12.00
Waktu yang tepat untuk berkunjung ke kantin sekolah. Mengisi kembali energi dengan makan siang setelah dihantam oleh 3 mata pelajaran. Tak heran jika belahan sayap kiri sekolah itu sangat ramai saat ini, namun tetap teratur. Tak ada yang berani menyerobot antrian ataupun mengacau. Apalagi ketika seorang laki-laki masuk membelah lautan manusia kelaparan ini. Seketika semua mata berpusat padanya.
Entah itu karena jabatannya sebagai Presiden Sekolah (or we know as Ketua OSIS) atau karena ketampanannya. Kehadiran seorang Kim Doyoung selalu mampu menyita perhatian. Dimulai dari wajah putih bersihnya yang bisa mencerahkan harimu. Hingga sorot mata yang lebih tajam dari samurai. Setiap sudut dari paras rupawan Kim Doyoung terlalu sayang untuk dilewatkan.
"Dia tampan sekali." Celetuk Soojin tanpa bisa melepas tatapan kagum dari Kim Doyoung.
Eunseo disampingnya mengangguk setuju. "Seperti kakaknya."
"Ahh! Majja! Kakaknya juga ganteng!"
"Melihatnya setiap hari seperti berada di taman bunga." Gumam Suji masih terpaku pada setiap langkah tegas Doyoung.
Bahkan Dahyun sampai memukul gemas Hwang Eunbi disampingnya. Tak tahan lagi dengan ketampanan itu. "Eunbi-ya, kau sangat beruntung. Bagaimana rasanya bekerja dengannya?" Tanyanya mengingat posisi Eunbi sebagai Wakil Presiden Sekolah. Tentu Eunbi-lah yang paling sering bertemu dengan Doyoung.
"Tentu saja...." Eunbi tersenyum menggantungkan jawabannya. Dengan sengaja memusatkan atensi mereka padanya. "Sangat menyebalkan. Dia hanya manusia diktator yang narsis. Jangan terlalu memujinya."
Gumaman kesal keluar dari bibir kelima temannya. Lalu kembali pada piring masing-masing.
Umji menepuk pelan bahu Eunbi. "Eunbi-ya, jangan terlalu membencinya. Nanti kau bisa saja kena karma."
"Dia yang membuatku membencinya. Kau tahu? Dia selalu memberiku banyak pekerjaan, sementara dia bermanis muka didepan guru."
"Tapi dia juga banyak membantumu."
Eunbi terdiam sejenak dan mengangguk kecil. Selaan umji benar adanya. Setiap pekerjaan yang diberikan Doyoung selalu mereka selesaikan bersama. Wajah tampan Doyoung hanyalah bumbu pemanis ketika berhadapan dengan guru. Katanya untuk mempermulus keadaan. Tapi itu tak bisa mengurangi kekesalannya pada sang Presiden Sekolah.
"Setidaknya kau bisa mentolerir kebencianmu itu dengan wajah tampannya."
Eunbi merotasikan matanya jengah. "Wajah tampan tak menyelesaikan apapun."
Tidak ada hubungannya antara wajah dengan sifat seseorang. Walau keduanya sama-sama dapat diturunkan dari gen. Wajah memang penghias seseorang, tapi bukan berarti dia mencerminkan sifatnya juga. Sifat seseorang tidak dapat diukur dari wajahnya. Seperti kata pepatah 'Jangan menilai buku dari cover-nya'.
KAMU SEDANG MEMBACA
SinB as International Playgirl
FanfictionThis oneshoot story is about SinB and the boys Have enjoy [06-05-2021] #10 SinB [01-06-2021] #5 HwangEunBi [17-06-2021] #3 MoonBin [17-06-2021] #4 JaeBi [24-07-2021] #5 SinBin