✓ Thursday, 20th May '21

624 22 14
                                    

Cahaya mentari yang biasa menghangatkan bumi di pagi hari pun masih belum menampakkan diri. Namun, sebuah alarm di meja nakas tepat di sebelah seorang pria yang tertidur pulas ini telah berbunyi. Pria itu bangun dengan sangat terpaksa, karena bunyi berisik itu terus terdengar berulang kali. Dengan mudahnya ia membuat alarm itu senyap sebelum dering berisiknya itu terdengar lagi.

Lega setelah suara berisik tak terdengar lagi pun pria itu menghadap ke samping dan mendapati wajah sang istri yang masih tertidur cantik. Membuatnya terkekeh geli. Pria itu iseng memeluk pinggang ramping sang istri dan mulai menciumi setiap bagian wajah cantik wanita di depannya ini.

"Hmm, Jyuto, yamete yo ... !" Terdengarlah sebuah lenguhan yang membuat pria bernama Iruma Jyuto itu berhenti.

Jyuto kembali menatap wajah sang istri. "Bangun. Alarm sudah berbunyi tadi. Kenapa kau masih bisa tidur cantik, hm?"

Wanita itu mendadak memerah, kemudian memanyunkan bibirnya, sebelum akhirnya menjawab, "Salahmu."

"Hee, yang semalam itu tidak ada apa-apanya, loh."

"Kakiku sakit, sayangku yang bodoh."

"Fufu, akhirnya kau bisa bergantung padaku-ittai! Hey, tidak boleh menyakiti suami." Jyuto mengusap-usap pinggangnya yang baru saja mendapat cubitan cinta dari istrinya.

Wanita yang merupakan seorang istri Iruma Jyuto yang tak lain adalah Iruma Akazumi itu hanya menjulurkan lidahnya, kemudian tertawa kecil. Merasa terhibur dengan wajah cemberut dan omelan kesal sang suami.

"Sudahlah. Ayo, bangun. Cepat mandi sana," titah Akazumi seraya perlahan memposisikan diri menjadi duduk. Sedikit meringis sakit, ketika kakinya digerakkan walau sedikit.

"Hmm," gumam Jyuto yang kemudian memeluk pinggang Akazumi, menciuminya, terakhir iseng membuat sebuah tanda kemerahan di sana.

"A-hey!" Akazumi langsung memukul Jyuto dengan bantal terdekat. Lagi-lagi membuat pria itu mengeluh sakit, kemudian segera bangun dari posisi tidurannya dan menahan Akazumi agar tak kembali memukulinya.

"Baru menikah sudah KDRT. Ayo, ke penjara, sayang," goda Jyuto diiringi dengan seringai khasnya.

"Berkaca dulu sana. S-semalam kau juga 'kasar', tahu!"

"Jaa, ayo, ke penjara bersama~"

"M-mandi sana!"

Dan berakhir Jyuto jatuh dari kasur, sementara Akazumi still strong enough untuk berjalan sendiri ke kamar mandi.

Sekilas, si polisi kelinci mendadak hilang rasa sakitnya, ketika melihat satu kesempatan emas untuknya. Namun, kesempatan bak harapan itu pupus seketika kala suara khas kuncian dari pintu kamar mandi terdengar.

Jyuto pundung dipojokan, kemudian bergumam, "Istri licik."

Kemeja abu-abu dengan jas hitam yang selaras warnanya dengan celananya itu telah terpasang apik dan rapi. Sarung tangan merah yang menjadi ciri khas seorang Iruma Jyuto tak lupa ia pakai. Ditambah kacamata frame bawah tak luput dari ciri khas polisi (licik) Yokohama ini.

Namun, hanya satu benda lagi yang belum ia pakai, yaitu sebuah dasi yang seperti biasa Jyuto akan meminta sang istri untuk memasangkannya setiap pagi.

Sebelum turun menuju lantai bawah, Jyuto terdiam sejenak setelah semua set seragam kerjanya terpasang rapi di tubuhnya. Manik emerald itu tertuju pada sebuah kalender yang ada pada meja nakas.

Sunday, 30th May 2021

Dan Jyuto baru menyadari maksud keganjalan hati yang tiba-tiba melihat kalender. Mengingatnya membuatnya tersenyum tipis dan terkesan agak miris, ketika tahu tidak bisa merayakannya bersama dengan dua orang tercinta semasa ia kecil.

"Ah, ya, sudah ada dia."

Sadar telah melamun terlalu lama, Jyuto segera menuju ke bawah dan mendapati sang istri tengah menyiapkan sarapan.

Jyuto segera memeluknya dari belakang, kemudian memendam wajah di bahu Akazumi.

"Oh, ohayou. Duduklah dulu," ucap Akazumi yang masih fokus pada masakannya.

Jyuto beralih meletakkan dagunya di bahu Akazumi, kemudian menunjukkan dasi hitamnya yang masih belun terpasang. "Sebagai istri yang baik, 'kan?" katanya guna menghasut Akazumi untuk memasanhkan dasinya alih-alih meminta perhatian.

"Hmm, aku bukan pembantumu, tahu," ucap Akazumi terkesan ketus yang membuat harapan Jyuto untuk dapat diperhatikan pun pupus. Akazumi terkekeh karenanya. "Baiklah, baik, hanya bercanda, Anata~" ucapnya lagi sengaja menggoda.

"Ah, cepat pasangkan sebelum aku terlambat. Kau ingin aku dipecat?" sarkas Jyuto yang Akazumi tahu jika suaminya itu hanya bercanda dan tidak mendapat perhatian yang dia inginkan.

"Tentu tidak. Mana mau aku kalau kita jadi gembel," ucap Akazumi yang kemudian mengambil dasi Jyuto dari tangannya, kemudian berbalik dan mulai memasangkan dasi itu bersamaan dengan pin segitiga yang menjadi ciri sang suami yang merupakan bagian dari rapper Yokohama yang tak lain adalah Mad Trigger Crew.

Jyuto hanya terkekeh sesaat, kemudian memperhatikan sang istri menangani dasinya. Sekilas, ia kembali teringat akan tanggal 30 Mei yang baru saja ia lihat di kalender barusan.

Dan sedikit kilas balik mengenai kisah indah masa kecilnya kala dua orang tercinta masih setia di sampingnya sampai hari di mana usianya bertambah.

"Oh, ya, akhir bulan Mei nanti aku diminta datang ke salah satu rumah sakit Osaka. Jadi, maaf, ya, aku tidak bisa seharian di rumah," celutuk Akazumi tiba-tiba yang membuat Jyuto terkejut dengan hati yang teriris berbagai benda tajam.

Meski Mei berusia 31 hari, bagaimana jika itu bertepatan dengan hari spesialnya nanti?

"Tanggal berapa?" tanya Jyuto memastikan agar perkiraannya hanya ketakutan belaka.

"Hm? Um, sekitar 30 atau 31 Mei. Ada apa?"

"... Souka. Jaa, kalau saja tanggal 30 Mei kau harus pergi, apakah tidak bisa ditunda tanggal 31 saja?" Jyuto terdengar seperti meminta.

Akazumi hanya memberi senyum tipis, kemudian menangkup wajah sang suami dan mengelus pipinya. "Mana bisa begitu. Ada pasien yang harus kurawat di situ. Jadi, tolong izinkan aku," katanya memberi pengertian selembut yang ia bisa pada suami tercinta.

Jyuto tak bisa melarang. Nyawa manusia memang hal utama. Namun, masa 'kan harus di hari spesialnya? Ada satu bagian dalam diri Jyuto yang tak bisa menerima kepergian Akazumi di antara dua tanggal akhir bukan Mei.

"Tapi, kau tahu 'kan kalau kita baru saja menikah?"

Akazumi menggeleng pelan. "Maaf, Anata. Meski ini bagian dari pekerjaan, nyawa manusia tetap harus diselamatkan." Ia kembali memberi pengertian.

Jyuto mengnela napas kasar. "Padahal kita belum honeymoon kau tahu," celutuknya yang kali ini dengan raut wajah kesal, ketika harus kalah telak dari istrinya.

"Tunda dulu, ya?" Setelah berkata demikian, Akazumi mengecup sayang pipi Jyuto, kemudian lanjut memasak dan menyiapkan sarapan dengan segera, sebelum sang suami terlambat.

"Jauh berbeda, ya?"

Jyuto tetap berharap jika nanti Akazumi tak jadi pergi dan terus bersamanya saat hari spesial itu tiba.

Story By AuroraTerritory

Uncrushable (dirty) HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang