingin pulang aja.
Tian berusaha melirik wanita di sebelahnya yang mungkin 5 tahun lebih muda darinya. Berdandan secantik apapun tidak akan membuatnya berpaling dari Susan, seorang model papan atas yang sedang dikencaninya. "Kita lihat nanti Anya, berapa lama kamu menjalani ini,"ucap Tian dalam hati.
Anya melihat sekitarnya, dia mencoba menebak kemana mobil Tian melaju. Anya cukup hafal dengan jalan di Kota Semarang, ternyata dari arah timur, mobil ini menuju ke daerah elit yang ada di Semarang atas.
Akhirnya mobil berbelok ke sebuah apartemen yang tinggi menjulang. Tian mengarahkan mobilnya langsung ke lantai atas dan berhenti di depan tempat parkir yang tertulis reserved. Begitu satpam melihat Tian, langsung menyingkirkan papan itu supaya Tian bisa memarkirkan mobilnya.
"Turun."kata Tian singkat tanpa membukakan pintu mobil seperti tadi. Anya membuka pintu mobil dan menutupnya kembali.
Dia hanya berdiri mematung, menunggu perintah Tian selanjutnya. Anya dalam hati sangat kesal dengan semua ini, tetapi dia memilih untuk bersabar, melihat ke mana arah dari semua ini.
Tian juga memandang agak kesal ke arah Anya. Apa sebenarnya yang diinginkannya? Bukankah wanita yang akan dijodohkan dengannya selalu bersemangat? Paling tidak berusaha merayunya. Tian sudah terbiasa dengan wanita yang tersenyum genit kepadanya, atau bahkan menggandeng manja tanpa diminta hingga bagian tubuh sensitifnya tersentuh lengan Tian.
Tian menutup pintu mobil lalu berjalan beberapa langkah dan wanita itu tetap tidak bergerak, masih di samping mobil.
Anya melihat Tian berjalan tanpa mempedulikannya. Anya tetap diam di tempat semula. Tian tiba-tiba berhenti dan membalik badannya ke arah Anya.
Tian berjalan agak cepat ke arah Anya, seperti hendak memeluknya, Anya terkesiap kaget, jantungnya berdebar kencang,"Apa yang ingin dia lakukan?"ucap Anya dalam hati.
Tian berdiri sangat dekat di depan wanita yang kepalanya tertunduk dan seketika kaget ketika Tian sudah berada di depannya, sangat dekat sehingga membuat badan Anya terpaksa bersandar ke sedan hitam milik Tian.
Tangan kiri Tian bersandar di kap mobil bagian atas dan tangan kanannya ada di pinggang. Anya berusaha memalingkan wajahnya. Tidak pernah dia sedekat ini dengan seorang pria.
Jika maksud pria ini ingin menakutinya, dia tidak berhasil, Anya tidak gentar sedikitpun. Anya malah merasa seperti wanita yang mabuk kepayang.
Seluruh badannya bereaksi berbeda, seperti terkena listrik, merinding. Tempat parkir mobil ini sepi. Seperti parkiran privat. Satpam tadi juga sudah menghilang entah kemana.
Tangan kanan Tian meraih dagu Anya supaya Anya bisa menatapnya. Tian menatap Anya dengan tatapan tajam yang sebenarnya menusuk ke dalam hati Anya.
Untuk beberapa saat mereka hanya saling memandang satu sama lain, mata mereka saling bergerak menyelidik. Nafas Anya menjadi terengah-engah dan dia berusaha untuk tetap tenang.
Berbeda dengan Tian, dia begitu tenang. Memojokkan wanita sudah biasa, bahkan dia menikmatinya. Tian suka mengamati reaksi para wanita. Rata-rata mereka langsung menggoda Tian dengan menyentuh pipi Tian atau meletakkan tangan di dada Tian sambil membuka kancing bajunya dengan nakal. Tanpa bersusah payah wanita selalu dengan sukarela menyerahkan tubuhnya untuk Tian nikmati. Tian akan merayu hingga wanita itu mau bertahan sampai Tian bosan dan mencari wanita lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blessing In Disguise
RomanceAnya hanyalah seorang anak Panti Asuhan yang sudah lulus SMA dan bekerja di Panti Wreda Rumah Damai. Suatu hari seorang wanita kaya tersentuh oleh kebaikannya dan menjodohkan Anya dengan cucu satu satunya. Christian, laki laki muda tampan yang akan...