Gadis yang terlihat berumur 17 tahun terbangun dari tidurnya. Netranya disuguhkan dengan ruangan yang menurutnya classic dengan dinding berwarna silver.
"Dimana aku?"
ia mengusap pelipisnya yang terasa sedikit pening.Lalu ia singkirkan selimut yang sedari tadi menutupi setengah kakinya. Ia berjalan menuju jendala,dan membukanya.
Matanya seketika terbelalak melihat pemandangan yang nyata.
"Ahh indahnya,"
Lalu iya mendongakkan kepalanya menatap langit berwarna biru yang sangat indah."Langit biru? aku sudah lama tak melihatnya, tapi disini rumahnya kok dibawah semua ya,"
Ia bergumam kebingungan.Beribu pertanyaan tersimpan di otaknya.
"Ohh, banyak sekali tanaman disini,"
Matanya lagi-lagi dibuat kagum dengan banyaknya tanaman yang terhias ditaman depan rumah yang bisa senantiasa terlihat lewat jendela kamar.Ditambah suara siulan burung yang beradu merdu.
"JEN!! BANGUN!!!"
Terdengar teriakan suara seorang wanita diiringi langkah kaki yang menuju kamarnya."Ngapain kamu sayang? udah jam setengah 7 belum mandi cepet mandii sekolah,"
Wanita paruh baya itu menarik tangannya, membuatnya terpaksa mengikuti langkah wanita paruh baya tersebut.
"Eomma gak mau kamu terlambat sekolah ya!kamu kok males banget."
Kata wanita itu sambil memasukkannya kedalam sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar mandi.
"Jennie, cepet mandi, habis itu sarapan, trus pakai seragam yang sudah Eomma siapkan di kamar."
Wanita itu menutup pintu kamar mandi dan menjauh."Apa? Jennie? tapi aku kan Jenna,"
gumam Jenna."Ohh,ini kamar mandi terlihat kuno, masih sangat tradisional,"
Jenna buru-buru mandi dan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, kok dia bisa dirumah seseorang?
Lalu tiba-tiba otaknya berhasil mencerna menemukan jawaban kenapa ia disini.
Jenna berlari menuju kamar, tempat pertama yang Jenna singgahi dirumah ini.
Setelah memakai seragam,Jenna bercermin.
"Hah?! mu-ka, mukaku,"
Ia kebingungan memandangi mukanya."Ini muka bunda waktu muda, lahh, kok aku ada di ditubuh bunda waktu muda."
Jenna anak pertama dari Jennie dan Kai, entah bagaiman ia bisa berada dalam tubuh Jennie muda.
"JENNIE TURUN!"
Suara itu lagi.
"Nee.. "Wanita yang tadi menyeretnya ke kamar mandi jika dilihat lihat mirip neneknya.
Ya memang itu neneknya.
"Ini roti selai dimakan sama teh jahe,"
Katanya."Wow,Nenek keliatan jauh lebih muda,"
Kata Jenna."Apa katamu, nenek?! aku ini ibumu Jen, kok bisa dipanggil nenek, mau Eomma potong uang jajan mu?"
"Eh, engga nek, maksudnya e-o-mma yah eomma."
Jenna mulai menyantap roti tersebut...
Kalo aku tiba-tiba ada di tubuh bunda, berarti.....
Brakkk!!
"Eh kaget! kenapa lagi?"
"Eomma, kalender mana," Tanya Jenna
"Makannya matamu jangan dianggurin,tuh."Seora menunjuk kalender kecil yang ditaruh di meja makan.
Jenna melihat kalender menggunakan kertas.
Kuno sekali, gaada kalender digital apa
Batinnya."Eomma,sekarang tanggal berapa?"
"15."
"Tahun?"
"2021.""What?! 2021?!"
Teriak Jenna."Kenapa, emang tahun 2021 kan?"
Jenna hanya tersenyum canggung.
Bener dong, kalo ini tahun 2021, berarti ini 26 tahun yang lalu.
Ya, Jenna lahir tahun 2028 dan sekarang Jenna berusia 19 tahun di tahun 2047.
"Eomma, umurku sekarang berapa?"
"18 tahun."
"Aah, nama Eomma Kim Seora kan?"
"Iya, kok kamu tanya tanya mulu Jen kamu lupa?""Hehe, engga kok,"
Yakan, Kim Seora kan nama nenek, berarti aku emang didalem tubuh bunda Jennie sekarang.
"Jennie, cepet Appa antar ke sekolah,"
Jenna yang ada didalam tubuh Jennie refleks menoleh mendengar suara berat pria.
Kalo orang itu Appa-nya Jennie berarti itu Kakek!
Jenna berlari memeluk Kakenya.
"Woah, Kakek tampan sekalii, masih hidup lagi,"
Tangan Pria itu lalu mendorong kepala Jenna yang ada ditubuh Jennie.
"Kakek? istriku..
ini anak kita sakit apa?""Tau tuh pa, biasalah obatnya habis,"
"Eomma sembarangan aja, enggak ko Kek eh maksudnya Appa,"
"Annyeonghaseyo,"Jennie membungkukkan badan didepan ayahnya.
Ayahnya terkejut memandang tingkah putrinya yang sedikit ralat bukan sedikit tapi sangat sangat sangat berbeda dari biasanya.
Otak Jenna lalu berpikir
Terakhir kali aku sih ngapain di tahun 2050?
"Haah!! aku, aku kecelakaan, apa jangan jangan aku udah mati hwaaa, Appa coba cubit tanganku."
Ayah Jennie yang merupakan Kakeknya lantass mencubit tangannya.
"Aww, sakit!
hwaa Eomma pisau sini pisau,""Buat apa heh jangan macem macem kamu,"
Jenna merebut pisau yang ada di tangan neneknnya.
Lalu melukai jari telunjukknya.
"JENNIE!!" Teriak Ayah dan Ibu Jennie bersamaan.
Jenna yang ada di tubuh Jennie lalu menjambak rambutnya sendiri, menampar pipinya,tau apa yang lebih parah? KAYANG, Jenna Kayang agar tahu ia sudah mati atau belum.
"Aku bisa ngrasain sakit, ini real aku masih hidupp hidupp, terimakasih tuhan...."
"Appa, cek dahi Jennie cepet bawa ke rumah sakit,"
"Emm,nggak panas maa!"
"Eh eh, Jenna eh Jennie gak papa kok.
Dahlah Yuk Appa berangkat!"Jennie terlihat sangat aneh, setelah apa yang baru saja ia lakukan, Jennie langsung bangkit dan berjalan layaknya model dari Bojong Gede.
"Salahku apa, kok anakku mendadak jadi orang gila."
***
Helo, gimana ceritanya?
Semoga kalian suka ya
Btw cerita ini terinspirasi dari Mr.Queen
Mohon dukungannya dengan vote dan coment❤Minal aidzin walfaidzin, sabil mohon maaf lahir batin
Tunggu part-part selanjutnya ya-!!
KAMU SEDANG MEMBACA
This Not Mine [ON GOING]
FanfictionJenna:"Tujuanku hanya ingin bertemu denganmu sebagai ayah dan anak, tidak lebih..." GD:"Aku mendapatkanmu, tapi tidak tidak dengan hatimu." Kai:"Aku mungkin mendapatkan hatinya,tapi kau adalah ayah terbaik untuk putri kami." Jongin:"Semoga aku bisa...