Kesan Buruk

8.8K 212 1
                                    

Kami tiba ditempat tujuan. Disalah satu Pub terbesar dijakarta. Allysa jalan duluan didepanku, saat penjaga pintu membukakan pintu untuk kami, suara musik yang sangat keras langsung terdengar ditelingaku dan juga bau alkohol dimana-mana.

Pandanganku tertuju pada pria yang sedang duduk disalah satu meja, dengan wanita cantik yang dipangkunya sambil merangkul leher pria itu. Wanita itu memakai gaun yang sangat pendek dan dibagian dadanya sangat terbuka, membuatku jijik. Disini yang berpakaian formal hanya aku dan Allysa.

"Itu dia." Seru Allysa saat melihat seorang bartender. Kami langsung mendekatinya.

Saat sudah mulai dekat, pria itu sadar akan kedatangan kami dan memberikan senyum lebarnya. "Hai, Thalita. Sedang apa disini?" Tanyanya saat kami sudah duduk disalah satu kursi bar.

"Hai, Adrian. Aku-" Ucapanku terpotong karena selaan Ally.

"Apa-apaan ini?! Sebenarnya kakak perempuan kamu itu siapa sih? Aku atau Thalita?! Kenapa Thalita duluan yang disapa?!" Sela Allysa sambil mengercutkan bibirnya.

"Wow, santai sedikit, Nona manis. Mari kita ulang." Jawabnya tenang

"Hai, Allysa kakakku tercinta. Sedang apa disini?" Katanya dengan nada sedikit meledek.

"Dasar. Udahlah. Kakak cuma mau ngasih kamu ini. Dan ingin segera pergi sebelum gairah kakak muncul karena melihat banyak lelaki seksi disini." Jelas Allysa sambil menyodorkan amplop coklat yang lumayan tebal.

Aku menjauhkan diri dari mereka saat mereka sedang membicarakan sesuatu yang privacy. Aku duduk selang beberapa kursi dari Allysa, tapi masih dibarisan yang sama.

"Ini untukmu, Nona." Kata seorang bartender lainnya sambil memberiku segelas wine.

"Tapi aku belum memesan? Dan aku tidak ingin minum. Siapa yang mengirimnya?"

"Ini kiriman dari pria dipojok sana, Nona." Jawabnya sambil melirik meja yang terletak dipaling pojok kiri. Aku mengikuti arah pandangannya dan menemukai 3 pria–1 pria dengan pakaian santai,dan 2 dengan pakaian formal sepertiku. Mereka memberiku senyuman dan kubalas dengan tatapan sinis.

"Aku tidak mau. Ambil saja lagi."

"Tapi, Nona. Aku disuruh mengantarkan ini kepadamu dan memastikan anda menerimanya."

"Aku sudah menerimanya, bukan? Ini sudah menjadi milikku dan aku menyuruhmu untuk membuangnya. Sekarang!" Bartender itu hanya menunduk dan mengangguk pelan lalu mengambil gelas itu kembali. Aku sudah bersumpah tidak akan mabuk hari ini dan selamanya. Dan siapapun mereka yang telah mengirim minuman itu pasti ada maksud tersembunyi.

"Kenapa kau membuangnya?" Tanya seseorang. Dari suaranya, dia pasti sudah duduk disebelahku. Harus kuakui, suaranya menentramkan sekaligus seksi membuatku tidak bisa berpikir jernih.

Aku menolehkan kepala. Wajahnya sangat tampan, dia adalah salah satu pria yang kulihat dimeja pojok dengan pakaian santainya. "Karena aku tidak menerima apapun dari stranger." Jawabku mencoba sesinis mungkin.

Wanita manapun pasti akan bertekuk lutut untuk mendapatkan sentuhan darinya. Wajahnya tampan dan sepertinya ada keturunan latin. Matanya yang hitam tajam. Alisnya yang cukup tebal. Hidung mancung. Dan bibir yang menggoda. Jangan lupakan rambutnya yang terlihat acak acakn menanbah kesan seksinya.

Dia tersenyum dan memperlihatkan lesung pipitnya saat ia senyum. Ya Tuhan,aku ingin sekali menjilat lesung pipitnya. "Kalau begitu, perkenalkan, aku Reza Pratama." Katanya. "Dan, anda nona?" Lanjutnya sambil menunggu ularan tangannya dibalas olehku.

"Thalita Ananda Dias." Jawabku tanpa menerima uluran tangannya. Masih berusaha terlihat sinis.

"Jadi, kita sudah saling kenalkan. Apa kau mau minum?" Tanyanya

"Tidak. Aku sedang tidak ingin mabuk malam ini." Jawabku

"Baiklah." Dia meminum wine yang sedari tadi sudah ada dihadapannya.

Dia beberapa kali memulai pembicaraan tapi selalu kujawab sinis. Tak lama kemudian, kedua temannya datang dan berbisik padanya.

"Cepatlah. Jangan membuang waktu hanya untuk membawa jalang kekamar." Bisik salah satu temannya yang dapat terdengar olehku. Benar dugaanku, pria ini ingin membawaku kekamar.

Aku yang mendengar kata-kata itu langsung berdiri dari dudukku dan menepis pandangan jelek mereka terhadapku. "Aku bukan wanita jalang! Jangan harap salah satu dari kalian dapat membawaku keranjang kotor kalian!"

"Wow, santai saja, Ms." Kata salah satu temannya lagi.

Aku baru saja mau beranjak pergi saat tanganku ditahan oleh seseorang. Reza menahanku dan menarikku kedalam pelukannya.

"Jangan pergi sebelum menghabiskan malam denganku." Bisiknya. Aku dapat mencium bau alkohol. Dia mabuk. Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga, tapi hasilnya nihil. Tenaganya jauh lebih kuat dariku.

Aku dapat merasakan sentuhannya dipunggungku, dia mulai menciumi tengkukku dan mulai berani meremas payudaraku. Jujur saja aku terangsang, tapi aku belum siap untuk membiarkan seseorang yang tidak kukenal untuk membuka 'segel'ku.

"Hentikan!" Seruku yang lebih tepatnya...desahan.

"Kau ingin yang lebih, sayang?" Tanyanya tanpa mengehentikan aktivitasnya dan mulai menyentuh bagian intimku.

"Kau mabuk. Tolong lepaskan aku." Aku memang harus memohon kalau mau dilepaskan olehnya.

"Baiklah. Ayo kita 'melepasmu' dikamar." Jawabnya asal.

"Tidak! Tolong!!!" Jeritku

"Hey!!!" Teriak seseorang. Reza sudah melepas pelukannya karena ditarik oleh seseorang.

Buk!

Aku menutup mulutku dengan telapan tangan, karena terkejut. Adrian memukuli Reza dengan emosi yang memuncak.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Allysa sambil memelukku, mencoba menenangkanku.

"Berengsek!" Ucap Adrian yang masih memukuli Reza.

"Cukup!" Teriakku dengan suara yang bergetar. Adrian menghentikan aksi 'memukuli'nya dan menatapku khawatir.

"Aku ingin pulang. Tolong antar aku." Adrian melepas genggamannya dari kerah baju Reza. Dan menarik tanganku untuk keluar dari Pub.

"Aku menyesal telah membawamu kesana." Ujar Allysa memecahkan keheningan. Kami sudah berada dimobilku, aku membiarkan Allysa yang menyetir. Adrian tidak mengantar kam karena setelah pertengkaran itu Adrian dipanggil oleh atasannya.

"Tolong jangan ingatkan aku lagi."

Lelaki itu. Reza. Membuatku terpanah sekaligus takut dijam dan detik yang sama. Meninggalkan kesan buruk tentang dirinya.

Tbc...

FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang