Chapter 6 Melamar

1K 123 27
                                    

"aku mungkin... Tidak sebaik yang kamu kira..."

Satoru masih terdiam, dia kemudian memegang tangan Suguru lebih erat, "apakah ini ada hubungannya dengan mengapa mereka semua merasahasiakan semua hal tentangmu?"

Suguru dengan ragu-ragu mengangguk.

Satoru, "begitu..."

Suguru, "..."

Salah satu petinggi masih tertawa terbahak-bahak, "astaga... Kisah cinta persahabatan dramatis macam apa ini? Mungkin ketika mereka bilang bahwa kalian di masa lalu itu sama berlebihannya dengan sekarang, itu semua benar. Hahahaha!!"

Satoru menjentikkan jarinya.

DUAR!!!

Seketika setengah dari ruangan itu hangus. Beberapa orang berteriak dan  berhasil menghindar. Petinggi itu berhenti tertawa, sebaliknya masih tersenyum mengejek kepada Satoru.

Satoru masih melihat sekumpulan orang-orang itu dengan tajam.

Petinggi, "dengar, Satoru! Aku berbicara padamu sekarang untuk menyelamatkan teman berhargamu itu."

Meskipun Satoru masih diam dan mendengarkan, sikapnya masih waspada, tanpa mengendur sama sekali.

Petinggi itu memberikan 2 buah surat, masing-masing untuk Satoru dan Suguru, "aku sudah tahu sejak awal kamu tidak akan mau mendengarkan siapapun di sini, jadi bacalah itu sebagai gantinya. Maukah kamu?"

Satoru dan Suguru tidak menjawab, namun keheningan itu menandakan bahwa mereka menyetujuinya.

Petinggi itu tersenyum dan bertepuk tangan, "baiklah semua orang! Pertunjukan sudah selesai. Mari kita pergi dan tidur!"

Petinggi itu berhenti ke seorang pelayan, "siapkanlah ruangan dan kebutuhan untuk Suguru-kun. Bagaimanapun, dia akan tinggal di sini mulai sekarang.

Suguru kaget, "ti... Tinggal di sini?"

Petinggi itu hanya melambaikan tangan, semua orang segera pergi dari ruangan, meninggalkan Satoru dan Suguru di dalam ruangan itu sendirian.

Suguru masih memperhatikan orang-orang sampai mereka benar-benar menghilang.

Satoru sudah membaca surat itu dan dia terdiam.

Suguru, "apa isi... Suratnya?"

Satoru, "kamu bisa mencoba untuk membacanya sendiri."

Mendengar hal itu, Suguru mendadak grogi sekali lagi. Apa itu? Apakah itu sesuatu yang buruk?

Suguru membuka surat dan benar-benar tidak bisa menyembunyikan raut keterkejutannya.

Pernikahan

Kalian semua gila?!

Dari sekian banyaknya cara yang bisa dipikirkan para petinggi, apakah pernikahan benar-benar cara terbaik yang bisa dilakukan?

Satoru, "bagaimana menurutmu, Suguru?"

Suguru diam sejenak, "aku... Entahlah..."

Di sana tertulis, para petinggi Gojo dan jujutsu menyimpulkan bahwa dengan menarik Geto Suguru ke dalam klan Gojo, mereka berharap mereka bisa mencegahnya untuk menjadi lebih buruk seperti dahulu.

Tapi, tetap saja, tidakkah ada cara yang lebih baik?!

Suguru menarik napas perlahan, "Satoru..."

Keduanya saling menatap dengan serius.

Suguru, "mungkin cara terbaik adalah dengan mengeksekusiku saja."

Satoru, "kamu bahkan tidak melakukan kesalahan apapun saat ini."

Suguru, "dengar, aku tidak ingin memberikan lebih banyak masalah kepadamu."

Satoru menarik tangan Suguru dan menggenggam tangannya dengan erat.

Suguru, "..."

