belum sembuh?

21 11 7
                                    

mereka pun setelah pemakaman ingin ke rumah ara, tetapi....

"aku ceritanya lain kali aja ya, aku gak enak badan." ucap ara, semua pun mengangguk. ara menyuruh mereka pulang, tapi gak mau pulang.

ara berhenti disaat pertengahan kuburan, dia melihat kawan kawannya menjauh dan buram. dia memegang kepalanya, dia merasa sangat pusing.

mereka berjalan tak sadar bahwa ada satu temannya menahan sakit, disaat mereka ingin memasuki tempat parkiran. mereka mulai tersadar bahwa ara tidak bersama mereka, "kalian duluan saja, ara pasti masih makam orang tuanya. biar aku saja yang membawa pulang" ucap zipa.

aurel menatap tajam padanya, "iya,gw gak bakal buat dia sedih" ucap zioa, mereka langsung masuk dan melajukan mobilnya. zipa berjalan sedikit gak enak hatinya, dia nendapat firasat buruk.

disaat dia menuju pemakaman orang tuanya, dia berhenti dan terkejut. melihat ara tergeletak memegang kepalanya dan berteriak histeris seperti tadi. tak lama lama, zipa lari kencang dan mendekati ara.

zipa langsung tanya kepadanya, tapi semakin zipa bertanya semakin ara teriak histeris. dia panik harus ngapain, dia langsung memeluk ara seperti tadi.

zipa langsung menelepon ambulance, tetapi dia sedikit terkejut karena ara menjatuhkan handphonenya itu. zipa menatap ara yang sangat kesakitan dia gak tega melihat itu, dia langsung memungut hpnya.

tetapi, ara menjatuhkan hpnya. "t-tttollong bbaawwa aaku puulaang sajaaa" ucap ara dengan menahan sakit, zipa yang tidak tega. "hei,tenang ya. aku bakal membawa kamu kerumah sakit, aku ada disini. tolong kembalikan hp aku." ucap zipa, ssedang memeluk ara.

ara menggelengkan kepalanya, zipa yang tak kalah dia langsung mengambil hpnya. dia menelpon ambulance, tetapi belum ambulance tiba ara pingsan aku tambah panik.

aku berniat menelepon ayu dan lainnya, tetapi ambulance datang. mereka membawa ara ke rumah sakit, zipa sangat panik dan dia sangat takut ara kenapa napa.

setalah dokter UGD keluar, zipa tergesa gesa menghampiri dokter itu. "kenapa dok?" ucap zipa. "anda siapanya pasien?" tanya balik dokter itu, zipa mengucapkan dia pacarnya. dokter itu mengangguk paham.

"apakah pacar anda pernah terkena penyakit kanker darah?" ucap dokter tersebut, zipa membolakan matanya. "d-dok...apa kankernya belum s-sembuh?" ucap zipa, dokter itu mengangguk.

"kanker ini sangatlah rentan, kebanyakan pasien bisa meninggal karena kanker ini. kanker ini sekarang stadium 2, dan kita harus kasih tahu keluarganya tentang ini." ucap dokter ini, zipa terkejut tak terasa air matanya jatuh.

"m-maap dok,pacar saya tidak punya keluarga. orang tua dia meninggal dan kakak laki lakinya meninggal. sekarang dia tinggal sendiri" ucap zipa, dokter itu mengangguk dan mengatakan segera urus administrasinya.

zipa mengangguk, zipa tak lama kemudian. dia menelpon ayu,cedirc,dan arka secara bersamaan. dengan suara getarnya dan tangannya ikut bergetar.

zipa :"k-kalian dimana?" ucapnya getar

aurel :"kita masih dijalan, kenapa?"

zipa :"k-kalian..."

aurel :"kenapa??jangan gagap babi"

zipa :kalian harus ke sini, rumah sakit *****. nanti gw jelasin, bilang ke rina dan semuanya"

aurel :"hah?ara kenapa?"

tak dijawab, zipa langsung memutuskan teleponnya. dia langsung membayar administrasinya, 5 menit kemudian mereka datang. aurel tegang dan menghampiri zipa dengan raut khawatir dan panik.

"kenapa?" tanya mereka bergantian, zipa terdiam sejenak. "belum sembuh" ucap sekilas zipa, mereka tak tahu apa yang dimaksudnya. "ara belum sembuh dengan kankernya, dia stadium 2" ucap zipa sedikit menekan setiap kata katanya, mereka sangat terkejut.

apalagi aurel, dia langsung terduduk dengan sigap cedric membantunya. "aapa??ara??hikssss" ucap aurel sambil menangis, semuapun nangis. tapi mereka tahan agar aurel kuat, mereka langsung takut apa yang terjadi setelah ini?apakah ara bisa hidup?

setalah mereka tahu ara sadar, semuanya masuk ke ruangannya. mereka sangat kasihan melihat ara, sedang dipasang alat alat yang banyak. ara dengan sedikit lemas, membuka dan mencabut semua alatnya.

mereka melihat itu langsung menahan ara untuk tidak melakukannya, ara sedikit risih dan lemah dia ingin diantar pulang.

mereka jengkel kepada temannya yang satu ini, "kami tahu, lo belum sembuh. kenapa lo bohong?" ucap zipa dengan menahan tangannya, ara terkejut dia pasalnya tidka tahu akan hal ini.

"hah?aku tidak tahu apa yang kalian maksud ini?" ucap ara, semua menatap satu sama lain. "maafkan kami berbohong, tetapi kamu belum sembuh sepenuhnya dan belum terlepas kanker" dalam hati zipa, ara langsung melemas mendwngar hal itu.

dengan sigap zipa menopang tubuhnya yang lemah dan membaringkan tubuhnya ke kasur. "aaku bakal mati?" ucap ara, semuanya terkejut. ara mulai histeris seperti tadi, zipa menyuruh semuanya keluar agar merasa nyaman.

mereka keluar kecuali zipa, dia selalu disamping ara. aurel langsung memanggil dokter, disaat bersamaan suster masuk dan menyuntikan obat penenang sambil dipeluk zipa.

ara sedikit tenang dan kembali tidur disaat disuntik, zipa sangat kasihan melihat ara kedakitan. dia keluar runagan ara, menyuruh mereka pulang dan istirahat untuk persiapan acara sekolah.

tentu saja,mereka menolaknya. tapi, zipa meyakinkan karena takut ara berpikir mereka hanya kasihan. mereka pun setuju dan zipa sedia merawat ara baik dirumah maupun dirumah sakit.

keluarga zipa pun baik kepada ara, dan orang tuanya pun merestui hubungan mereka. walaupun ara sakit parah mereka malah membiarkan anaknya menjaga ara.


maaf gyus sedikit chapternya, batu badmood hehhehe..



jan lupa votmen

INDIGO CHILD 2 [KEMBALINYA MASA LALU ALEX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang