05| Tetangga Baru?

9.6K 843 135
                                    

Apa makanan favorit kalian?

Sebelum baca, kasih dulu aku ❤ yang banyakk dongg

Jangan lupa vote sama komen, ya!
Jangan siders, ayo saling menhargai😍

Jangan lupa vote sama komen, ya!Jangan siders, ayo saling menhargai😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Papa anter, ya?"

Kashi yang sedang memakan sup jagungnya menggeleng. "Gak usah, Pa. Kashi nyetir sendiri aja."

"Sayang, biar Papa anter aja, ya? Muka kamu sedikit pucet, Papa takut ada apa-apa, ah."

Kashi kembali menggeleng. "Kashi gak apa-apa, Pa. Ini pucet cuma gara-gara kemarin nangis kelamaan."

"Cengeng, sih," celetuk Kafka--adiknya.

"Diem bocil!" desis Kashi. "Kakak rusakin game kamu tau rasa!"

"Masih pagi, gak usah ribut, ah." Mamanya menengahi sebelum terjadi adu mulut lebih lanjut.

"Tuh, si Kafka, Ma. Nyebelin banget dari kemarin." Kashi menatap Kafka tajam.

"Gak, ya. Kak Kashinya aja yang baperan." Kafka berkata santai.

"Udah. Jangan ribut, Kashi, Kafka," tegur Prisila sekali lagi.

"Maaf," kata Kashi dan Kafka bersamaan.

"Kashi mau nyetir sendiri gapapa, ya, Pa?"

Keano menghela napas. "Ya udah, tapi kalau ada apa-apa telepon Papa, ya?"

"Iya Papa," katanya sambil mengangguk.

Kashi segera menghabiskan sup jagung yang masih tersisa sedikit lagi. Setelah selesai, dia berdiri dari duduknya untuk meninggalkan meja makan. "Kashi mau berangkat sekarang, ya. Sebelum ambil surat kelulusan Kashi mau keliling sekolah dulu bareng temen-temen sama bagiin kartu undangan."

"Hati-hati di jalannya, ya."

Kashi mengangguk. "Pasti Mama."

"Beneran mau nyetir sendiri? Gak mau dianterin Papa?"

"Enggak, Pa, astagaaa."

Keano terkekeh melihat wajah putrinya yang kesal. "Iya-iya, nyetir sendiri. Hati-hati, cantik."

"Awas nabrak kucing tetangga lagi," kata Kafka yang juga sudah menghabiskan sarapannya.

"Apasih, Kaf, gaje banget," sungut Kashi sambil mendelik.

"Ya, siapa tau Kak Kashi nabrak kucing tetangga lagi sampe sekarat. Soalnya, Kafka liat tetangga kita punya kucing lagi." Kafka sedikit becanda sekarang.

Kashi menatap kesal adiknya. "Rumah di sebelah kita udah kosong, Aneh! Ngada-ngada banget. Lagian Kakak gak nabrak kucing tetangga juga."

"Boong banget, Kak. Waktu itu pas jemput Kafka di sekolah kakak nabrak kucing tetangga, ya." Kafka menaikkan sebelah alisnya. "Ah, apa itu yang jadi penyebab tetangga kita pindah, ya? Karena kakak tabrak kucingnya?"

Kita [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang