Tapi, meski nanti hari spesial itu terasa biasa saja, setidaknya, Jyuto ingin Akazumi ada di sampingnya seharian saat hari spesialnya tiba. Secara tidak langsung, kehadiran Akazumi menjadi hadiah tersendiri baginya.
Namun, dengan kesibukan Akazumi sekarang ... Apakah bisa?
Pagi seperti biasa yang terasa biasa saja datang lagi. Matahari masih belum atau mungkin saja masih malu-malu untuk menampakkan diri. Karenanya, hawa dingin yang memenuhi setiap sudut kamar seorang polisi kelinci ini membuat tubuhnya sedikit menggigil, sebelum akhirnya berhenti kala merasakan sebuah kehangatan lembut disertai dengan aroma poutpurri.
Ah, aroma khas sang istri, kehangatan lembut dari pelukan seorang Iruma Akazumi, dan sandaran empuk disertai dengan detak jantung yang berdetak tenang itu sudah pasti sang istri, yakni Akazumilah yang berada di sampingnya saat ini.
Tanpa harus membuka mata untuk memastikan lagi pun Jyuto segera memeluk erat pinggang sang istri dan memendam wajahnya lebih dalam lagi. Meluapkan semua rindu yang ia tahan sendiri semalaman tadi. Sungguh menyiksa sampai rasanya bahagia tak terkira kala Akazumi pulang lebih cepat pagi ini.
Samar-samar sebuah kekehan terdengar, kemudian elusan lembut dari jari-jemari lentik itu menyusuri rambut sang suami yang mendadak manja.
"Ohayou~" ucap Akazumi setengah berbisik tepat di telinga Jyuto.
Jyuto melenguh sesaat, sebelum akhirnya mengecup leher, bibir, dan terakhir kening Akazumi sebelum akhirnya menatap sang istri dengan wajah mengantuk yang terkesan memelas.
"Kau banyak melakukan kejahatan, Nona Iruma. Kau tega menyiksa suamimu dengan rindunya. Jaa, kau harus dipenjara sekarang juga."
Akazumi tak bisa berbohong jika ia ingin tertawa melihat bagaimana suaminya berkata bak drama dengan wajah kantuk setengah memelas dan ditambah dengan tanpa adanya kacamata yang biasa terpajang di wajah tampannya itu persis seperti seekor kelinci yang kurang diperhatikan.
Seperti suami terlantar /plak.
Jyuto memasang wajah kesalnya, ketika rindunya yang bukan main itu dianggap candaan.
"Aku serius tahu. Kau ingin dihukum saja kalau begitu?" Jyuto mempererat pelukannya di pinggang Akazumi, alih-alih membawa istrinya untuk mendekat.
"Eh? Gomen, gomen. Habis, kau semakin manja saja. Dramamu tadi lucu dan wajahmu cukup menggemaskan. Maa, kau harus lihat wajahmu sendiri yang memelas barusan," ucap Akazumi yang masih setengah tertawa meski tak sekeras dan sengakak beberapa saat lalu.
"Itu salahmu. Kau tahu kalau kita baru saja menikah dan kau masih sempat-sempatnya pulang larut. Hahh ... aku tidak percaya sampai-sampai kau harus berbagi shift dengan dokter lain di rumah sakit Shinjuku ... " Perlahan nada Jyuto melemah. Tersirat rasa sedih dan kecewa di sana. Tentu saja, Akazumi memahami rasanya.
Karena, pasangan suami-istri mana yang tidak bersama kala baru saja menikah? Mungkin pasangan suami-istri Iruma seorang yang baru mengalaminya.
Akazumi hanya tersenyum tipis seraya terus mengelus surai sang suami. "Maaf, ya? Aku malah menjadi istri yang tidak baik. Aku terlalu memperhatikan orang lain. Seharusnya aku juga fokus memberikan perhatian yang sama pada suami kelinci licikku ini."
Jyuto diam sejenak. Mencerna ucapan Akazumi barusan seraya terus menikmati elusan lembut dari jari-jemari lentik sang istri yang dapat membuatnya tenang. Pelukan yang terus berlangsung lama itu Jyuto pererat.
Ah, dengan hal sederhana seperti ini saja sudah membuatnya bahagia. Membuat Jyuto susah melepas Akazumi dari pelukannya. Pria itu tak ingin melepaskan sesuatu yang telah membuatnya bahagia.
Oh, apakah karena ada Akazumi yang telah membuatnya bahagia?
"... Kapan kita bisa damai seperti ini?"
Akazumi terkekeh, kemudian mengacak surai Jyuto. "Tidak bisa begitu. Sebentar lagi pun kau harus pergi."
Jyuto menatap bingung sang istri. "Kau baru saja mengatakan ingin memberi perhatian, kenapa mengingatkanku pada pekerjaan?"
"Hee, itu bukan perhatian namanya. Itu memanjakan. Aku perhatian padamu. Bukan berarti aku tak bisa memanjakanmu. Hanya saja, bukan saatnya kita begitu, kau tahu." Akazumi memulai omelan bijaknya.
"... Tapi, aku ingin kita terus seperti ini."
"Kalau begitu, kenapa tidak mengambil cuti? Bukankah kita pasangan suami-istri yang baru saja resmi?"
"Huh, belum tentu kau juga diperbolehkan atau diberi cuti. Jadi, untuk apa aku di rumah sendiri?" Jyuto menatap Akazumi kesal, namun lebih tersirat rasa kecewa di wajahnya. Pria itu sedikit terkejut ketika istrinya itu mengatakan dengan enteng untuk mengambil cuti saja.
Ya, jika mereka berdua diberi cuti dari pekerjaan masing-masing, Jyuto tidak akan ragu untuk bersantai di rumah asal bersama dengan sang istri.
Jika sendiri, apa bedanya dengan hari-hari sebelumnya nanti?
Dan Akazumi menyadari kekesalan hati sang suami. Terutama rasa kecewa yang sedari tadi terlukis di wajah tampan polisi kelinci licik ini. Akazumi hanya bisa tersenyum miris seraya berkata, "... Ya, benar juga."
Sadar sudah berlaku tidak mengenakan hati sang istri, Jyuto memilih bangun dari posisi dan duduk di tepi ranjangnya ini. Pun netranya kembali tertuju pada kalender di meja nakas dan melihat tanggal hari ini.
Saturday, 22nd May 2021
"... Aku hanya ingin bersamamu, Kazumi."
Jyuto beranjak menuju kamar mandi, sementara Akazumi menghela napas dan bersiap untuk menyiapkan sarapan selagi suaminya itu melakukan ritual pembersihan diri.
Lebih baik Akazumi bergerak cepat daripada suasana yang tidak mengenakan kembali menimpa.
Sesaat Akazumi berdiri hendak menuju dapur, sebuah suara notifikasi terdengar yang membuat langkahnya terhenti.
Akazumi membuka sebuah email yang berasal dari teman sepekerjanya itu.
To: Iruma Akazumi
From: Akemi YuiSepertinya besok kita akan kerja rodi, haha.
Serius, ada banyak pasien di sini. Kami membutuhkanmu. Jangan sampai terlambat, ya? Aku menunggumu.
Akazumi menunduk, kemudian menghela napas gusar.
"... Maafkan aku."
To Be Continued
Story By Lady Iruma
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncrushable (dirty) Husband
Fanfiction「Fanfiction ー Complete」 Hanya berisi keseharian seorang kepala keluarga Iruma beberapa hari sebelum menjelang hari tambah tuanya. Warning: (!) Anu (!) OOC (!) Chara x OC Story By AuroraTerritory Note: Mohon maaf apabila ada anu dan kesamaan nama, t...