Tempat Favorit

36 3 0
                                    

Di pagi yang cerah, dia datang menemuiku untuk mengajakku pergi.  Seperti biasa, aku selalu memintanya untuk mengunjungi tempat-tempat favorit kita di akhir pekan.

Pagi itu notifikasi kuterima dari dia yang tadi malam kutemui dalam mimpi, Pria yang bukan pangeran berkuda putih ataupun ksatria hitamku, tapi dia yang sebulan lalu membawa seikat janji pada ayah dan ibuku. Seikat janji yang mampu meyakinkanku bahwa ia adalah pria yang Tuhan kirimkan sebagai pelindungku di masa depan dan teman yang akan menemaniku menghabiskan waktu dengan secangkir teh hangat dan sepotong kue yang baru saja kupanggang yang akan kita nikmati di beranda rumah impian kita.

“Assalamu’alaikum… Selamat pagi bidadari surga. Seperti biasa ya aku jemput pukul 08.00 ya. Kamu siap-siap ya.” Ujar mas alfa sapaan manja di pesan.

“Wa’alaikumussalam… Selamat pagi calon imamku. Siap 86. Wah, hari ini kita akan pergi kemana?” Balas yumi sambil tersenyum.

“Ada deh… kamu percaya aja sama Mas. See you soon.” ucap mas alfa merahasiakan rencananya.

“Duh paling bisa deh bikin penasaran...ok Mas. Hati-hati ya. See you soon.” Balas yumi.

Aku segera bergegas menyelesaikan bekal makan pagi hari ini. Pagi ini aku mencoba membuatkan kimbap isi rendang yang sudah kubuat dari subuh. Tiba-tiba saat aku akan menutup kota bekalnya, aku terpeleset. Kotak bekal yang kupegang saat itu ikut meluncur bersama dengan badanku yang mungil ini.

“Aduh, kimbapnya jadi hancur. Gimana nih udah ga cukup buat bikin lagi. Duh ko perasaanku ga enak ya? Ah jangan gitu ah. Semuanya akan baik-baik saja”, pikir yumi yang mulai panik karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45 WIB.

Aku bersegera untuk berganti baju dan mendandani diriku dengan semaksimal mungkin. Kali ini aku mengenakan dress hitam dengan pita berwarna jingga dan sedikit renda di pergelangan tangannya. Pastinya aku tidak pernah melupakan jam tangan hadiah ulang tahun darinya yang terbuat dari kayu yang terukir inisial kita di belakangnya. Tampaknya ini adalah hari yang lengkap sebelum besok kita akan melangsungkan hari terbahagia sepanjang hidup kita berdua. Semua sempurna sesaat sebelum aku menerima sebuah email yang menyambarku di pagi yang cerah ini. Aku menerima sebuah email dari salah satu staff rumah sakit yang memberikan sebuah konfirmasi untuk penjadwalan operasi hari ini. Awalnya kupikir ini prank dari seseorang yang usil. Namun ketika kubaca nama pasien yang disebutkan adalah nama lengkap Alfa, aku terkejut dan segera menelpon pihak rumah sakit tersebut untuk menanyakan perihal kabar tersebut.

“Assalamualaikum….. Apa benar ini dari rumah sakit Harapan Kita?” Tanya Yumi dengan rasa risau.

“Wa’alaikumsalam…. Iya bener mba ini rumah sakit Harapan Kita…. Ada yang bisa saya bantu?” Jawab Suster dengan ramah.

“Saya ingin menanyakan perihal penjadwalan operasi, apa benar akan ada pasien yang melaksanakan operasi atas nama Alfa ?” Tanya Yumi yang masih penasaran.

“Maaf sebelumnya…. Apa hubungan mba dengan beliau? Dari mana Mba mendapatkan info tersebut?” Jawab suster dengan nada heran.

“Saya mendapatkan info dari pihak rumah sakit sendiri, dikarenakan email pasien yang bernama Alfa hampir mirip dengan alamat email milik saya.” Ucap Yumi.

“Oh yah ?? tunggu sebentar saya akan re-check kembali email mba dengan email beliau” sentak suster terkejut.

“Iya Mba.” ucap yumi dalam hati masih ada rasa khawatir dan terkejut karena selama ini Mas Alfa tidak pernah cerita apapun perihal jadwal operasi.

Setelah beberapa menit menunggu konfrimasi penjelasan dari suster ternyata aku terkejut itu benar-benar jadwal operasinya Mas Alfa, dan pihak rumah sakit mengirimikanku email penjadwalan operasi yang seharusnya di tujukan untuk Mas Alfa, tetapi malah terkirim ke alamat emailku. Setelah itu pihak rumah sakit meminta maaf atas miskomunikasi yang terjadi dan segera mengirimkan kembali jadwal operasi Mas Alfa setelah beberapa pesan yang kusampaikan kepada staff rumah sakit tersebut.

“Suster, aku ingin meminta bantuannya untuk tidak memberitahukan perihal kejadian salah kirim jadwal operasi tersebut. Saya hanya tak ingin Mas Alfa mengetahui bahwa saya sudah mengetahui jadwal tersebut. Bisakah suster membantu saya?” pinta yumi.

“Baik Mba. Sebelumnya kami ingin meminta maaf kembali atas salah pengiriman jadwal tersebut.” ulang suster atas kekeliruan.

“Iya sus tidak apa-apa justru saya berterima kasih, berkat itu saya mengetahui kalau Mas Alfa mempunyai penyakit yang diderita selama ini yang dia sembunyikan.” lirihnya sedikit sedih.

“Terima kasih atas pengertiannya Mba.” ungkap suster.

Setelah menelepon pihak rumah sakit, di sini, aku bingung harus bagaimana, apa aku harus senang karena aku menjadi orang terakhir yang bisa terus bersama dia atau aku harus sedih karena aku akan kehilangan orang yang aku cintai.

Tapi aku tidak boleh bersedih. Aku harus bisa membahagiakan dia di saat terakhirnya. Terlebih aku akan menikah dengan dia.

“Oiyah!! Itu suara mobil Mas Alfa… aku harus siap siap, aku juga tidak boleh terlihat bersedih di depan Mas Alfa.” ujar yumi sambul menghapus air mata.

Setelah semuanya selesai aku persiapkan, aku bergegas keluar untuk menemui Mas Alfa menuju mobilnya. Seperti biasa Mas Alfa menyapa dengan kata-kata manjanya.

“Pagi Mas… kita jadi ke ke tempat yang mas maksud? Aku penasaran deh mas.” tanya yumi ke mas alfa.

“Pagi juga sayang. Iya jadi sayangku. Ada deh nanti juga kamu bakalan tahu.  Kamu ikut aja yah 😊” ucap alfa dengan suara berat manjanya.

“Iya Mas, aku ngikut Mas aja. Oh iya mas, ini aku buatkan bekal untuk Mas.” ujar yumi menyodorkan makanan yang dia buat.

“Oh iya?  Wah serius, kamu buatkan aku makanan kan?? Kesukaan aku pasti nih.” jawab alfa dengan kegirangan.

“Mas tahu aja yah. Iya aku buatkan kimbab isi rendang kesukaan Mas. Mas pasti belum sarapan kan, tapi tinggal satu, satunya hancur gara-gara aku terpeleset.” ungkap Yumi dengan nada sedikit kecewa.

“Gak apa-apa sayang. Sudah, yang itu buat kamu aja.” jawab alfa dengan senyuman lembutnya ia menyodorkan kimbab yang masih utuh.

“Gak apa-apa Mas, kita bagi dua aja yah biar romantis.”, ujar yumi dengan sedikit gelak tawa malu.

Itulah keseharian kita, penuh gelak tawa dan sedikit romantis yang selalu membuat hari terasa manis. Kadang aku suka heran mengapa Mas Alfa ini selalu baik padaku. Sepertinya Tuhan memang tahu apa yang kubutuhkan selama ini. Sosok yang bisa melengkapi kekurangan yang kumiliki dengan kelebihannya, pun sebailknya.

Setelah setengah jam berlalu, akhirnya kami sampai ke tempat yang dijanjikan Mas Alfa. Ternyata itu adalah tempat favorit kita berdua. Aku merasa sangat senang karena dia selalu berhasil membawa senyuman dan menahan hujan di pipiku.

“Aku bahagia Mas “I LOVE YOU”, aku berteriak dalam hati. Semoga dia tidak mendengarnya karena pastinya pipiku akan menjadi merah padam jika aku mengatakannya secara lantang saat ini.

Setelah menghabiskan waktu bersama di tempat itu, kami bergegas pulang karena senja sudah mulai menunjukkan tanduknya.

“Mas terima kasih yah selalu berusaha membuat aku bahagia terus. Aku bahagia bisa dimiliki mas, pokoknya mas anugrah yang Tuhan kirimkan untukku.” Lirih Yumi dengan bahagianya.

“Iya sayang sama-sama, aku juga bahagia sama kamu. I love you sayang. Pasti kamu mau bilang itu juga kan? Dasar masih gengsi aja buat bilang I love you.  Sampai bertemu besok yah sayang. “ ejek mas alfa.

“Sampai ketemu besok juga yah mas, hati-hati di jalan.” Jawab Yumi sedikit malu.

Aku bahagia… tetapi ada satu hal yang mengganjal di hati dan pikiranku: soal jadwal operasinya, penyakit apa yang dia derita sampai dia harus menyembunyikannya dariku. Aku bingung harus bagaimana. Tetapi aku harus tegar menghadapi ini semua agar aku bisa juga berjuang dan berusaha untuk membuatnya bahagia. Aku masih yakin dia akan sembuh meski kemungkinannya kecil.

Malam semakin larut juga pikiranku yang semakin kalut. Namun, aku tidak bisa pungkiri ada rasa haru yang kurasa malam ini, apapun yang terjadi besok adalah hari pertama persiapan pernikahanku dengannya. Kami sudah menuliskan bucket list kegiatan menuju hari bahagia itu secara detail. Pertama, kami akan mengunjungi butik gaun pengantin yang sudah kupesan seminggu yang lalu. Semoga semua berjalan sesuai agenda yang sudah kami buat dua minggu yang lalu. Semoga resahku malam ini bisa berdamai dengan keyakinan kuat yang kusematkan dalam doaku sebelum mataku terpejam malam ini.

Aku, Pamit. "Don't Leave Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang