02. Pelukan hangat

1K 252 52
                                    

"Aroma tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aroma tubuhnya..

Insiden 3 agustus, dimana pertarungan besar terjadi. Pertarungan antara 50 anggota geng Toman melawan 100 anggota geng Mobius.
Penyebabnya sebab adanya masalah internal, dimana salah satu anggota geng yang dipimpin Mikey kena hasutan jahat.

Ryuguji Ken yang kerap disapa Draken, wakil ketua geng Toman sekaligus teman terdekat Mikey menjadi korban dalam pertarungan ini.

Beruntung, dengan bantuan Hanagaki Takemichi seorang lelaki kuat mental yang mana berhasil membawa Draken ke rumah sakit. Meski begitu, keadaan Draken tidak sepenuhnya baik.
Lelaki itu sempat mengalami gagal jantung.

Mikey saat ini tengah menenangkan anggotanya termasuk Emma agar tidak mengkhawatirkan Draken. Cukup dengan senyumannya, ia berhasil menyakinkan kalau Draken akan baik-baik saja.

"Mitsuya-kun?"

Tiba-tiba (Name) datang menghampiri sekumpulan orang yang saat ini tengah resah didepan ruang operasi.
Gadis itu datang dengan tetap berada dikursi rodanya.

"Apa yang terjadi?" Heran (Name), pasalnya wajah orang-orang pada panik bahkan Mitsuya juga sesekali memukuli tembok yang tak tahu apa dosanya.

Mitsuya jongkok didepan (Name), menyamakan tingginya dengan gadis itu. Sebenarnya ia khawatir, padahal ini tengah malam tapi (Name) malah belum beristirahat dan berkeliaran sampai sini.

Mikey melihatnya, dimana Mitsuya yang memegang kedua tangan gadis itu.

"Bukan masalah besar kok, hanya saja temanku sedang terluka." Balas Mitsuya sembari menoleh ke ruangan operasi yang mana lampu pemberitahuannya masih menyala.

"Humph! Kau berbohong, darimananya yang bukan?! Semuanya tegang seperti ini."

Semua orang menatap kaget ke arah (Name), ucapan gadis itu ada benarnya.
Mitsuya gelagapan, niat hati tidak ingin membuat kekasihnya khawatir malah dia sendiri yang merusaknya.

Memang, dia tidak bisa membohongi (Name).

"Gomen." Ujar Mitsuya.

"Ie, tidak apa kok. Aku juga yakin dia akan baik-baik saja, dia orang yang kuat benar kan?"

Mitsuya ikut menyunggingkan senyum kala (Name) berkata seperti itu.

"Oi Mitsuya, suruh dia diam!" Tegas Mikey. Kepalanya pusing mendengar ocehan (Name).

"Hah? Apa masalahmu?" (Name) mencebik kesal, gadis itu menggerakkan kursi rodanya sendiri mendekati Mikey.

"Lihat disini siapa yang lebih banyak berbicara? Kau sendiri kan?" Ucap (Name).

Mitsuya panik, kenapa (Name) malah menambah garam disituasi seperti ini.

"Orang yang banyak bicara menandakan kalau dia sedang cemas dan lagi suaramu terdengar bergetar.. kau tidak cukup bisa menyakinkan mereka." Satu panah menusuk ke dalam ulu hati kecil Mikey.

"(Name) hei, berhenti lah.." Mitsuya menenangkan (Name), sebab gadis itu menbuat suasana makin aneh.

"Sebentar Mitsuya-kun, aku masih ingin bicara dengan orang sok kuat macam dia!" Tunjuk (Name) ke Mikey.

Sebelum Mikey membuka suara untuk membalas, pintu ruang operasi dibuka membuat perhatian semua orang teralihkan.

"Bagaimana keadaannya?"

"Operasinya.. sukses!"

"W-Wohooo!!! Kita berhasil menyelamatkannya!" Seru sekumpulan anak kencur yang penampilannya seperti berandalan.

"Kalian diamlah!" Tegur Mitsuya, ekspresinya tak sinkron dengan teriakan larangan barusan. Lelaki itu terlihat lega.

"Hinaa! Aku sangat takut!!" Seru Emma yang menangis dipelukan seorang gadis.

"Woh, itu kabar yang bagus! Syukurlah ya!!" Mikey tersentak kala (Name) memegang kedua tangannya dan menggoyangkannya kuat.

Dan ditambah lagi, (Name) malah menangis seiring dengan senyuman lebarnya. Hei, gadis itu jiwanya tidak terganggu kan?

***

Mikey berjalan gontai ke luar rumah sakit. Beban hatinya seolah terangkat begitu saja setelah mendengar kata dari dokter. Dia memilih bersembunyi dibalik tembok, Mikey memegang dahinya dan perlahan merosot jatuh terduduk.
Dia menangis.

"Syukurlah.. Kenchin."

"Kau membuatku khawatir."

Mikey membiarkan air matanya mengalir deras tanpa diketahui oleh siapapun. Tetap saja Draken adalah segalanya bagi Mikey. Teman baiknya yang selalu mengurusnya layaknya seorang ibu ekhem ralat, babunya.

"Ternyata kau bersembunyi disini."

(Name) lagi-lagi menemukan Mikey, gadis itu kembali menggerakkan kursi rodanya untuk mendekatinya.

Air mata yang kala itu mengalir deras mendadak berhenti, tapi Mikey belum berani menatap wajah sang gadis.

"Mikey-kun, meskipun fisikmu sekuat baja ternyata dalamnya lemah juga. Yah tak heran saat ka─"

Ucapan (Name) terpotong kala Mikey tiba-tiba memeluknya, seharusnya lelaki itu merasa tak nyaman sebab posisi (Name) yang duduk dikursi roda. Tapi nyatanya, (Name) sangat nyaman untuk dipeluk layaknya boneka teddy.

Mikey menghirup dalam aroma khas rumah sakit yang ada ditubuh (Name). Bau obat adalah bau yang paling ia benci, tapi sekarang bau ini menjadi candu bagi Mikey.

(Name) tahu kalau Mikey saat ini sedang menangis dalam diam.

"Hei ku beritahu satu hal tentang dandelion, dia yang nyatanya rapuh namun tampak begitu kuat. Berani menantang angin yang seenaknya melawannya."

(Name) mengangkat tangannya dan mencoba mengelus pelan surai pirang Mikey.

"Dandelion yang tegar.. walaupun dia diterpa badai dia tetap menjaga kecantikannya dan tumbuh menjadi bunga yang indah."

"Itu mirip sepertimu, Mikey-kun."

"Hanya saja, ketika bunganya terlepas dari tangkainya.. kau tidak akan bisa menahan dan menyatukannya kembali."

Mikey semakin mempererat pelukannya tak peduli dengan rasa sesak yang diterima oleh (Name).

"Maaf Mitsuya, aku ingin memilikinya. Bolehkah?" Batin Mikey frustasi.

Salah satu kelemahannya sudah terbuka dihadapan gadis itu. Mikey paham kalau gadis itu hanya berniat menyemangatinya, tapi dia tidak berdaya, dia tidak sejahat itu ingin merebut (Name) dari sahabatnya sendiri.

Cinta bertepuk sebelah tangan ternyata se sakit ini.

Tanpa mereka sadari, Mitsuya melihat semuanya. Dibalik tembok dengan tatapan kecewa.

...membuatku candu."

Floseriux | Sano Manjirou [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang