Malam hari selepas mengerjakan PR, Suna pergi menonton tv dengan sang ayah.Saat sedang asik menonton, Suna teringat akan keinginannya masuk SMP negeri. Tapi ia tak yakin dengan kemampuannya yang sekarang. Akhirnya ia beranikan diri untuk berbicara pada ayahnya.
"Ayah, kalo Suna nggak dapet negeri gapapa kan yah?"
Ayah tersenyum lalu menjawab, "mau kamu masuk negeri atau swasta ayah dan ibu tidak akan marah. Asal kamu saat ini sampai nanti ujian, kamu jujur sama diri kamu, kamu udah semaksimal mungkin, dan jangan lupa selalu baik."
Suna pun tersenyum dan berucap "terima kasih ayah."
Lalu ia memikirkan kenapa dari dulu ayahnya menekankan kepadanya "selalu baik sama diri sendiri", tanpa ragu ia bertanya kembali.
"Ayah... Kenapa si ayah selalu bilang ke Suna harus baik sama diri sendiri? Walaupun kadang Suna suka jahat sama orang."
"Suna... Kamu sekarang mungkin masih suka jahat sama orang, karna kamu belum ngerti apa itu baik buat diri sendiri, dan apa itu baik buat orang lain. Tapi kamu udah belajar banyak, kamu udah baik sama diri sendiri contohnya kayak nggak tidur larut, nggak selalu main game, sudah terbiasa sembahyang. Itu udah baik buat diri kamu sendiri. Kalo kamu udah terbiasa baik sama diri sendiri pasti kamu akan baik juga ke orang lain."
Suna mengangguk setelah mendengar ceramah ayah. Sebenarnya banyak yang ia ingin tanyakan, tapi ia harus mencari jawabannya sendiri. Karna ia ingin tumbuh dewasa. Tapi Suna tidak mengerti bahwa tumbuh dewasa itu tidak selalu menyenangkan bahkan tidak menyenangkan.
Karna baginya jawaban itu untuk orang dewasa, dan pertanyaan untuk orang sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek di Hidup yang Singkat
Historia CortaPercakapan 2 orang. Tidak lebih.