Satoru, "Suguru... Mungkin aku memang tidak ingat apapun yang terjadi kepadamu, dan kita di masa lalu. Aku juga tidak tahu apakah aku sebenarnya adalah orang baik atau tidak, dan aku bukanlah orang yang tepat untuk mengatakannya, tapi dari lubuk hatiku yang terdalam... Aku merasa bahwa aku tidak bisa kehilangan dirimu kali ini. Sejak kita bertemu untuk yang pertama kalinya, sampai detik ini..."

Baiklah, sejujurnya hati Suguru terasa hangat.

Satoru menyelesaikan kalimatnya, "bukankah kamu juga merasakan hal yang sama?"

Suguru, "..."

Suguru, "aku juga... Aku juga tidak ingin meninggalkanmu lagi..."

Satoru langsung memeluk Suguru dan menenangkannya, "terkadang, ada banyak hal yang bisa dilakukan selain mati. Jika kamu tidak tahu, aku bisa menunjukannya padamu."

Suguru mengendur dan tangannya tanpa sadar juga balik memeluk Satoru, "oh ya? Apa itu?"

Satoru, "seperti menjadi seorang jujutsu... Mungkin kita bisa membunuh beberapa kutukan di siang hari..."

Suguru melanjutkan, "makan kare di malam hari..."

Satoru, "dan tertawa sepanjang hidup kita."

Suguru memejamkan matanya, "hmm... Itu tidak buruk."

Satoru melepaskan pelukannya dan memegang kedua tangan Suguru dengan erat, "Geto Suguru..."

Satoru, "apakah kamu mau menikah denganku?"

Suguru masih mencoba mencerna semuanya, tetapi tanpa pikir panjang ia tersenyum.

"Tentu saja aku mau."

Satoru tersenyum puas mendengar ini.

Keheningan terjadi selama beberapa saat, hanya disertai dengan pelukan hangat dan detak jantung yang lembut.

Tiba-tiba, aura bersemangat Satoru memancar dari tubuhnya, "bagus!! Kita akan menikah, apakah kamu punya sesuatu untuk di sampaikan? Seperti... Pakaian pernikahan mungkin, atau resepsi, atau..." Satoru terus mengoceh, tanpa berhenti sediktpun.

Suguru hanya tertawa kecil, "yah... Aku hanya ingin kamu akan menjagaku dengan baik."

Satoru, "tentu saja, itu adalah hal yang paling utama."

Suguru tersenyum, "Satoru... Sejak kelahiranku aku tidak pernah tahu apa yang namanya keluarga sejati... Entahlah, mungkin di kehidupan sebelumnya aku tinggal dan membesarkan anak-anak, karena saat ini... Detik ini juga aku merasakan sesuatu yang familiar..."

Satoru, "anak-anak ya... Itu mengingatkanku! Di kehidupan sebelumnya, sebuah buku mengatakan bahwa aku juga membesarkan anak-anak dari seorang pria yang kubunuh."

Suguru nampak tertarik, "benarkah? Kenapa?"

Satoru, "aku tidak tahu... Satu diantara mereka adalah kepala keluarga Zenin terdahulu, salah satu keluarga jujutsu terkuat bersama keluarga Gojo."

Satoru, "mungkin... Kita bisa mengadopsi beberapa anak. Klan Gojo itu sangat besar, siapa tahu ada seseorang yang tidak menginginkan anaknya."

Suguru tertawa, "itu sangat mulia."

Keduanya mendekatkan dahi mereka. Itu menyentuh masing-masing dari mereka dengan lembut.

Satoru masih memainkan jari jemari Suguru, dan Suguru masih menikmati kedamaian ini.

Banyak hal yang telah terjadi. Rasanya semuanya sangat menakutkan beberapa saat yang lalu. Mereka hanya bertemu beberapa hari dan tidak ada sesuatu yang benar-benar spesial. Hanya saja... Rasanya penuh dengan nostalgia, dan Suguru hanya ingin perasaan ini abadi selamanya.




Gojo Satoru no HanayomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang