Halinka kini kebingungan setengah mati setelah mengetahui bila kalungnya hilang entah kemana. Pasalnya kalung tersebut tak boleh terlepas dari lehernya lebih dari 48 jam, jika sampai terjadi maka seluruh leluhur di alam lain akan kesakitan dan Halinka dihukum berat seperti diberi penyakit keras bahkan kematian. Kalung tersebut adalah pemberian yang turun menurun dan diwariskan apabila orangtuanya sudah meninggal.
Penerusnya akan diberikan kalung tersebut dan tak boleh dilepaskan dalam keadaan apapun karena mengandung banyak sekali sihir di dalamnya. Konon menurut cerita dari neneknya, bila jiwa leluhurnya yang telah meninggal akan masuk ke dalam berlian merah yang ada di kalung itu.
Perasaan gusar, cemas, dan takut hinggap dalam dirinya. Ia tak tahu harus mencari kemana. Karena terhitung sudah 20 jam kalung itu tidak dipakainya. Yang artinya dia hanya memiliki sisa 28 jam lagi untuk menemukannya. Sedangkan Halina menatapnya dengan sedikit khawatir. "Coba ingat-ingat lagi, mungkin saja kau tak sengaja melepasnya"
"Tidak! Aku tidak pernah melakukan itu!"
"Atau mungkin tidak sengaja terjatuh saat kau di kota kemarin" Ucap Halina kembali.
"Kota? Terjatuh?" Halinka mencoba mengingat aktifitasnya kemarin. Memorinya langsung menangkap kejadian saat ia ditabrak oleh seseorang. Matanya membola lebar.
"Aku tahu! Kemarin ada seseorang yang menabarakku sampai terjatuh. Mungkin saja dia yang mengambil kalungku!"
"Kalau begitu kau harus segera ke sana lagi"
"Iya! Ah Halina! Sepertinya hari ini aku tidak bisa menggantikanmu"
"Ehm, tidak apa. Kau harus menemukan kalungmu terlebih dahulu" Balasnya.
Halinka pergi dari sana dengan langkah cepat.
Sekarang ia telah sampai di alun-alun dan mendatangi pusat informasi meminta untuk mengecek cctv. Pada awalnya dia tak menemukan apapun hingga matanya menangkap sesuatu. "Itu!" Tunjuknya pada pria asing yang menabraknya.
"Dia orang yang menabrakku, aku yakin dia pelakunya! Coba cari lagi!"
Sang petugas terus mencarinya dengan tangan yang bergerak pada mouse. Sampai terlihatlah
sesosok lelaki dengan jelas sedang memegang kalung miliknya tinggi-tinggi ke atas."Tunggu!" Mata Halinka menajam begitu melihatnya.
"Kalungku!" Pekiknya.
"Ini milik anda?"
"Iya! Jelas sekali itu milikku! Lihatlah" Halinka menunjukkan sebuah foto kalung pada ponselnya.
"Persis bukan?"
"Iya"
"Dasar pencuri! Katakan padaku! Apa kau tahu siapa pria itu?"
Sang petugas mencoba memperbesar layar dan tampaklah wajahnya yang tidak asing. "D-dia, Prince Athan?"
"Apa?!" Halinka begitu terkejut mendengarnya.
Tak lama kemudian dia kembali berkata, "Siapa?" Wajahnya berganti jadi bingung.
"Dia adalah pangeran yang akan menjadi penerus King Asa" Ujar pegawai tersebut. "Tapi aneh sekali. Apa yang dilakukannya di sini? Bahkan tidak memakai pakaian istana" Tambahnya terheran.
"Aku tidak peduli! Katakan saja bagaimana caranya aku bisa bertemu dengannya?"
*
*
*
*Kim Athan kini berada di dekat jet pribadi menunggu seseorang keluar. Dia tidak sendirian melainkan ditemani oleh banyak bodyguard serta asisten pribadi perempuan bernama Lim Kyra yang tak lain dulunya adalah wartawan yang pernah mendatangi si kembar, entah mengapa kini namanya sudah berganti serta beralih profesi. Athan berdiri tegap kedua tangannya ditautkan di belakang tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Castle (Pretty Devils and Red Dragons)
FantasíaTinggal dalam sebuah kastil terkutuk? Apakah ada manusia yang mau menempatinya? Bagi sebagian orang mungkin terdengar mustahil, namun tidak bagi kedua gadis kembar non identik ini. Mereka telah tinggal dalam sebuah kastil menyeramkan sejak lahir. Su...