05.

797 65 0
                                    

Jisoo menunggu kedatangan suho dengan harap-harap cemas. Hampir lima jam suho pergi dan tak memberinya kabar lagi. Mendadak perutnya sakit. Jisoo mendudukkan dirinya disopa.

"Ah pantas saja tadi pagi aku makan makanan pedas" itulah yang jisoo pikir tentang sakit perutnya.

Jisoo mengusap perutnya sambil menyandarkan tubuhnya. Rasa sakitnya hilang timbul. Ia mengambil ponselnya menghubungi suho.

Tidak diangkat.

Jisoo mencobanya lagi sambil menggigit bibir bawahnya karena rasa sakit diperutnya datang lagi.

Tidak diangkat juga.

Akhirnya jisoo menyerah ia memilih ke kamar mandi karena sakit perutnya datang lagi. Sampainya dikamar mandi jisoo memegang pinggiran wastafel menyangga tubuhnya. Sungguh rasa sakitnya tidak seperti biasanya.

"Apa aku akan melahirkan?" pikirnya.

Karena rasa sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Uhh...sstttt"

Jisoo mendudukan dirinya diwastafel, tangannya tak henti-hentinya mengusapi perutnya. Rasa sakitnya semakin menjadi.

"Bukankah prediksinya seminggu lagi" ucapnya.

Setelah cukup lama jisoo merasa lebih baik ia keluar dari kamar mandi kembali keruangan tengah. Ia kembali menghubungi suho.

"Oppa angkatlah"

Irene memandangi wajah suho yang tertidur pulas akibat kecapean. Irene mengusap pelan dahi suho yang terdapat banyak keringat. Suho tertidur setelah obat perangsangnya menghilang bahkan ia sampai klimaks beberapa kali. Namun yang bikin irene kecewa ditengah aktivitas mereka suho hanya menyebut nama jisoo sampai akhir pun begitu.

Suara dering ponsel suho membuat irene terkejut. Dengan gerakan pelan ia melihat penelpon tersebut. Seketika ia mempunyai ide gila karena penelponnya tak lain adalah jisoo. Ia mengambil ponselnya,
Irene mendekat pada suho dengan sengaja ia tidur didada bidang suho yang terekspos lalu memotretnya menggunakan ponselnya. Ia berpindah pada leher subo yang ada beberapa tanda kemerahan ia melakukan hal sama, memotretnya.

Irene tersenyum bahagia setelah melihat hasil gambarnya.

"Sekarang waktunya dikirim pada jisoo" ucapnya.

Irene menggunakan nomor baru lalu mengirimkan poto yang diambilnya pada jisoo.

Setelah dikirim irene mengambil ponsel suho lalu mengirim pesan pada jisoo.

Jangan tunggu aku, aku tak akan pulang malam ini

Setelah tugasnya beres irene memeluk suho dan tidur.

Prakk

Jisoo menutup mulutnya dengan tangan. Tubuhnya bergetar tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Air matanya sudah mengalir dengan deras dikedua pipinya. Seseorang mengirimkan poto irene dan suho yang bermesraan.

"Tidak, tidak mungkin" jisoo menggelengkan kepalanya.

Ia meremas perutnya yang semakin sakit.

"GAK!!!"

Jisoo menangis merasakan sakit hati dan kontraksi secara bersamaan. Ia tidak tau bahwa ternyata suho bermain dibelakangnya dengan irene.

Jisoo meremas baju bagian perutnya sungguh sangat sakit.

"Akhh....arrghhh sa-kithhh"

"Astaga tuhan...to-tolong akuhh"

Jisoo menggigir bibir bawahnya meredam sakitnya. Ia membenarkan duduknya mengangkat kakinya keatas sopa melebarkan kedua kakinya. Ia menidurkan tubuhnya disopa.

Say goodbye|Mini SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang