Mengenal 01

14 2 0
                                    

Gina berjalan riang kearah kelasnya, rasa senang itu benar-benar tidak bisa dibendung ketika senyum manis mekar begitu saja. Mitha hanya terduduk penuh heran melihat tingkah Gina setelah keluar dari ruang BK.

"Lo kenapa Gin? Kesurupan setan BK ya?" Tanya Mitha penasaran.

Gina melirik kearah Mitha sambil melepaskan kacamata hitamnya "liat aja nanti!" Seru Gina.

Mitha masih heran dengan tingkah Gina sepulang dari ruang BK, karna tak henti-hentinya Gina tersenyum penuh bangga kearah nya "dia kenapa sh? Aneh emang lah".

Mapel Biologi mengakhiri jam sekolah hari ini, Gina dengan semangat membereskan buku-buku diatas mejanya. Masih dengan senyum yang sama "Mith, lo pulang duluan aja ya, gua ada janji soalnya" ucap Gina sambil memakai kacamata Hitam yang ada di tangan nya.

"Trus lo mau pulang sama siapa?" Tanya Mitha lagi.

"Ngga tau sh, tapi lo pulang duluan aja deh" sergah Gina "takut ntar malah kelamaan"

Mitha mengangguki permintaan Gina walaupun sebenarnya rasa kepo Mitha masih terngiang-ngiang. Mata pelajaran terakhir pun dimulai, Mitha masih mengawasi tingkah aneh Gina yang tiba-tiba saja begitu hingga tak terasa suara bel pulang pun menggema di sepanjang lorong sekolah.

Kriiiiiiingggggggg.....

Mitha menghampiri Gina yang sedang membereskan beberapa buku di tas nya. "Lo beneran mau gue pulang duluan?" Tanya Mitha sekali lagi.

"Iya Mith, pulang duluan aja" ucap Gina meyakinkan Mitha.

Mitha hanya menganggukkan kepalanya "yaudah, gua pulang duluan ya" ucap Mitha kemudian.

"Iya, hati-hati" sahut Gina sambil berjalan kearah luar kelas nya. Ia berjalan menyusuri lorong demi lorong sekolah dan berakhir di kantin, ia menatap kearah salah satu posisi kursi dimana sudah ada pria yang tadi mengajaknya bertemu, Gina berjalan sedikit cepat.

"Nunggu lama ya?" Tanya Gina dari belakang.

"Duduk" pinta Atta "bisa disiplin ngga?" Tanya Atta dengan nada tak biasa.

"Belum bisa" jawab Gina sambil membenarkan letak kacamata hitamnya.

"Lepas kacamata nya" pinta Atta.

"Ngga bisa, udah privasi" suara itu membuat Atta mengerti sedikit.

Mereka berdua terdiam karna bingung harus berbicara apa dan tidak ada yang bisa mengawali percakapan. Atta berkali-kali mengetukkan jarinya diatas layar hand phone nya sambil sesekali menatap kearah sekeliling.

"Jadi gimana?" Suara bariton Atta membuat Gina sedikit menarik nafasnya.

"Apanya yang gimana?" Tanya Gina bingung.

Atta hanya menatap kosong kearah Gina dan di balas tatapan bingung yang sangat terlihat. "Bingung lo?" Tanya Atta kemudian.

"Iya bingung, bingung harus mulainya dari mana" jelas Gina.

"Apa yang mau dirubah dulu?" Ucap Atta akhirnya "penampilan?"

"Ngga bisa" terang Gina sambil memeras rok depannya.

"Sekarang, semua orang tuh nilai kita dari penampilan" jelas Atta "kalo penampilan lo tetep kek gitu, ngga ada yang percaya kalo lo berubah".

Gina mendengar kan penjelasan Atta dengan seksama tiba-tiba ia ingat kemarahan ayahnya waktu itu dan tidak ingin membuat mamah nya kecewa lagi. "Okeh, tpi ada syaratnya" pinta Gina.

"Gua tuh disuruh ngrubah lo, bukan bikin perjanjian sama lo" ucap Atta.

"Ya kan apa salahnya demi kebaikan bersama, toh ngga bikin lo rugi kok" rayu Gina sambil menaikkan sebelah alisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GinattaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang