6. merah

5 1 0
                                    

BUAT KAMU YANG PEMBACA GELAP, BACA DOANG KAGAK VOTE!!!

BUAT KAMU YANG PEMBACA GELAP, BACA DOANG KAGAK VOTE!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🧚🧚🧚🧚🧚

Pagi ini, Aruna terlambat datang kesekolah karena bangun kesiangan.

Alhasil dirinya harus menerima hukuman berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali putaran.

"Una pasti bisa, cuma 5 putaran kok"ucap Aruna menyemangati dirinya sendiri.

Aruna melepaskan alat pendengaran nya berjaga-jaga agar alatnya tidak jatuh.

Di putaran ke-4 tiba-tiba Vania berada didepannya, lalu berjalan menghampiri Aruna dengan membawakan sekotak tisu.

"Vania, kalau ketabrak gimana?!"kata Aruna sambil melotot bermaksud menakut-nakuti Vania.

Aruna memasang kembali alat pendengaran nya, agak repot memang harus dipasang terus dilepas, tapi gak papa dari pada jatoh, ini kan mahal.

Tapi bukannya terlihat menakutkan Aruna malah terlihat menggemaskan seperti seekor kucing yang marah.

"Gemes banget sih"ucap Vania sambil mencubit pelan pipi Aruna.

"Harusnya kan Vania takut, bukannya ketawa"ujar Aruna.

"Muka Lo gak cocok buat nakut-nakutin, lebih cocok muka-nya Aiden, serem"Aruna menggeleng tidak setuju, menurut Aruna buka Aiden itu imut tapi dianya saja yang terlalu kaku jarang tersenyum.

"Nih, muka lo keringetan banget na, kalo semut nempel disitu dikira banjir kali"ucap Vania.

Aruna mengambil beberapa lembar tisu, lalu mengusap wajahnya pelan"Muka Una aja kemanisan kalo di tempelin semut"ucapnya.

"Halah, udah belom larinya? Laper nih"Aruna hanya terkekeh kecil.

"Tinggal satu, kalo Vania laper duluan aja, nanti Una nyusul"ucap Aruna.

Vania mengangguk lalu berlari menuju kantin, sedangkan Aruna berlari mengelilingi lapangan.

Aruna mengusap dahinya yang dibanjiri keringat. "Capek, Una ngadem dikamar mandi dulu deh"ucap Aruna pelan.

Saat Aruna berjalan di lorong, tiba-tiba seseorang menepuk pelan pundaknya. Tapi saat menengok kebelakang tidak ada siapa-siapa.

Tapi saat ia menengok kembali kearah depan, tiba-tiba wajah Aiden yang konyol sudah ada didepannya.

Bukannya terkejut Aruna malah tertawa, membuat Aiden bingung.

"Kok malah ketawa sih?"tanya Aiden.

Aruna mengentikan tawanya sejenak, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Aiden. Aiden mulai mundur saat Aruna mulai berjalan mendekat kearahnya, sampai saat nya punggung Aiden menabrak dinding yang keras.

Aruna terus maju, membuat wajah dan telinga Aiden memerah karena jarak wajah mereka cukup dekat.

Aruna mengerutkan keningnya meneliti bentuk wajah Aiden. Mata tajam, hidung mancung, bibir merah maroon, perfect bukan?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAMMA SAREGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang