Mengenal 02

7 3 2
                                    

Pagi ini benar-benar pagi yang sangat membuat Gina senang bukan main pasalnya ia akan bertemu dengan sosok emas yang sangat ia nanti.

Gina menyiapkan diri memakai seragam berwarna moccha dengan rompi senada dan dasi kupu-kupu berwarna hitam dilehernya tak lupa ia juga mengenakan sepatu putih dan kaos kaki senada namun tetap saja passion serta dandanan nya tetap sama, kacamata hitam selalu jadi ciri khasnya.

"Gina... Makan sayang" suara Rianti membuat Gina segera keluar dari kamarnya.

"Iya mah, aku turun" saut Gina dari lantai atas.

Ia menuruni satu demi satu anak tangga namun mendapat tatapan tidak enak dari papahnya yang lebih dulu duduk di kursi meja makan.

"Pagi Pah" sapa Gina penuh rasa senang.

"Iyaa pagi juga" jawab papahnya dan menggelengkan kepalanya.

"Lagi have fun ya pah kayaknya" sindir Garel.

Gina hanya melirik sinis kearah Garel dan melemparinya dengan garpu "ih... Biasa aja dong" seru Garel.

"Udah-udah, sini makan Gina" ucap Mamahnya sambil menarik kursi makan disamping nya.

Gina duduk tepat diserong Garel, ia lagi-lagi berlaku layaknya seorang yang sedang mengincar musuh nya dan akhirnya memilih untuk diam karna tatapan sengit sang papah membuat Gina senyum terpaksa.

"Kemarin papah dateng ke sekolah" tiba-tiba suara itu menghentikan kunyahan Gina "papah udah bilang ke pak Bambang buat ngasih kamu pelajaran biar kamu bisa berubah" tambahnya.

Gina menatap papahnya agak kecewa karna pilihan nya namun di lain kesempatan ini adalah emas untuk hidupnya ia lalu melanjutkan kunyahan nya dengan sedikit kurang berselera karna mengingat hal itu ia selalu mendapat tatapan tidak senang dari teman-teman sekolah nya walaupun bersikap layaknya tidak peduli namun sebenarnya ia sangat tidak suka dengan hal seperti itu.

"Papah berangkat dulu" ucap Bambang sambil memakai jas kantornya lalu keluar dan disusul mamah dibelakangnya membawa tas kantor milik papah.

"Gua udah" ucap Gina kemudian.

"Tumben lu berangkat cepet?" Tanya Garel akhirnya.

"Pengin aja" jawab Gina simple sambil memakai kacamata hitam dan pergi kearah garasi. Ia menyalakan moge merahnya dan berhenti sejenak didepan pintu.

"Kamu ngga pake sopir?" Tanya Mamahnya merasa heran dengan sikap Gina yang terlihat campur aduk.

"Ngga mah, aku pake motor aja" jawab Gina dan pergi melesat ke sekolah. Sesampainya disana ia langsung mendapat tatapan tidak enak namun terus bersikap biasa saja, lagi-lagi kacamata Hitam menghiasi wajah Gina ciri khas yang sangat kentara.

"Hai Gin..." Sapa Mitha dari belakang "berangkat cepet lagi ya lo" ledek Mitha.

"Biasalah".

"Punya tujuan ekslusif kan lu" tebak Mitha.

"Ya begitulah" ucap Gina enteng.

Mereka berjalan beriringan mendapat tatapan tak enak dari para siswa lain namun mereka selalu bersikap acuh dengan tatapan itu, melewati taman yang letaknya berada ditengah sekolah membuat Gina menghirup sedikit kesegaran yang berbeda namun tiba-tiba matanya menatap kearah seberang dan menemukan Atta yang berjalan bersama ke tiga temannya tapi kali ini ada seorang perempuan yang menyapa ramah Atta.

"Itu siapa Mith?" Tanya Gina pada Mitha yang langsung menatap kearah seberang.

"Ouh, itu Nada namanya" terang Mitha "katanya sh si Atta pernah suka sama dia" tambahnya lagi.

GinattaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang