01 - Awal Mula

49 6 6
                                        

[note] ini cerita kedua aku setelah fine jadi aku mohon untuk tidak menjadi silent readers, vote + comment. Thankyou <3

and 

Happy Reading semoga suka !!! <3

•••

"Jangan pernah tinggalin aku ya, Az."

Laki-laki itu menggeleng, sambil merengkuh pinggang gadis itu dari belakang.

"Nggak akan. Raya Gabriella punyanya Azka Emilio."

Raya hendak membalikkan tubuhnya untuk menatap Azka.

"Kayak gini dulu sebentar," bisik Azka menahan Raya agar tetap diam di posisinya.

Kini mereka sedang melakukan back hug dengan dagu Azka yang menopang di bahu Raya. Lelaki itu ikut memejamkan matanya menikmati angin malam bersama Raya yang kini terus tersenyum. Tangan Raya memegang tangan kekar Azka yang melingkar sempurna di pinggangnya.

"Aku takut Az."

"Takut kenapa, hm?" tanya Azka membalikkan tubuh Raya agar menghadap ke arahnya.

Raya menenggerkan tangannya di bahu lebar Azka, menatap mata kekasihnya itu dengan lekat. 

"Mama akhir-akhir ini bicara soal jodoh aku terus," lesu Raya.

"Terus?" tanya Azka tidak peka.

Raya memanyunkan bibirnya kesal, "Kamu kok nggak peka sih? yang artinya Mama pengen cepet-cepet dikenalin sama calon menantunya!"

Azka tertawa renyah sambil mencubit hidung mungil Raya. "Jadi maksud kamu, aku harus secepat mungkin ngelamar kamu?"

Raya terdiam sejenak, dia mengangkat bahunya. "Aku nggak tahu, rasanya aku masih terlalu muda buat bertunangan."

Azka mengusap pelan kepala Raya. "Aku juga masih belum siap Ay, kita masih kelas XI. Jalan kita berdua masih panjang buat ke jenjang pernikahan."

"Mama cuma nanya soal calon kok, bukan mau nikah kapan. Tapi tetep aja, aku juga ngerasa kita berdua belum siap buat itu semua."

Azka membawa Raya dalam dekapannya, dekapan yang selalu Raya rindukan. 

"Nanti kalo aku udah siapin semuanya, aku janji bakal secepatnya lamar kamu Ray. Kamu tau kan, cita-cita aku saat ini adalah segalanya buat aku?"

Raya mengangguk pelan. "Iya aku ngerti Az. Makanya aku pasti sabar buat nemenin kamu, tapi kamu janji jangan tinggalin aku ya?" dia mengangkat jari kelingkingnya.

Azka membalas jarinya. "Janji, sayang."

***

azkaa😡

Az, aku telat bangun. Bisa jemput ga?:(

bisa sayang, aku otw ya:)

__

Raya segera bersiap mengambil ranselnya dan menunggu Azka di depan gerbang. Jarak rumah mereka tidak terlalu jauh, masih satu komplek namun berbeda blok.

Together With RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang