CHAPTER 1

131 14 0
                                    

Chapter 1: Pick up
♪ Persephone by Tamino ♪
Happy Reading

Vancouver, Kannada.

Hari ini, untuk pertama kalinya setelah lima tahun kematian orang tuaku. Aku sebagai putri tunggalnya akan menghadiri rapat pemegang saham yang menurutku pasti akan sangat membosankan.

Dulu, saat aku belum legal, yang menghadiri rapat konyol itu adalah tangan kanan ayahku, tuan Helard. Tidak, lebih tepatnya Servant Helard. Dia orang yang baik, usianya tidak jauh dari usia ayahku, kepala empat. Aku sudah menganggapnya sebagai ayahku sendiri.

Dan lagi, untuk hari ini aku terlihat lebih dewasa heh?. Tentu saja, semuanya adalah bantuan dari putri tuan Helard— Violent Helard. Dia seumuran denganku, dan dia selalu mendekatiku untuk berusaha berteman denganku. Tapi sayangnya aku selalu mengabaikannya, haha.

Terlihat jahat? tentu tidak bagi Vio— aku memanggilnya begitu. Mari lupakan itu dulu.

Aku menatap bayanganku di cermin besar di depanku. Tidak terlihat mencolok namun elegan. Dengan balutan dress hitam polos tanpa lengan serta jas berwarna putih yang bertengger di bahuku. Aku menyukainya, sungguh.

Wajahku dipoles dengan make up tipis oleh Vio. Tidak tebal, karena bisa seperti badut. Aku membencinya. Satu dari semua yang aku pakai hari ini membuatku sangat tidak nyaman, high heels. Aku sangat-sangat tidak suka. Kakiku pasti akan pegal.

Pintu kamarku terbuka dan menampilkan seorang gadis tidak sopan yang langsung menerobos masuk.

Aku berdecak, “bukankah sudah kubilang bahwa ketuklah pintu dulu sebelum menerobos masuk Vio?.” Aku menatapnya tajam yang membuat gadis itu menciut.

“Maaf, aku lupa.”

“Lupakan, apa yang membuatmu datang kemari?,” tanyaku yang melunakkan kembali wajahku.

Dia yang melihat itu, langsung terlihat senang dengan mata yang berbinar. “Ayah sudah menunggu, kau sudah siap?.”

Aku mengangguk dan segera mengambil tas jinjingku. “Ayo.”

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, kami sampai di depan gedung pencakar langit yang mewah. Aku segera turun dari mobil.

“Terimakasih, aku pergi dulu,” pamitku tetapi tuan Helard mencegahku dengan membuka suara.

“Berhati-hatilah, telepon aku jika ada masalah dan telepon aku jika sudah selesai,” Tuan Helard tersenyum simpul dan aku mengangguk sebagai jawaban.

Aku segera berbalik dan berjalan menuju ke dalam gedung. Semua orang melirikku dan berbisik. Aku tidak suka, tapi aku berusaha mengabaikannya.

Memasuki lift, aku dibawa ke lantai dua belas. Setelah berhenti aku segera bergegas menuju ruangan yang sudah ditentukan.

Terdapat kurang lebih dua puluh orang disana. Sepertiga dari mereka adalah wanita termasuk diriku.

Wanita-wanita itu menatapku dengan tersenyum manis sesekali dari mereka menyapaku. Mereka para wanita berusia sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh tahun. Sementara para pria disana berkisar dari dua puluh delapan sampai empat puluh tahun. Terkecuali Presdir perusahaan ini.

Vampire's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang