Si Putih sedang berguling-guling di karpet ruang tamu, aku memperhatikannya sambil tersenyum.
'Ini jam berapa ya?'
Mataku segera menatap jam dinding di rumah. Jam sembilan lewat sepuluh rupanya.
Tepat telat setengah jam.
Ali bilang ia akan menjemputku setengah jam yang lalu, menggunakan ILY. Tapi ya, namanya juga Ali. Aku menghela napas, perhatianku pun kembali tertuju kepada Putih.
'Tuk tuk'
Ada suara ketukan pintu dari luar, aku bergegas membukakan pintu.
"Halo, Ra. Maaf agak telat."
"'Agak' ?? Ali, kamu sudah telat setengah jam, halo??"
"Iya aku tahu, makanya aku minta maaf. Ayo kita berangkat sekarang." Ia segera bergegas membukakan ILY agar aku bisa masuk. Aku hanya bisa mendengus sebal, namun tetap mengikuti ajakannya.
Ali mengajakku untuk mengerjakan PR B. Indonesia kemarin, karena dia bilang butuh sedikit bantuan dariku. Aku tentu saja mau, namun, aku kira kami akan mengerjakannya di rumah Ali.
Ternyata Ali mengajakku ke perpustakaan kota Tishri. Aku bertanya 'Kenapa?'
'Tidak apa-apa, aku bosan di rumah.' Begitu jawabnya.
Yang aku khawatirkan adalah izin dari Miss Selena, apakah boleh?
'Tenang, aku sudah izin ke Miss Keriting.'
' Yang benar? Aku tidak percaya.'
'Iya, benar. Telpon saja kalau tidak percaya.'
Hmmm... Baiklah, aku percaya.
Dan itulah mengapa sekarang kami berada di dalam ILY, menuju perpustakaan kota Tishri.
"Bagaimana kabarmu, Ra?"
"Baik, seperti biasa."
"Bagus deh kalau begitu." Balasnya sambil mengangguk. Suasana hening sejenak.
"Kalau kamu, Li?"
"Sama, aku juga baik, Ra." Ali menjawab sambil tetap memandang ke depan. Aku menatapnya untuk beberapa saat.
"Syukurlah."
Suasana kembali sunyi sebelum akhirnya kami sampai di perpustakaan. Aku dan Ali segera masuk dan mencari tempat yang kosong dan juga tidak terlalu ramai. Setelah beberapa saat mencari, kami akhirnya sampai di tempat yang cocok.
Aku membuka isi tasku dan mengeluarkan buku PRku sementara Ali hanya menaruh tasnya,
"Ra, ada buku yang kamu mau baca?" Ali tiba-tiba bertanya, "Aku mau keliling-keliling lagi, jadi sekalian saja." Ia menambahkan. Eh? Kenapa dia?
"Eh? Tidak ada kok."
Sebenarnya ada sih, volume serial novel yang berikutnya, aku belum baca. Tetapi-
"Novel yang kamu baca, volume yang terakhir dirilis? Kamu tidak mau?" Tanya Ali tiba-tiba.
Eh? Bagaimana dia bisa tahu kalau aku sudah selesai membaca yang sebelumnya?
"Uhh, boleh deh." Akhirnya aku menjawab. Ali pun tersenyum, "Hehe, sebentar ya, Ra. Akan kucarikan." Ia pun berjalan meninggalkanku menuju rak-rak buku.
Oke....?
Sudahlah, tidak perlu ambil pusing.
Aku mengambil dan mengenakan kacamataku, lalu membuka-buka kembali materi-materi yang sudah aku catat kemarin, dan mulai membaca. Aku tahu aku ahli dalam bidang ini, tetapi bukan berarti aku bisa berleha-leha juga.
YOU ARE READING
Raib and Ali Oneshots!
FanfictionHalo lagiii~ maaf lama banget udah hiatus dari wattpad :") Mohon maaf sekali, Bulan dan Bintang belum bisa dapet sekuel, karena kali ini aku mau buat oneshots dulu, :"D Terima kasih udah mau nunggu and sorry for keeping you waiting :(