Senja beranjak pulang
menjemput petang
kelambu kelam selimuti langit
langit gelap dan buta
tak berhiaskan bintang
malam bak keranda
bagi jiwa yang matimalam ke-40 adalah
malam yang asing
bumi yang asing
raga yang asing
hidup yang asinglangkah hilang arah
Diri hilang rupa
Air mata retakKembalilah air mata pada pemiliknya
Jika pun harus menangis, tuk siapa tangisan ini?
Jika pun harus tersenyum, tuk siapa senyuman ini ?
Kembalilah air mata pada pemiliknyaSegala emosi jiwa hanya fana
Luka tersayat sembilu
Wajah hitam berdebu
Rintih doa bekuKarena jika pun luka, raga ini yang perih, mata ini yang menangis
Karena jika pun berdarah, raga ini yang rusak, kulit ini yang terkelupasMeski remuk raga
Hilang bentuk
Hanya fisikJauh dalam hakikat
Ruh masih utuhRusaknya raga
Tak kan melukai ruh
Meski jiwa merintihBiarlah ruh mengabdi
Pada titah
Ilahi RabbiDengan penuh kecintaan pada kematian
Gerbang pertemuan Sang Pemilik semesta
Tiada yang dirindui, seorang 'abid selain mata Keesaan Sang KhalikBiarlah ruh
Merupa manusia
Tuk wujud dosa
Atau pahalaBiarlah ruh
meniti masa
yang rapuh di dunia
: Tuk sementaraHingga waktu menemui tepi
Kembalinya ruh pada Sang Pencipta
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata dan Waktu
PoetryIni adalah antologi kedua gue. Dan lewat antologi ini gue menyatakan comeback ke dunia perWPan. setelah hampir 3th gue vakum, akhirnya gue berani buat make something new. Walaupun dengan gaya penulisan yang nggak benar-benar baru, setidaknya kalian...