01.

978 74 0
                                    

  Lagi dan lagi suho meninggalkannya sendiri disaat ia sedang sakit. Suho pergi setelah mendapat panggilan dari sahabat kecilnya. Ia bahkan pergi tanpa pamit padanya. Hatinya sakit diperlakukan seperti itu.

"Sampai kapan kau seperti itu oppa, aku membutuhkanmu saat ini" Jisoo menangis ditengah malam sendirian.

Ia meringkuk dengan memegangi perutnya yang sedikit menonjol. Usia kandungannya berumur 4 bulan. Suhu tubuhnya panas walau suho telah mengompresnya. Yang jisoo butuhkan saat ini kehadiran suaminya, mengurusnya seperti dia mengurus suaminya sedang sakit.

"Apa ia lebih penting dariku? Bahkan istrimu sedang sakit pun kau tetap mementingkannya"

Jisoo selalu bertanya tanya sendiri apa ia tidak begitu penting dalam hidup suho?

Jisoo tau suho menyayangi sahabat kecilnya. Tapi waktu sekarang apakah tidak bisa jika suho menolak satu kali saja permintaan sahabatnya?

"Bolehkah jika aku egois, aku ingin kau meninggalkan sahabatmu karena kewajibanmu saat ini aku, istrimu"

Jisoo tak pernah berani mengucapkannya langsung pada suho. Ia selalu takut ketika menentang suho untuk tidak terlalu peduli pada sahabatnya.

Suho turun dari dalam mobil dengan terburu-buru. Ia memencet bel rumah sahabatnya dengan brutal. Sungguh perasaannyabsangat khawatir setelah mendengar sahabatnya menangis.

"IRENE!!" teriak suho sambil memencet bel rumah sahabatnya.

"IRENE BUKA PINTUNYA!!" suho kembali berteriak.

Namun pintu tersebut belum juga terbuka. Suho kalang kabut saat ini. Ia mengintip dari setiap jendela tapi semua jendela tertutup.

"Aarrrggghh"

Suho mengusak rambutnya ia mengambil ponselnya menghubungi irene.

"Cepat angkat" tanpa sadar suho menggigiti kukunya.

Klek

Suho langsung menyimpan ponselnya dan menghampiri irene yang baru saja membuka pintu. Keadaannya sangat memprihatinkan. Irene langsung memeluk suho dan menangis dalam pelukannya. Suho balas memeluk mengusap punggung sahabatnya.

"O-oppahh hiks...." isak irene.

"Ssttt jangan menangis oppa disini." suho mencoba menenangkan irene.

Cukup lama mereka berpelukan didepan pintu. Bahkan suho merasa kakinya cukup kebas. Irene sudah sedikit tenang. Suho melepas pelukannya dan menangkup wajah basah irene dan mengusapnya dengan ibu jarinya.

"Jangan menangis lagi wajahmu sudah memerah nanti cantiknya hilang loh" goda suho mencoba menghibur irene.

Perkataan suho barusan berhasil membuat irene bersemu malu.

"Oppa kau menyebalkan" irene memukul pelan dada suho.

Suho tertawa karena berhasil menggoda irene. Tak sia-sia ia kesini malam-malam.

"Masuk yuk kakiku sudah kebas dari tadi berdiri terus" ajak suho.

Irene mengangguk dan menggandeng tangan suho masuk kedalam. Suho mengikuti irene sudah biasa ia mendatangi rumah irene. Bahkan kedua orang tua irene menitipkan irene padanya meski mereka tau bahwa suho sudah beristri.

Suho duduk disopa dan menyandarkan punggungnya disana. Suho memperhatikan irene yang pergi dari hadapannya menuju dapur. Suho melirik jam tangan ditanganya seketika matanya melotot. Sekarang pukul 11 malam.

"Oppa aku buatkan jus untukmu" Irene menyimpan jus jeruk didepan suho.

"Irene maaf oppa harus pulang sekarang Jisoo sedang sakit" Suho beranjak dari sopa untuk pulang tapi irene menahannya.

Say goodbye|Mini SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang