part 7

143 36 14
                                    

.
.

Hujan memang sudah berhenti namun udara justru semakin dingin setelah hari semakin malam. Sohyun berjalan semakin pelan kemudian berhenti sejenak membuat Pangeran Taehyung yang berjalan di belakang sang putri ikut menghentikan langkahnya.

"Ada apa?" Taehyung memapah Sohyun yang nampak kedinginan, membuat Taehyung mendudukkan Sohyun ke salah satu pohon yang cukup besar di sana. 

"Tunggu sebentar," Entah Taehyung pergi kemana, cukup lama Sohyun sendiri di sana namun tak lama kemudian Pangeran bungsu asal Starkenz itu membawa ranting dan kayu yang lebih kering dibanding kayu yang ada di sekitar mereka yang basah karena air hujan.

"Dimana anda berhasil menemukannya, Yang Mulia?" Sohyun segera beranjak membantu Taehyung yang menyusun kayu kering itu menjadi piramida.

"Di dalam gua, aku tidak yakin kita akan aman disana. Jadi aku hanya bisa mengambil kayu kering ini dan kembali kemari." Sohyun hanya melihat bagaimana Taehyung berusaha keras membuat api dengan sebuah kayu poros.

Sohyun segera mengambil alih, mengambil beberapa rumput yang cukup kering kemudian menggesekkan kayu poros itu lebih cepat. Taehyung menghentikan aksinya, beralih melihat usaha gadis cantik itu yang berusaha keras sambil bergumam menyemangati dirinya sendiri.

Taehyung tanpa sadar ikut tersenyum saat sepercik cahaya merah mulai terlihat, atau saat Putri Poisonia itu berteriak senang karena rumput kering miliknya terbakar.

"Pangeran? Pangeran... Apa kau baik-baik saja?" Taehyung berdehem pelan kemudian memilih untuk mengabaikan pertanyaan Sohyun.

Taehyung memilih untuk menyiapkan kayu dan ranting untuk penghangat mereka malam ini.

Malam ini benar-benar gelap, hanya bintang, bulan dan juga api unggun yang menemani mereka, bahkan api unggun itu semakin lama akan padam juga.

Taehyung meringis saat lukanya tertekan namun sejenak ia memilih untuk diam saat melihat Sohyun tertidur di pundaknya. Sepertinya wanita cantik ini nampak begitu lelah, Taehyung jadi merasa bersalah sedikit pada Sohyun.

"Kenapa aku tidak menolak..." Sejenak Taehyung kembali berpikir pertanyaan yang diberikan oleh Sohyun kepadanya tadi siang.

"Karna aku tidak bisa," Taehyung tersenyum tipis kemudian semakin lebar saat melihat wajah polos Sohyun yang tertidur di bahunya.

"Aku tidak bisa menolak pe- uhuk..." Ucapan Taehyung terputus saat kedua mata Sohyun terbuka begitu saja, begitu menakutkan.

"Kau belum tidur?!" Taehyung tidak bisa mengatur nada suaranya, ia terkejut saat mendapati gadis itu kembali mengerjap sambil mengucek matanya.

Taehyung menahan tangan Sohyun yang sibuk mengusap matanya, membuat wajah kantuk Sohyun begitu ketara dibuat bingung.
"Jangan diusap, nanti merah." Sohyun hanya diam memilih kembali memejamkan matanya lagi sambil menyamankan di bahu Taehyung.

"Aku bermimpi hoamm... " Bisik Sohyun yang terdengar lirih di kuping Taehyung.

Suara begitu hening kecuali suara serangga malam kala itu, jelas suara Sohyun terdengar cukup jelas di telinga Taehyung.

"Mimpi apa?" Taehyung memilih bertanya sambil menatap ke langit malam, saat belum mendapat jawaban Taehyung menoleh menatap Sohyun.

Gadis itu sudah tertidur lagi rupanya, Taehyung terkekeh kecil memilih untuk menyamankan punggungnya bersender pada pohon dan ikut menjelajahi mimpinya.

. . .

Keeseokan paginya keduanya sibuk berjalan ke sana kemari mencari sesuatu yang bisa mengisi perut mereka.

PHANTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang