Saat siang hari, Aku dan Seli sedang berbincang-bincang seperti biasa saat istirahat di dalam kelas. Lusa akan ada ulangan harian Matematika, kami sedang memutuskan untuk melakukan belajar bersama di rumahku atau di rumah Seli.
"Kalau mau di rumahku, hari ini saja, Ra. Besok mau ada tamu dari teman Papaku dan Mamaku dari sore sampai malam, takutnya mengganggu."
"Tapi kalau hari ini aku tidak bisa. Aku sudah janji untuk menemani Mama belanja, entah selesainya sore nanti atau bahkan malam." Aku membalas Seli.
"Yaudah kalau gitu, besok aja di rumahku, Sel. Kamu bisa ka-"
"Ra," panggil Ali,
Aku yang tengah berbicara, sedikit terkejut dengan suara Ali. Aku menengok ke Ali yang ada di sebelahku.
"Kau ini, aku lagi ngomong." Ujarku. Hadapanku kembali ke arah Seli.
Kemudian Seli tersenyum,
"Gapapa, Ra. Kalian lanjutin aja dulu~." Seli menjawab dengan senang hati.
Dasar.
"Ra-"
"YA? APA?" Aku menjawab dengan nada sedikit agak kesal,
Ali seketika terdiam.
"Gak jadi deh." Ali pun kembali ke bangkunya.
Aku terdiam.
"Itu Ali kenapa, Ra?" Celetuk Seli.
"Entahlah."
Rasa bersalah mulai muncul di benakku, walaupun hanya sedikit.
______________________________________________
Sejam sebelum bel pulang berbunyi, Aku merapihkan barang-barang ke dalam tas.
Seperti biasa, Aku dan Seli mengobrol dulu ketika bersiap-siap untuk pulang. Sampai pandanganku tertuju ke Ali.
Perasaanku kembali merasa agak bersalah.
Apakah aku harus minta maaf? Mungkin aku sedikit keras?
Bukannya Ali orangnya dibawa santai, ya? Tapi entah mengapa mukanya terlihat kusut..
Hm. Bisa saja karena suatu hal lain kan?
...
Atau karena tadi?
....
Aku mulai berjalan mengikuti Ali, yang sedang berjalan keluar kelas. Seli hanya menonton sambil tertawa sedikit.
"Ali..?"
Ali hanya menoleh, kemudian,
"Apa?" Ali menjawab dengan nada yang agak ketus. Wow.
"Tadi kenapa kau memanggilku?"
"Sudah kubilang, gak jadi."
"Apa kau kesal?"
Ali kemudian menoleh ke hadapanku dan kami berhenti berjalan.
"Menurutmu?"
Kami terdiam untuk beberapa saat sebelum Aku memulai kembali percakapan,
"Aku minta maaf, mungkin sedikit terlalu berlebihan tadi." Aku meminta maaf sambil menghadap ke arah lain selain ke arah Ali. Kemudian ia menjawab,
"Hm? Kenapa sih kau ini? Tidak seperti biasanya saja yang cuek,"
Ali kemudian tersenyum.
"Kau mulai suka denganku ya?" Tiba-tiba Ali bertanya dengan senyumannya yang menyebalkan.
Hah?
Apa-apaan??
"Hah? Kenapa jadi mengarah ke situ?? Apaan sih, Li. Aku sudah minta maaf tapi kau malah kayak gini, sudahlah." Akupun kembali ke kelas, menjemput Seli.
Ali hanya terus tersenyum, seperti menyembunyikan sesuatu. Ia pun kembali berjalan.
Tak lama kemudian ia berhenti dan baru menyadari bahwa Aku tidak menyangkal ataupun mengatakan 'tidak' atas pertanyaannya tadi.
Wajahnya mulai memerah, dengan sedikit perasaan senang di hatinya.
Dan juga wajahku, yang tanpa disadari masih merah dengan pertanyaan Ali tadi.
_________
;D
YOU ARE READING
Raib and Ali Oneshots!
FanfictionHalo lagiii~ maaf lama banget udah hiatus dari wattpad :") Mohon maaf sekali, Bulan dan Bintang belum bisa dapet sekuel, karena kali ini aku mau buat oneshots dulu, :"D Terima kasih udah mau nunggu and sorry for keeping you waiting :(