Lelaki bermarga Kim tersebut perlahan terbangun dari tidurnya yang cukup lama. Manik matanya mengerjap beberapa kali dan membiasakan diri dengan cahaya matahari. Athan meringis pelan merasakan sakit pada bagian perutnya. Saat dipegang ada sebuah perban yang membalut. Dia juga mengedarkan pandangan ke sekitar.
Athan tidak tahu dimana ia berada. Netra miliknya hanya bisa menatap sebuah ruangan besar dengan cat berwarna putih susu. Di sisi kiri ada jendela besar yang ditutupi oleh gorden panjang berwarna senada. Pakaiannya pun sudah berganti dengan setelan kemeja hitam. Jantungnya berdegup kencang, takut-takut bila dirinya diculik oleh orang jahat.
Lalu pintu terbuka dan muncul seorang gadis memakai blouse renda berwarna magenta berlengan panjang dipadukan dengan celana high waist hitam. Ia juga menggelung rambutnya dan mengenakan sepatu berhak. Di tangannya membawa sebuah nampan yang diisi piring dan segelas minuman.
"Kau sudah bangun?" Tanyanya. Yang ditanya masih kebingungan dan malah berkedip melihat gadis cantik di hadapannya. "Ini sarapanmu"
"K-kau! Bagaimana bisa—" Ia terkejut begitu tahu siapa lawan bicaranya sekarang.
"Masih ingat denganku?"
"Tentu! Kau adalah gadis yang menuduhku" Cercanya dengan sengit. Halinka mengalihkan pandangannya malas. "T-tapi, mengapa aku bisa di sini?"
"Aku juga tidak tau, aku hanya menemukanmu tergeletak lemas di depan rumahku"
Athan mencoba mengingat kembali memorinya kemarin. Ia akhirnya tahu apa penyebabnya.
"Makanlah dulu" Ujar si gadis. Sang pangeran menatap hidangan itu penuh curiga. "Aku tidak menaruh racun, jika aku ingin membunuhmu mungkin sudah kulakukan sejak tadi malam dan melempar tubuhmu ke jurang. Aku tidak perlu repot menolong dan membawamu ke sini" Cara bicaranya ketus seperti biasa.
"J-jadi, kau yang menolongku?"
"Mau siapa lagi?"
"B-bukan hanya saja. Aku pikir kau tidak mungkin mau menolongku"
"Aku sendiri melakukannya karena terpaksa! Kalau saja tiba-tiba keluarga kerajaan menemukanmu dengan kondisi sekarat di area rumahku. Bisa aku yang dihabisi! Lagipula, kenapa kau harus berhenti di depan rumahku sih? Apa tidak ada tempat lain?" Kesalnya sembari meletakkan nampan di atas lemari kecil samping kasur.
"Aku sendiri juga tidak tau. Aku hanya ingat kalau kemarin, aku sedang berburu dengan golongan gold caste"
"Apapun yang kau lakukan aku tidak peduli. Tapi kau harus lebih berhati-hati untuk beraktifitas sesuatu di tengah hutan" Peringat Halinka. Athan terdiam tak menjawab. "Kalau sudah selesai, ganti pakaianmu dan turun ke bawah. Aku sudah membersihkannya" Ia menunjukkan setelan yang sudah digantung rapi di depan kasur persis.
"Terima kasih"
Di ruang tamu sudah ada Halina yang duduk tenang menyesap teh hangatnya sembari menonton tv. Ia menolehkan kepalanya ketika saudari kembarnya turun dari tangga utama.
"Bagaimana keadannya? Sudah membaik?"
"Iya"
"Baguslah"
"Apa yang harus kita lakukan setelahnya?" Halinka masih berdiri di tempatnya.
"Sesuai dengan rencana awal. Kita harus segera mengantarnya pergi keluar. Kau ingat peraturan di rumah kita kan?"
"Tidak boleh membawa manusia masuk ke dalam rumah lebih dari 24 jam, karena aura kaum fana dapat memberikan efek buruk. Aku mengerti" Jawabnya melipat tangan. Halina membalas dengan senyuman. "Kau sudah menghubungi sepupunya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Castle (Pretty Devils and Red Dragons)
FantasyTinggal dalam sebuah kastil terkutuk? Apakah ada manusia yang mau menempatinya? Bagi sebagian orang mungkin terdengar mustahil, namun tidak bagi kedua gadis kembar non identik ini. Mereka telah tinggal dalam sebuah kastil menyeramkan sejak lahir. Su...