Anya terkejut mendengar perkataan Bu Lisa dan tidak memahami kenapa baru pertama kali bertemu sudah langsung menjodohkannya dengan Tian.
Itu cuma di sinetron, pikir Anya. Anya pun tidak serta merta setuju, karena dia punya prinsip dan bukan wanita yang gila harta.
Di usianya yang beranjak 25 tahun memang Anya belum pernah pacaran, ya kalau kenal dekat pernah, ini semua karena Anya minder hanya seorang anak yang besar di Panti Asuhan.
Tian tampak tidak senang dengan perkataan neneknya. Dia sangat menghormati beliau, sulit mengatakan tidak, tetapi juga berusaha keras untuk menolaknya.
Banyak di luar sana gadis cantik, kaya, menarik, yang pasti mudah bertekuk lutut di hadapannya. Wanita model apa aja pernah dikencani. Model, pengusaha, mahasiswi, Tian sudah pernah merasakan. Apa nggak ada orang lain, pikir Tian dalam hati.
Akhirnya Anya bersuara,"Maaf Bu Lisa, saya tidak memahami apa yang baru saja Ibu katakan."
Bu Lisa tersenyum dan menggenggam tangan Anya,"Kamu tidak salah dengar, Nak. Ibu akan menjodohkanmu dengan Tian, cucu ibu satu-satunya."
Tian lalu ikut menanggapi perkataan neneknya yang dia anggap sebagai gurauan,"Nenek, nenek nggak bercanda, kan?"
Tian berharap itu hanya lelucon saja.
Ibu Lisa menggenggam tangan Tian juga,"Tidak, Tian, nenek serius. Sudah waktunya kamu berhenti berpetualang dan Anya adalah wanita yang tepat untukmu. Percaya pada nenek ya." Bu Lisa kemudian menepuk bahu Tian.
Bu Lisa kemudian menoleh kepada Anya,"Besok Ibu undang kamu untuk datang ke rumah kami dan berkenalan. Tian, kamu jemput Anya, ya. Nenek tunggu di rumah untuk makan malam pukul 7. Nenek suka jika kalian bisa saling berkenalan lebih dalam. Perlakuan wanitamu seperti Ratu, ingat pesan nenek, Tian."
Anya hanya menunduk melihat raut wajah Tian yang sangat membencinya.
Anya memilih diam. Dijodohkan dengan orang terpandang mungkin menjadi impian banyak gadis di luar sana, tetapi bagi Anya ini bisa menjadi bencana.
Anya tersentak kaget ketika tangan yang kekar itu menggenggam tangannya, tanpa permisi, dan seketika raut wajahnya menjadi ramah. Entah itu benar-benar ramah atau hanya harus bersikap ramah karena Bu Lisa masih ada.
Tian berkata,"Baik Anya, aku minta nomor WA ya, supaya kita lebih saling mengenal."
Anya akhirnya mendongak dan laki-laki tampan itu sekarang terlihat jelas. Tinggi Anya kurang lebih sebahu Tian. Tian memiliki badan atletis dan dada bidang yang menjadi impian kaum hawa. Detak jantung Anya berdebar kencang.
Anya lalu menjawab dengan terbata-bata,"Mmm... Baik, maksudku iya, Tian. Ini nomorku." Anya menyebutkan 12 digit nomor WA nya dan Tian segera memasukkan nomor itu ke HPnya.
Sedetik kemudian HP Anya berbunyi dan tertulis pesan di layar "Tian".
Anya berkata,"Oke, aku simpan nomormu."
Bu Lisa tampak senang dengan percakapan singkat mereka. Tian lalu meraih tangan neneknya,"Nek, sudah siang, ayo kita pulang. Kita ketemu lagi besok ya, Anya. Aku jemput kamu jam 5. Aku mau ajak kamu jalan-jalan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Blessing In Disguise
RomanceAnya hanyalah seorang anak Panti Asuhan yang sudah lulus SMA dan bekerja di Panti Wreda Rumah Damai. Suatu hari seorang wanita kaya tersentuh oleh kebaikannya dan menjodohkan Anya dengan cucu satu satunya. Christian, laki laki muda tampan yang akan...