1st lie

2.4K 526 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



.★.


"Makan, y/n. Atau lo mau gue suapin, hm?" tawar Haruto yang bikin gue cepet-cepet ngambil sumpit gue buat mulai makan.

Pagi ini, kaya pagi biasanya, gue sarapan bareng Haruto.

Bedanya, gue ga berani natap mata dia. Takut mimpi buruk gue semalem beneran kejadian.

Gue mimpiin apa? Mimpiin dia jadi psikopat dan bakal bunuh gue ga lama lagi.

Haha. Mimpi yang bagus y/n. Bodoh, tapi entah kenapa firasat gue jadi ga enak habis mimpiin itu. Ditambah hari ini entah kenapa Haruto keliatan beda.

Sementara Haruto udah nyelesaiin makanannya, gue masih makan makanan gue pelan-pelan.

Haruto berdiri dari tempat duduknya. Dan sukses bikin gue kesentak waktu tiba-tiba dia ngelingkarin tangannya di perut gue.

"Gue masih laper," ujar dia.

Ini gue sambil masih nyoba ngatur detak jantung gue yagusti.

"Yaudah mau makanan gue?" tawar gue akhirnya, nyoba buat biasa aja.

"Emmm, maunya lo."

"H-ha?"

Mata gue melotot sempurna.

Bukannya jawab, Haruto malah cekikikan sendiri liat muka merah gue. Dia lepasin pelukannya, terus jalan pergi.

"Gue berangkat duluan ya, kalau gitu. Lo istirahat mumpung gaada jam ngampus."

Gue pun ngangguk-angguk aja. Untung dia cepet lepasin pelukannya dan pergi. Gue jadi ga perlu mikirin situasi absurd tadi kan.

Detak jantung gue perlahan balik normal. Tapi —

Chup!

Si syaiton dengan seenak jidat muter kursi gue, terus —yagitu.

Haruto ngecup bibir gue singkat dan langsung kabur dengan muka cengengesannya liatin gue yang blushing.

"Makasih makanannya."












Modus anjer.




perfect lie  | harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang