5 bulan kemudian
Jisoo sedang menyiapkan pakaian suho untuk ke kantor. Ia mengambil dasi dari dalam lemari dengan senang. Entahlah moodnya pagi ini sedang baik.
Suho keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggangnya menutupi bagian bawah tubuhnya. Ia sangat senang jika jisoo menyiapkan pakaian kerjanya."Oppa kau akan memakai dasi yang biru garis-garis atau yang hitam?" jisoo membawa kedua dasi tersebut kehadapan suaminya.
"Yang mana saja karena jika aku yang memakainya terlihat sangat tampan bukan?" suho menaik turunkan alisnya menggoda jisoo.
"Ck! Oppa kau percaya diri sekali" jawab jisoo dengan menahan senyumannya karena perkataan suaminya memang benar.
"Kau malu mengakui betapa tampannya suamimu ini ya sooya?" lagi suho menggoda jisoo dengan mencolek dagu istrinya.
"Oppa kau ini genit sekali" jisoo menjauhi suho.
Suho berjalan mendekati jisoo yang terus saja mundur dan jisoo tak bisa lagi mundur karena sudah terpojok dilemari. Suho menyeringai karena melihat jisoo yang ketakutan.
"Kau tak akan bisa lari lagi istriku" ucapnya dengan nada rendah.
Jisoo menelah ludahnya kasar. Ini tidak boleh terjadi pikirnya.
"O..oppa k-kau mau apa cepatlah pakai bajumu nanti kau terlambat datang kekantor"Suho sudah berada didekatnya bahkan beberapa senti lagi bibir mereka akan menyatu.
"Tidak sebelum aku menyapa anakku terlebih dahulu" bisiknya.
Jisoo dibuat bergidik dibuatnya. Dan jisoo bisa lihat bahwa ada sesuatu yang mengembul dibalik handuk yang suaminya kenakan.
"Tapi kau sudah semalam oppa" jisoo berusaha untuk menahan suho.
"Tapi aku ingin lagi sekarang"
Tanpa menunggu persetujuan jisoo suho mencium bibir love istrinya dengan lembut. Jisoo diam tidak membalas ciuman suho namun suho memperdalam ciumannya dan dengan perlahan jisoo membalasnya.
Sarapan pagi bagi pasangan suami istri yang cukup menggairahkan. Penyatuan kedua kalinya bagi mereka tak bisa terindahkan lagi. Kamar mereka penuh dengan suara desahan yang saling bersautan.
Karena aktivitas tadi pagi suho tidak bekerja. Mereka selesai jam 8 dari jam 6. Bahkan jisoo dibuat kewalahan karena suho yang menghujaminya seperti tak dapat jatah selama seminggu ditambah perut besarnya membuatnya tak leluasa bergerak.
Usia kandungannya sudah menginjak sembilan bulan, menurut prediksi dokter sekitar semingguan lagi jisoo melahirkan.
"Sayang biarkan oppa yang menghidangkannya kau jangan kelelahan sekarang duduk manis saja menunggu suamimu ini selesai menghidangkan makanannya oke" suho mendudukan jisoo dikursi makan.
Pasalnya jisoo bolak balik kedapur dan meja makan menghidangkan makanan yang tadi pagi belum sempat jisoo hidangkan. Jisoo memperhatikan suho yang dengan telaten menghidangkan makanan dan menatanya dengan rapi.
"Cah sekarang selesai"
Suho mengambil piring jisoo dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk.
"Makanlah kau harus mengumpulkan tenaga untuk melahirkan nanti" ucap suho dengan tersenyum.
Sebelum mulai makan suho membuatkan susu hamil dan menyimpannya didepan jisoo.
Setelahnya lalu suho mulai makan.Jisoo selesai lebih awal dan meminum susu hamilnya sambil memperhatikan suho yang masih makan dengan lahap.
"Oppa pelankan makanmu nanti tersedak" kata jisoo.
Suho hanya tersenyum tak mendengarkan perkataan jisoo ia makan dengan lahap karena tenaganya habis akibat aktivitas mereka tadi. Ponsel suho bergetar diatas meja tertera nama irene tanpa menunggu lama suho mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say goodbye|Mini Series
FanfictionSikap Suho yang selalu mementingkan sahabatnya dibandingkan istrinya membuat jisoo ingin pergi tapi ia mencintainya. "Kau selalu mementingkan dia terlebih dahulu dibandingkan aku istrimu!!" Jisoo. "Karena dia sahabatku, kau terlalu kekanakan jisoo"...