One Shoot! [1]

358 44 3
                                    

Jeon Jungkook (nerd) x Kim Taehyung (badboy)

Romance; warn! 🔞 content

[*]

Pukul! Hancurkan!

Saat bola dileparkan lebih cepat, Jungkook tidak siap menangkap bola itu dengan tangannya, ketika bola itu melambung, menghantam wajahnya. Hidungnya berdarah, kepalanya sontak pusing dan detik itu juga, dia jatuh pingsan. Suara terakhir yang Jungkook dengar, teman-temannya memanggil namanya.

Taehyung yang memukul bola iu ke arah Jungkook dengan sengaja, tersenyum puas. Kelas voli berakhir lebih cepat hari ini.

“Itu pasti sakit sekali.” Yoongi menghampiri Taehyung, “Kupikir itu tadi agak keterlaluan?”

Jimin datang usai membereskan bola, “Si Jeon itu, dia pasti belum sarapan sampai langsung pingsan. Apa kau memukulnya sekeras itu?”

“Ya, sangat keras. Sampai aku mungkin menghancurkan wajah culunnya,” kata Taehyung berjalan meninggalkan lapangan. Dia akan pergi ke perpustakaan usai berganti seragam, untuk tidur. “Aku titip absen!”

“Aku akan menyusul!” teriak Jimin, Taehyung mengacuhkannya. Dia mengekori sobat brandalannya, meninggalkan Yoongi memandang keduanya dengan sorot jengah. Kapan dua manusia brengsek itu akan tobat?

[*]

Jungkook sadar dan bangun setelah dua jam tertidur pulas. Namun, rasa pusing masih menyerang kepalanya. Pukulan bola Taehyung bukan main-main sakitnya. Tulang hidungnya mungkin patah … oh, rupanya tidak. Jungkook tertawa miris saat hanya merasakan memar di pangkal hidungnya. Dia mencari kacamatanya dan menemukannya di nakas samping kiri.

Kacamata itu patah dan retak.

Lagi-lagi Jungkook mendesah … lelah. Dia selalu dipermainkan seperti tikus, diperangkap, dibuang, ditindas. Entah Jungkook yang memang buruk atau Taehyung yang keterlaluan, dia tidak mengerti. Sejak memperkenalkan diri sebagai murid baru di awal semester kemarin, Taehyung yang merupakan teman sekelasnya, dalam kurung waktu perkenalan dua hari dia dihajar sampai babak belur.

Sudah enam bulan dan pem-bullya-an Taehyung terhadapnya tidak juga mereda, justru semakin parah.

“Tidurmu nyenyak?” Taehyung membuka tirai bilik kasur Jungkook. Dia mendekat untuk memperhatikan seberapa parah pukulannya, “Ah, ternyata aku payah. Seharusnya aku memukulmu lebih keras lagi saat itu, karena guru tidak ada, harusnya itu tidak akan jadi masalah.”

Mata Taehyung melihat kaos olahraga Jungkook dikotori bercak darah. “Kau sebaiknya mengganti bajumu, sebelum aku menghajarmu lagi, dasar menjijikan.”

Kemudian Taehyung pergi begitu saja.

Jungkook tersenyum pahit dan menunduk memperhatikan penampilannya. Dia harus ijin pulang agar tidak bertemu Taehyung di ujung hari ini.

[*]

Jungkook sedang berjalan ke toko optik untuk membeli kacamata barunya saat dia tiba-tiba berhenti. Ada Taehyung di dalam toko itu, sedang bernegosiasi. Jungkook memilih pergi ke sisi lain toko, dia berdiri membelakangi Taehyung.

“Aku merusak kacamatku, bisakah aku mendapatkan jenis dan ukuran yang sama?” suara Jungkook membisik, untungnya pegawai itu bisa mendengarnya dan mengabulkan permintaannya.

Jungkook melirik ke belakang, Taehyung masih berdiri di sana. Dia segera memalingkan wajah ke etalase begitu Taehyung berbalik dan melangkah keluar tanpa menoleh ke arahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Triple-doubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang