Kuranoo Kiara | NaKia

50 8 1
                                    

Kuranoo Kiara.

Kento tidak memahaminya. Dia tidak memahami eksistensi Kiara dalam kehidupannya.

Gadis yang berbeda lima tahun dengannya itu tiba-tiba datang dan secara sepihak melabeli dirinya sebagai sugar daddy. Kento mengernyit heran dan jengkel, seorang gadis tak dikenal muncul dan mengecap dirinya seenak jidat. Kento berkali-kali secara frontal jika Kiara sangat mengganggu dirinya, dimulai dari mengirim pesan ribuan kali tak kenal waktu, menghampiri dia yang baru saja pulang dari kantor, juga kadang mengirimi roti untuk makan siang. Oh, untuk hal terakhir tadi,  Kento tidak akan menolaknya, karena memang ia sangat menyukai roti.

Namun, tetap saja menyebalkan bagaimana Kiara bisa megetahui makanan favorit Kento. Padahal Kento sama sekali tidak pernah menyinggung hal itu pada Kiara. Tapi gadis dengan iris merah muda itu dengan mudah mencari tahu, dan dengan entengnya menjawab, "Karena semua orang suka roti!"

Tidak, ya. Kento memiliki teman kantor yang tidak menyukai roti. Kiara sungguh sok tahu sekali.

Kento mengingat-ingat, bagaimana keduanya menjadi berhubungan hingga saat ini. Ah, benar. Kapan hari itu Kento tengah pergi menuju toko roti langganannya untuk membeli roti kesukaannya—tentu saja, masa iya Kento membeli sebilah pisau di sana. Lupakan. Di saat ia mau membayar makanan yang ia beli ke kasir, seorang gadis di belakangnya tiba-tiba bergeser ke samping Kento—menantap dirinya lama dengan seksama hingga membuat Kento risih dan menghambat dirinya untuk segera membayar. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Ada yang salah?" Kento bertanya.

Gadis itu tersenyum lebar, jari telunjuk terangkat menunjuk Kento, lantas berkata tanpa tahu malu. "Kau ... mau jadi sugar daddy-ku?"

Kento terdiam seribu bahasa mendengar ucapan konyol dari sang gadis tak dikenal. Ucapannya sungguh membuat kaget, termasuk pada pramuniaga yang ingin melayani Kento, bahkan pramuniaga itu sampai ternganga.

"Kau mengada-ngada." Kento membalas ketus, dengan cepat mengeluarkan uang pas dan diberikan kepada si pramuniaga.

"Aku serius!" ujar gadis itu dengan antusiasme yang mengebu-ngebu.
Kento tak mengidahkannya, segera selesai dengan urusannya dia buru-buru pergi dari situ sebelum si gadis yang sudah ia anggap gila melakukan hal yang lebih gila lagi terhadapnya.

"Namaku Kuranoo Kiara, ingat itu! Kita akan bertemu lagi!" Gadis itu berteriak pada Kento yang sudah berjalan menjauh dari toko roti, dan jelas sekali Kento tidak menanggapi hal itu dengan serius. Namun, ia salah. Nyatanya Kiara—gadis asing tak dikenal, gila pula, kembali bertemu dengannya. Benar-benar gadis keras kepala.

Sejujurnya, Kento memang merasa risih di awal. Kedatangan Kiara benar-benar mengubah hidupnya. Hidup Kento yang hanya berfokus kepada pekerjaan, dan tak pernah mengenal kata menghibur diri selain menyelesaikan laporan yang kian hari semakin membanyak. Belum lagi, Kento sebagai senior di kantor membantu juniornya yang masih awam dengan beberapa kerjaan.
Hal itu membuat dirinya tak pernah sekali pun mendapatkan istirahat yang layak. Namun, dengan adanya Kiara—Kento setidaknya mempunyai seseorang yang dapat meringankan beban pada pundaknya.

Kiara yang selalu mengiriminya pesan, Kiara yang selalu menemuinya sepulang kerja, Kiara yang selalu mengiriminya roti untuk makan siang, dan juga Kiara yang selalu ada di saat Kento membutuhkan senderan di kala lelah.

Kiara selalu ada di sana.

Jika saja dulu Kiara tidak tahu malu menunjuknya dan mengatakan padanya untuk menjadi sugar daddy atau apalah itu. Mungkin Kento tidak akan menemukan kenyamanan ini di mana pun.

Kento bersyukur.

Dan Kento berharap semoga Kiara tidak bosan dan pergi dari kehidupannya.

Semoga saja.

· ─────── ·fin· ─────── ·

20 Mei 2021

venoffyra

venoffyra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
One StaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang