"Jauh berbeda, ya?"
Jyuto tetap berharap jika nanti Akazumi tak jadi pergi dan terus bersamanya saat hari spesial itu tiba.
Satu puntung rokok menyala. Jyuto segera menyesapnya, kemudian menghembuskan asap dari rokok tersebut ke udara. Menikmati sensasi khas tembakau yang memanjakan lidahnya yang sempat terasa hambar kala terus mengeluarkan suara untuk rap battlenya. Beruntung semua cepat selesai dengan adanya dua orang pria yang merupakan teman seperjuangannya. Jadi, ia bisa pulang dengan segera.
Ya, itu pun jika ada seseorang yang menunggunya kembali pulang di rumah. Biasanya dua orang tercinta. Namun, sekarang, seorang istri yang harus memberikan banyak cinta pada tiap orang yang berbeda demi keselamatan mereka.
Ah, apakah artinya Jyuto terlupakan?
"Oy."
Tiba-tiba seseorang menyenggolnya pelan yang tak lain adalah seorang pria berambut putih datang dengan wajah sangar khasnya. Aohitsugi Samatoki namanya, seorang yakuza sekaligus leader rapper divisi Yokohama.
"Apa?" Jyuto kembali menyesap rokoknya, alih-alih menunggu pria bernama Samatoki itu berbicara.
Samatoki juga sama halnya dengan Jyuto, yaitu di mana sekarang ia tengah menyesap rokoknya, sebelum akhirnya menghembuskan asapnya dan berkata, "Selamat. Bagaimana semalam? Langsung dapat kabar bakal punya momongan?" Samatoki menyeringai, ketika keasyikan menggoda temannya.
"Hm, aku terima ucapan selamatmu. Lagipula, dia masih bisa berjalan sendiri, setelah kuhajar habis-habisan malam pertama itu," jawab Jyuto dengan entengnya. Membuat gelak tawa Samatoki terdengar.
"Yang begini saja langsung bersemangat," ucap Samatoki yang kemudian dibalas dengan pukulan pelan dari Jyuto yang ikutan tertawa kecil.
"Ah, ya, Jyuto, selamat atas pernikahanmu. Maaf shoukan tidak bisa datang saat itu." Dan salah seorang lagi datang. Sekubu dengan dua orang pria yang rada anu barusan. Rio Mason Busujima ini bisa dikatakan (±) waras.
Lupakan.
"Daijoubu. Ucapanmu sudah lebih dari cukup," ucap Jyuto diiringi dengan senyum tipisnya.
"Souka. Shoukan senang mendengarnya." Rio tampak lega. Jeda sejenak, kemudian lanjut berkata, "Ah, sebagai hadiah pernikahanmu, sebenarnya malam ini Shoukan ingin kalian berkencan di tempat Shoukan. Biar Shoukan yang-"
"K-kurasa tidak perlu repot-repot. Istriku masih sibuk sekarang," jawab Jyuto dengan cepat, karena sudah tahu salah satu bagian dari rencana Rio, teman polos nan baik hatinya.
"Souka. Pantas kau juga bekerja," balas Rio dengan polosnya.
"Y-ya, ini bagian dari jadwalku juga."
Rio hanya mengangguk paham, sementara Jyuto beralih ke ponselnya yang bergetar. Tanda panggilan masuk rupanya.
"Sebentar." Jyuto agak menjauh dari kedua temannya seolah meminta privasi untuk menjawab panggilan yang masuk barusan yang tak lain berasal dari seorang istri tercinta. "Ya, moshi-moshi~"
"Moshi-moshi~ Nee, maaf menganggumu. Apakah kau pulang cepat nanti, Dirty Husbandku?"
Jyuto terkekeh sesaat, sebelum akhirnya menjawab, "Ya, sepertinya begitu. Ada apa? Sudah merindukanku? Omong-omong, berhentilah bersikap terlalu formal begitu."
"Datte, kau suamiku. Aku hanya ingin menghormatimu dan maaf sekali lagi, ya? Aku merindukanmu, tapi malam ini tidak usah menungguku, karena aku kebagian shift malam di rumah sakit Shinjuku. Tenang saja, aku sudah menyiapkan makan makan untukmu sebelum itu."
Rasa kecewa seketika memenuhi dada. Mendadak Jyuto sesak. Sakit ketika tak bisa menghabiskan waktu berdua dengan istri tercinta setelah menikah.
"... Kau mau aku mengantar atau menjemputmu?" Setidaknya Jyuto bisa melihat kembali wajah sang istri sebelum benar-benar tak bisa menghabiskan waktu semalaman ini.
"Tidak, tidak apa. Aku tidak berbuat banyak padamu. Jangan membebani dirimu sendiri seperti itu. Hora, istirahat yang cukup. Pekerjaanmu apalagi kebiasaan merokokmu itu bisa saja berdampak buruk."
Ya, meski pada akhirnya Jyuto akan lelah ketika harus pulang-pergi Shinjuku demi istrinya itu tidak masalah. Namun, ia bukan tipe yang bersabar menghadapi rindu yang bakal menggebu dalam dada. Tidak bisakah istrinya itu berhenti bekerja? Sudah ada dirinya dengan pekerjaan yang mapan.
Jyuto hanya bisa menghela napas pasrah. "Jadi, sampai kapan kau akan di sana?"
"Aku pastikan jika aku sudah ada di sampingmu sebelum kau bangun~"
Jyuto terkekeh, kemudian tersenyum tipis, barulah ia menjawab, "Baiklah, kutunggu. Jangan biarkan aku menghukummu yang sudah membuatku merindukanmu."
"Meh, kau harus membuatku bisa berjalan dengan normal setelah itu. Bahkan sekarang aku masih berusaha berjalan normal, meski kadang terasa sakit tahu."
"Oh, kau akan mendapatkan perlakuan khusus, Nona Iruma." Jyuto dapag mendengarkan kekehan geli di seberang sana dengan jelas.
"Jaa, aku mencintaimu. Sampai jumpa besok pagi."
"Ya-" Panggilan terputus dan Jyuto baru bisa (lanjut) berkata, "Aku merindukanmu." Kemudian Jyuto beralih menatap ponselnya. Tak ada apapun lagi dari sang istri, setelah panggilan terputus barusan. Satu pun pesan tak ada darinya. Membuat Jyuto menghela napas gusar.
"Wah, wah, ada yang galau." Samatoki main muncul saja di samping Jyuto yang masih meratapi nasibnya yang merana tanpa sang istri semalaman. "Jangan sensitif begini setelah menikah. Tidak baik." Ditambah dengan nasihat (sesat)nya.
Jyuto hanya berdecak lidah, kemudian menyimpan ponselnya.
"Sudahlah. Cepatlah menikah dengan Yamada Ichiro, sebelum janur kuning melengkung-"
"Hah?! Kau pikir aku tidak cukup berani menikahinya?!" Samatoki mendadak emosi yang membuat ucapan belum selesai terucapkan.
Jyuto hanya menyeringai. "Ya, setidaknya kau tahu bagaimana rasanya tidak bisa menghabiskan waktu bersama dengan istri," katanya yang membuat Samatoki makin darah tinggi dan siap mencabik-cabik Jyuto bak serigala yang siap mencabik-cabik seekor kelinci.
"Teme-"
"Hentikan, Samatoki. Saran Jyuto ada benarnya. Ichiro mungkin saja menunggumu untuk menikahinya."
Ya, umm, gimana, ya?
OOC? /tabok.
Seketika Samatoki tak jadi marah, ketika mendengar pemahaman Rio mengenai ucapan Jyuto barusan. Ia jadi gimana sendiri gitu mendengarnya. Namun, satu sisi jadi kepikiran juga.
Benarkah?
Maaf bukan saatnya SamaIchi berlayar /plak.
Sementara Jyuto hanya menghela napas dengan senyum miris terpampang di wajah. Mendadak ia kembali melihat ponselnya dan mendapati lockscreen yang menunjukkan waktu dan tanggal sekarang.
11.23 PM
Friday, 21st May 2021Jika siklus seperti ini terus berlanjut, apakah hubungan Jyuto dengan sang istri akan sedikit jauh?
Terlebih tentang hari spesial itu. Jyuto jadi merasa lebih yakin jika istrinya tidak akan ada kala hari itu tiba. Ah, makin menambah kecewa saja, ya? Jyuto berusaha melupakan.
Tapi, meski nanti hari spesial itu terasa biasa saja, setidaknya, Jyuto ingin Akazumi ada di sampingnya seharian saat hari spesialnya tiba. Secara tidak langsung, kehadiran Akazumi menjadi hadiah tersendiri baginya.
Namun, dengan kesibukan Akazumi sekarang ... Apakah bisa?
To Be Continued
Story By Lady Iruma
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncrushable (dirty) Husband
Fanfiction「Fanfiction ー Complete」 Hanya berisi keseharian seorang kepala keluarga Iruma beberapa hari sebelum menjelang hari tambah tuanya. Warning: (!) Anu (!) OOC (!) Chara x OC Story By AuroraTerritory Note: Mohon maaf apabila ada anu dan kesamaan nama, t...