Butik Pengantin

21 2 2
                                    

Hoaaaammmm… Oh yah hari ini adalah hari dimana  aku dan mas alfa akan pergi ke butik langganan keluarga besarku untuk persiapan gaun pengantin kami. Seperti biasa mas alfa selalu mengabariku di pagi hari dengan sapaan manjanya.

“Assalamualaikum… Selamat pagi bidadariku. Seperti biasa ya aku jemput jam 08:00 ya. Kamu siap-siap ya. Eits kali ini kamu jangan repot-repot buatkan makanan yah, aku udah sarapan kok.” sapa mas alfa dalam pesan

“Wa’alaikumsalam… pagi juga mas, calon imamku yang sholih. Iya mas… aku siap-siap dulu yah mas. Kamu hati-hati di jalan. Semoga Allah memberikan kelancaran untuk perjalanannya” ujar yumi dengan sedikit suara parau.

“Iya sayang aku berangkat dulu yah. Kamu baru bangun ya? suaranya serak gitu. Hayo tidur jam berapa tadi malam?” tanya mas alfa dengan khawatir.
                       
“Ih kok mas tahu sih. Iya nih, tadi malam tidur jam 3 pagi. Ehe hampir telat tadi subuhannya. Untung mas selalu misscall tiap subuh. Terus jadinya selepas subuh aku tidur lagi. hi hi hi. Jadi malu.” jawab yumi dengan nada malu.

“Iya dong, apa sih yang aku ga tahu dari kamu. Aku kan udah kenal kamu 3 tahun ya. Kebangetan kalo aku ga tahu kebiasaan kamu. Ya udah sana mandi. Aku berangkat sekarang. See you bidadari yang masih bau acem.” ujar mas alfa dengan nada bercanda.

                       
Aku heran kali ini mas alfa menolak untuk kubuatkan sarapan. Mungkin dia tidak ingin merepotkanku. Aku masih ingat tatapannya saat aku bercerita kecelakaan kecil saat menyiapkan bekal untuknya kemarin. Ada sorot tidak tega di matanya meski ia sembunyikan dengan senyum simpul hangatnya kala itu. Begitulah sosok mas alfa selalu memahami diriku yang sedikit ceroboh ini. Terlebih, dia selalu tahu jika aku tidur kemalaman atau begadang semalaman. Ah, apa sih yang bisa aku tutupin dari dia. Kecuali kenyataan bahwa aku sudah tahu apa yang ia simpan rapat saat ini. Masalah yang menyambarku di pagi buta itu. Kali ini aku harus bisa menjadi aktor yang andal supaya dia tidak khawatir jika aku sudah tahu tentang kondisi kesehatannya. Aku yakin aku bisa. Baiklah aku harus segera bergegas untuk mandi dan mempersiapkan segala keperluan hari ini.  Dress warna putih gading dengan pita berwarna merah di pinggangnya menjadi pilihanku hari ini. Pilihan outfit yang cukup sederhana di hari pertama yang istimewa ini.

Beberapa menit kemudian terdengar suara klakson mobil mas alfa. Dia sudah sampai lebih cepat dari sebelumnya. Aku yang saat itu belum memakai skincare rutinku dan make up andalanku. Segera aku mengirimkan beberapa chat kepada mas Alfa untuk menungguku 5 menit lagi.

“Selamat pagi pangeran, kereta kudanya sudah siap? Terimakasih ya kamu mau menungguku selama lima menit.”, sapa yumi pagi-pagi yang sedikit canggung.

“Pagi juga tuan putri, kereta kudanya siap sedia silahkan masuk. Iya sama-sama. Terimakasih juga sudah berdandan cantik pagi ini.” balas mas alfa manjanya dengan senyuman.

“Yuk kita jalan mas keburu macet loh….” ucap yumi dengan tersipu malu karena pujian pagi ini.

“Siap tuan putri pegangan yang erat yah” jawab mas alfa dengan candaannya

“Siap pangeranku. Eh tapi pengangan kemana nih? Ini kan bukan kuda sungguhan mas. Aku cuman bermetafor aja tadi.” balas yumi

“Ha ha ha… iya juga ya. Kuda roda empat ini namanya. Kalo gitu, kamu bisa pegang kata-kata aku kalo kita akan siap berjalan dengan tujuan akhir ke surga ya. Aamiin. Bismillah.” canda mas alfa

“Eh, aamiin.”, balas yumi dengan tegas dan senyum yang tersimpul di bibir.

Setelah 30 menit berlalu, akhirnya kami sampai di butik The Florence, butik langganan keluargaku yang sudah turun temurun selama tiga generasi. Di sana kami mulai mengukur  jas dan gaun untuk pernikahan yang akan segera kami langsungkan dalam waktu dekat. Sebelum itu, aku melihat-lihat beberapa jajaran manequin gaun pengantin dari yang polanya sederhana sampai yang mewah. Aku sempat kebingungan karena semuanya bagus dan cantik untuk dikenakan. Sudah sekitar satu jam aku berjalan mondar mandir untuk memilih gaun yang mana yang ingin aku kenakan. Tampaknya aku akan semakin bingung, maklum aku termasuk wanita yang agak sulit memilih. Kemudian, segera aku meminta pendapat mas Alfa untuk gaun yang cocok untukku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, Pamit. "Don't Leave Me"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang